bermasalah adalah kredit yang memiliki kualitas dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan, dan macet.
NPL diformulasikan secara matematis sebagai berikut:
NPL =
Kredit Total
macet diragukan
lancar kurang
Kredit +
+
x 100
II.2.2 Capital Adequacy Ratio CAR
Menurut Sitompul 2005 bahwa: modal merupakan hal penting dalam menilai kemampuan bank menghadapi situasi yang sulit. Alasannya adalah risiko
bisnis yang dihadapi bank harus ditanggung oleh pemegang saham, bukan oleh nasabah penyimpan deposan. Oleh karena itu, salah satu aspek penting
yang dimonitor oleh pengawas adalah kecukupan modal suatu bank. Ketentuan permodalan bank didasarkan pada standar Bank for International
Settlements BIS, agar perbankan di Indonesia mampu bersaing dengan perbankan Internasional.
Sedangkan Siamat 2005 menyatakan bahwa: penggunaan modal bank dimaksudkan untuk memenuhi segala kebutuhan guna menunjang kegaitan
operasi bank. Jumlah modal bank dianggap tidak mencukupi apabila tidak memenuhi maksud-maksud tersebut. Namun dalam praktiknya, menetapkan
berapa besarnya jumlah wajar kebutuhan modal suatu bank adalah tugas yang cukup kompleks. Modal merupakan faktor penting dalam upaya
mengembangkan usaha bank. Bank Indonesia sebagai otoritas moneter menetapkan ketentuan mengenai kewajiban penyediaan modal minimum yang
harus selalu dipertahankan setiap bank. Ketentuan pemenuhan permodalan minimum bank disebut juga Capital Adequacy Ratio CAR.
Margaretha 2007 menyatakan bahwa: CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko
kredit, penyertaan, dan surat berharga tagihan pada bank lain ikut dibiayai dari dana modal bank, di samping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber
di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman utang, dan lain-lain. Dengan kata lain, capital adequacy ratio adalah rasio kinerja bank untuk menunjang
akitva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan.
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
CAR diformulasikan secara matematis sebagai berikut: CAR =
ATMR Risiko
Menurut Tertimbang
Aktiva Bank
Modal x 100
Perhitungan kebutuhan modal didasarkan pada ATMR. Menurut Widjarnarko 1997 menyatakan bahwa: ATMR dalam perhitungan ini mencakup baik
aktiva yang tercantum dalam neraca maupun aktiva yang bersifat administratif sebagaimana tercermin pada kewajiban yang masih bersifat kontinjen dan atau
komitmen yang disediakan oleh bank bagi pihak ketiga. Terhadap masing- masing jenis aktiva tersebut ditetapkan bobot risiko yang besarnya didasarkan
pada kadar risiko yang terkandung pada aktiva itu sendiri atau bobot risiko yang didasarkan pada golongan nasabah, penjamin, atau sifat barang jaminan.
II.2.3 Return on Equity ROE