Penentuan Nilai Temperatur Penentuan Level Terkode Central Composite Design CCD

biokatalis pada reaksi epoksidasi dengan ditetapkan jumlah biokatalis pada level terkode sebagai center point sebesar 5 dalam desain response surface methodology RSM yang akan digunakan.

4.1.2.2 Penentuan Nilai Temperatur

Reaksi epoksidasi dengan biokatalis pada umumnya dapat bereaksi pada temperatur antara 25 – 50 °C. Untuk menentukan nilai atau harga temperatur pada level terkode mengacu pada penelitian Rusch gen Klass 1996 yang melakukan penelitian epoksidasi asam lemak tidak jenuh pada minyak kedelai untuk merubah ikatan rangkap karbon C=C pada temperatur 40 °C, dan T. Vlcek dan Z. S. Petrovic 2006 yang melakukan penelitian optimasi epoksidasi minyak kedelai secara enzimatik pada suhu 25 °C dan 50°C. Maka dilakukan percobaan epoksidasi dari ketiga biokatalis yaitu Candida antarctica, Rhizomucor miehei dan Carica papaya dengan variasi temperatur reaksi sebesar 30 °C, 40°C, 50°C dan 60°C. Reaksi dilakukan dengan besar konsentrasi ketiga biokatalis sebesar 5 bb dan waktu reaksi selama 24 jam. Setelah waktu reaksi mencapai 24 jam dilakukan pengambilan sampel guna dianalisa bilangan oksirannya. Hasil percobaan dapat dilihat pada Tabel 9 dan Gambar 14 berikut dibawah ini. Tabel 9. Pengaruh Level Temperatur Terhadap Bilangan Oksiran Bilangan Oksiran Oksigen Level Temperatur O C CA RM CP 30 1,6742 0,0231 0,0218 40 2,2142 0,0346 0,0187 50 1,6311 0,0282 0,0134 Azhar Ramadhani Tarigan 067022002 Magister Teknik Kimia -USU Azhar Ramadhani Tarigan : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Secara Enzimatis, 2009 USU Repository © 2008 60 0,9723 0,0246 0,0141 Konsentrasi Biokatalis : 5 bb dan Waktu S : 24 Jam Keterangan : CA : Candida Antartica ; RM : Rhizomucor meihei CP : Carica papaya Gambar 14. Pengaruh Level Temperatur Terhadap Bilangan Oksiran Oksigen Dari Gambar 14 dapat diketahui bahwa untuk reaksi yang melibatkan Candida antarctica , Rhizomucor meihei, dan Candida antarctica. Perolehan bilangan oksiran oksigen terbaik terdapat pada enzim Candida antarctica. Perolehan produk epoksi meningkat hingga temperatur 40 O C, tetapi pada saat temperatur yang lebih tinggi digunakan 50 O C dan 60 O C, aktifitas lipase menurun sehingga perolehan epoksi juga mengalami penurunan. Berdasarkan hasil di atas, ditetapkan temperatur 40 O C sebagai nilai center point dalam desain response surface methodology RSM yang akan digunakan.

4.1.2.3 Penentuan Waktu Reaksi