BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konseptual
Untuk menggambarkan pengaruh antara variabel independen X terhadap variabel dependen Y maka kerangka konseptual dari penelitian ini digambarkan
sebagai berikut:
GPM X
1
Price Earning Ratio
Z NPM
X
2
ROA X
3
ROE X
4
EPS X
5
Harga Saham Y
Gambar 3.1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual menunjukkan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Harga
Saham Y sedangkan variabel independen terdiri dari Gross Profit Margin X
1
, Net Profit Margin X
2
, Return On Assets X3, Return On Equity X4, dan Earning Per Share X5. Rasio profitabilitas adalah ukuran untuk mengetahui seberapa jauh
aktivitas manajemen dalam mengelola perusahaannya. Efektifititas manajemen meliputi kegiatan fungsional manajemen, seperti keuangan, pemasaran, sumber daya
24
Universitas Sumatera Utara
manusia dan operasional. Jadi banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas yang kemudian meningkatkan atau menurunkan laba. Meskipun demikian,
analisis rasio keuntungan dapat memberikan gambaran keuntungan yang diperoleh perusahaan.
Harga saham digunakan sebagai proksi nilai perusahaan karena harga saham merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila investor ingin
memiliki suatu bukti kepemilikan atas suatu perusahaan, jadi semakin tinggi nilai perusahaan semakin besar kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan.
Harga saham yang terjadi di pasar modal selalu mengalami perubahan setiap harinya hal ini disebabkan oleh perubahan penilaian masyarakat terhadap nilai saham
perusahaan yang bersangkutan. Penentuan harga saham dapat dilakukan melalui analisis teknikal dan analisis fundamental. Pada analisis teknikal harga saham
ditentukan berdasarkan catatan harga saham di waktu yang lalu, sedangkan dalam analisis fundamental harga saham ditentukan atas dasar faktor-faktor fundamental
yang mempengaruhinya, seperi rasio profitabilitas yang terdiri dari GPM, NPM, ROA, ROR dan EPS.
Price Earning Ratio menunjukan ratio antara harga saham per lembar yang berlaku di pasar modal dengan tingkat keuntungan bersih yang tersedia bagi
pemegang saham. PER sebagai variabel moderating untuk memperkuat atau memperlemah pengaruh variabel profitabilitas terhadap harga saham. Besarnya nilai
PER biasanya terkait dengan rasio-rasio yang sering digunakan dalam perusahaan misalnya profitabilitas, likuiditas dan solvabilitas, sehingga perusahaan-perusahaan
Universitas Sumatera Utara
yang berada dalam tahap pertumbuhan biasanya memiliki PER yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang berada dalam kondisi yang sudah mapan.
Harga saham juga akan mempengaruhi PER. Maka pendekatan lain dalam menilai harga saham adalah dengan mencari faktor-faktor yang diduga mempengaruhi PER
secara nyata, kemudian dibuat suatu model tersebut untuk menilai PER perusahaan di masa yang akan datang, sehingga dapat dinilai pada kewajaran harga saham
perusahaan. Menurut Husnan 2001: 94 banyak sekali investor hanya mengambil PER sebagai pembanding dan beranggapan bahwa PER rendah berarti perusahaan
tersebut dijual dengan harga murah. Anggapan ini tidak sepenuhnya benar. Sebab seringkali PER yang rendah dibandingkan industri malah mengindikasikan adanya
masalah pada perusahaan tersebut. Selain PER menjadi kurang relevan menilai kinerja operasional perusahaan karena distorsi angka laba rugi bersih akibat
penerapan metode akuntansi pada laba rugi ataupun akibat selisih kurs.PER digunakan dalam analisis penilaian saham adalah karena memudahkan analisa.
3.2. Hipotesis