Dodol Kriteria Dodol Yang Baik Resep Asli Dodol Ubi Jalar . Organoleptik

memiliki daging umbi yang berwarna jingga, dan ubi jalar ungu yang memiliki daging umbi yang berwarna ungu.

2.2. Dodol

Menurut Standar Nasional Indonesia, dodol adalah produk makanan yang dibuat dari tepung beras ketan, santan kelapa dan gula dengan atau tanpa penambahan bahan makanan dan bahan tambahan makanan lain yang diizinkan SNI, 1992. Sedangkan Anonymous 2008, menyatakan bahwa dodol merupakan salah satu jenis produk olahan hasil pertanian yang bersifat semi basah, berwarna putih sampai coklat, dibuat dari campuran tepung ketan, gula, dan santan dengan atau tanpa bahan pengawet.

2.3. Kriteria Dodol Yang Baik

Kriteria dodol yang baik sesuai dengan standar yang telah ditetapkan Departemen Perindustrian yaitu SNI 01- 2986- 1992 dapat dilihat pada tabel 1.2. berikut ini : Tabel 1.2. Syarat Mutu Dodol Berdasarkan SNI No. 01-2986-1992 Kriteria Satuan Persyaratan Keadaa Bau, Rasa, Warna - Normal, Normal khas, Normal Air bb Maks 20 Jumlah gula sebagai sukrosa bb Min 45 Protein N x 6,23 bb Min 3 Lemak bb Min 7 Pemanis buatan Tidak nyata Cemaran logam Timbal pb Tembaga cu Seng zn Mgkg Mgkg Mgkg Maks 1,0 Maks 10,0 Maks 40,0 Cemaran arsen As Mgkg Maks 0,5 Cemaran mikroba Elysa Qinah : Pengaruh KOnsentrasi Gula Pasir Dan Tepung Ketan Terhadap Sifat Kimia, Organoleptik Serta Daya Simpan Dodol Ubi Jalar Ungu, 2010. Kapang dan khamir Koloni g Tidak boleh ada Sumber: dewan Standarisasi Nasional 1992 di dalam Satuhu dan Sunarmani 2004 Kriteria dodol yang baik berdasarkan pengamatan dari tabel diatas adalah : a. Aroma : Aroma khas bahan yang digunakan dan tidak tengik. b. Rasa : Rasa pada umumnya manis, gurih dan khas bahan yang digunakan.

2.4. Resep Asli Dodol Ubi Jalar .

Resep asli dodol ubi jalar akan disajikan pada tabel 1.3. berikut ini : Tabel 1.3. Resep Asli Dodol Ubi Jalar Bahan Satuan Ubi jalar Gula pasir Tepung ketan Santan kelapa Vanili dan garam secukupnya 2000 g 800 g 250 g 500 ml Sumber: anonymous 2009

2.5. Komponen Bahan Pada Dodol Ubi Jalar Ungu

2.5.1. Tepung Ketan

Pati dapat digunakan sebagai bahan baku untuk industri pangan maupun non pangan. Dalam industri pangan pati digunakan antara lain pada industri tekstil, perekat kertas dan farmasi Soedarmadji et al, 2000. Beras ketan merupakan bahan baku utama dalam pembuatan dodol. Pati dari beras ketan memiliki kandungan amilopektin yang lebih tinggi dari pada amilosanya sehingga jika di tanak maka nasi ketan akan lebih pulen dari nasi biasa .adapun komposisi beras ketan putih dapat dilihat pada Tabel 1.4. Tabel 1.4. Komposisi Beras Ketan Putih Komponen Jumlah Elysa Qinah : Pengaruh KOnsentrasi Gula Pasir Dan Tepung Ketan Terhadap Sifat Kimia, Organoleptik Serta Daya Simpan Dodol Ubi Jalar Ungu, 2010. Kalori kal Protein g Lemak g Karbohidrat g Air g 362 6,7 0,7 79,4 12,0 Sumber : Satuhu danSunarmani 2004 Pati yang dihasilkan dari beras ketan disebut dengan tepung ketan. Tepung ketan dapat diperoleh dengan cara perendaman beras ketan selama 2-3 jam. Setelah itu, beras ketan dicuci bersih dan ditiriskan. Selanjutnya, beras ketan digiling dan diayak dengan ayakan berukuran 80 mesh sampai diperoleh tepung ketan yang halus. Semakin halus tepung ketan yang digunakan maka semakin baik karena akan mempercepat proses pengentalan dodol Satuhu dan Sunarmani, 2004.

2.5.2. Gula Pasir

Sugiyono 2002, menyatakan bahwa gula termasuk kedalam golongan senyawa yang disebut karbohidrat yang terdiri dari tiga golongan yaitu monosakarida, disakarida dan polisakarida. Monosakarida adalah contoh gula sederhana yang merupakan turunan disakarida. Apabila sukrosa dihidrolisis akan dihasilkan dua molekul gula sederhana yaitu satu molekul glukosa dan satu molekul fruktosa. Gula dalam bentuk glukosa, fruktosa, sukrosa, maltosa dan laktosa adalah suatu bahan yang umum digunakan sebagai pemanis. Kemanisan ini merupakan sifat gula yang dapat diukur secara subyektif dan objektif. Jenis gula yang digunakan dalam pembuatan dodol yaitu gula pasir. Gula pasir adalah butiran kecil seperti kristal yang terbuat dari proses hasil penggilingan tebu, berwarna putih, kering dan tidak kotor. Fungsi gula dalam pembuatan dodol yaitu memberikan aroma, rasa manis, pada dodol, sebagai pengawet dan membantu Elysa Qinah : Pengaruh KOnsentrasi Gula Pasir Dan Tepung Ketan Terhadap Sifat Kimia, Organoleptik Serta Daya Simpan Dodol Ubi Jalar Ungu, 2010. pembentukan lapisan keras atau tekstur pada dodol Gautara dan Soesarsono, 2005.

2.5.3. Santan

Santan kelapa adalah cairan berwarna putih susu yang diperoleh dengan melakukan dengan melakukan pemerasan daging buah kelapa yang telah diparut dengan penambahan air dalam jumlah tertentu. Santan yang digunakan yaitu santan kental. Santan kental penting dalam pembuatan dodol, karena banyak mengandung lemak sehingga dihasilkan dodol yang mempunyai rasa yang lezat dan membentuk testur kalis. Santan yang digunakan dalam pembuatan dodol diambil dari kelapa yang sudah tua, masih segar dan bersih Anonymous, 2009. Pembuatan santan dapat dilakukan dengan cara kelapa dikupas kemudian diambil dagingnya. Setelah itu daging buah dicuci dan diparut dengan alat parut sederhana atau mesin pemarut kelapa. Kelapa yang sudah diparut tersebut kemudian ditambah air hangat, diremas-remas dan diperas. Perasan pertama akan diperoleh santan yang kental. Selanjutnya ampas ditambahkan air kembali, diremas-remas dan diperas kembali hinggga diperoleh santan yang encer Satuhu dan Sunarmani, 2004 Tabel 1.5. Nilai gizi santan kelapa Komponen Gizi Santan Murni + Air 1:1 P rotein Lemak Karbohidrat Air Ph 4,20 gram 34,30 gram 5,60 gram 54,90 gram 2,00 gram 10,00 gram 7,60 gram 80,00 gram 6,25 Sumber : Satuhu danSunarmani 2004

2.5.4. Garam dan Vanili

Elysa Qinah : Pengaruh KOnsentrasi Gula Pasir Dan Tepung Ketan Terhadap Sifat Kimia, Organoleptik Serta Daya Simpan Dodol Ubi Jalar Ungu, 2010. Bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan dodol adalah Garam dapur NaCl dan vanili. Vanili memberikan aroma yang wangi pada dodol. Garam yang digunakan dalam pembuatan dodol adalah jenis garam dapur NaCl. Garam ini berfungsi untuk memantapkan rasa manis pada dodol, memberikan rasa gurih, menimbulkan rasa lezat dan membantu menghindari pertumbuhan bakteri sehingga memperpanjang daya simpan Anonymous, 2009.

2.6 . Sifat kimia

Pada penilaian sifat kimia pada dodol, parameter yang diamati antara lain :

2.6.1. Kadar Lemak

Lemak terdapat hampir pada semua bahan pangan dengan kandungan yang berbeda-beda. Tetapi lemak sering kali ditambahkan dengan sengaja kedalam bahan makanan dalam berbagai tujuan. Dalam pengolahan dalam bahan pangan lemak berfungsi sebagai media penghantar panas, menambah kalori, dan memperbaiki tekstur serta citrarasa bahan pangan Hardiansyah, 2000.

2.6.2. Kadar Gula

Pada makanan semi basah seperti dodol, gula pasir digunakan bahan pemanis yang sekaligus juga sebagai bahan pengawet. Apabila gula ditambahkan kedalam bahan pangan dalam konsentrasi yang tinggi, maka sebagian dari air yang ada menjadi tidak tersedia untuk pertumbuhan mikroorganisme dari bahan pangan menjadi berkurang Hardiansyah, 2000.

2.7. Organoleptik

Penilaian organoleteptik disebut juga penilaian dengan indera atau penilaian Elysa Qinah : Pengaruh KOnsentrasi Gula Pasir Dan Tepung Ketan Terhadap Sifat Kimia, Organoleptik Serta Daya Simpan Dodol Ubi Jalar Ungu, 2010. sensorik merupakan suatu cara penilaian yang paling sederhana. Penilaian organoleptik banyak digunakan untuk menilai mutu komoditi hasil pertanian dan makanan. Penilaian dengan cara ini banyak disenangi karena dapat dilaksanakan dengan cepat dan langsung. Kadang-kadang penilaian ini dapat memberikan hasil penelitian yang sangat teliti , sifat subjektif pangan lebih umum disebut organoleptik atau sifat inderawi karena penilaiannya didasarkan pada rangsangan sensorik pada organ indera Soekarto, 2002. Penerimaan kesukaan seseorang sangat terkait dengan mutu suatu produk. Faktor penting yang berpengaruh terhadap penurunan mutu produk diantaranya adalah Pertumbuhan organisme, aktivitas enzim dan reaksi kimia yang terjadi yang berasal dari bahan pangan itu sendiri, gangguan serangga parasit dan tikus, suhu penyimpanan yang tidak sesuai, adanya reaksi dengan oksigen, cahaya dan waktu Hardiansyah, 2000. Soekarto 2002, mengemukakan bahwa uji penerimaan meliputi uji kesukaan hedonik dan uji mutu hedonik. Dalam uji hedonik panelis diminta untuk menyatakan tanggapan pribadinya tentang tingkat kesukaan terhadap suatu produk. Tingkat kesukaan ini disebut skala hedonik yang dapat direntangkan atau diciutkan menurut rentangan skala yang dikehendaki. Kemudian dalam analisis data skala hedonik tersebut ditransformasikan dalam skala numerik dan dilakukan analisis statistik.

2.8. Daya simpan