Pengujian Asumsi Klasik Hipotesis Pertama

mampu menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Rata-rata dari NPM adalah sebesar 0,866 dengan standart deviasi 1.57038 hal ini menunjukkan bahwa kondisi NPM perusahaan sampel sangat berfluktuasi karena selisih antara NPM maximum dengan NPM minimum cukup besar, nilai standart deviasi NPM lebih besar dari nilai rata-rata NPM. Hal ini mengindikasikan bahwa variabel NPM tidak berdistribusi normal. Berdasarkan Tabel 5.1 diketahui bahwa nilai GPM minimum sebesar - 43906,94 menunjukkan bahwa kinerja perusahaan yang kurang baik karena perusahaan tidak mampu memberikan keuntungan bagi pemegang sahamnya. Nilai GPM maximum sebesar 1,00 menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik karena perusahaan mampu menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Rata- rata dari GPM adalah sebesar -377,92 dengan standart deviasi 4008,11 hal ini menunjukkan bahwa kondisi GPM perusahaan sampel sangat berfluktuasi karena selisih antara GPM maximum dengan GPM minimum cukup besar, nilai standart deviasi GPM lebih besar dari nilai rata-rata GPM. Hal ini mengindikasikan bahwa variabel GPM tidak berdistribusi normal.

5.1.2. Pengujian Asumsi Klasik Hipotesis Pertama

Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik, analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Apabila terjadi penyimpangan dalam pengujian asumsi klasik perlu dilakukan perbaikan terlebih dahulu. Universitas Sumatera Utara 5.1.2.1. Uji normalitas Uji normalitas berguna untuk mengetahui apakah variabel dependen dan variabel independen yang digunakan dalam penelitian mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah model yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Hasil uji normalitas data dengan normal Probability Plot dalam penelitian ini dapat ditunjukkan pada gambar 5.1 berikut ini: Sumber: Hasil Penelitian, 2010 Data diolah Gambar 5.1. Hasil Uji Normalitas Sebelum Dilakukan Transformasi Universitas Sumatera Utara Dari Gambar 5.1 terlihat bahwa titik-titik menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Selain itu uji normalitas data dapat dilakukan dengan menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S, pengujian ini adalah pengujian paling valid atas asumsi normalitas. Untuk mengetahui hasil uji normalitas dari masing-masing variabel dengan uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada Tabel 5.2 berikut: Tabel 5.2 Uji Kolmogorov-Smirnov Sebelum Transformasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardize d Residual N 120 Mean .0000000 Normal Parameters a,,b Std. Deviation 1.57566522E4 Absolute .300 Positive .260 Most Extreme Differences Negative -.300 Kolmogorov-Smirnov Z 3.288 Asymp. Sig. 2-tailed .000 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Hasil Penelitian, 2011 Data diolah Dari hasil uji normalitas pada Tabel 5.2 dapat dilihat bahwa variabel GPM, NPM, ROA, ROE, EPS, HGS dan PER memiliki data yang tidak berdistribusi normal karena nilai signifikansi dari masing-masing variabel sebesar 0,000 0,05. Untuk mengubah nilai residual agar berdistribusi normal, peneliti melakukan transformasi data dengan Logaritma natural Ln dengan menggunakan SPSS. Caranya adalah Universitas Sumatera Utara dengan melakukan logaritma natural terhadap semua variabel yang tidak berdistribusi normal. Setelah itu, data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas. Hasil uji normalitas setelah melakukan transformasi data yang tidak normal tersebut dapat dilihat dari gambar normalitas Probability Plot pada Gambar 5.3 berikut ini: Sumber: Hasil Penelitian, 2010 Data diolah Gambar 5.2 Hasil Uji Normalitas Setelah Dilakukan Transformasi Dari grafik normal Probability Plot pada Gambar 5.2 terlihat bahwa setelah dilakukan transformasi data menggunakan logaritma natural, grafik P-P Plot memperlihatkan titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal yang menunjukkan pola distribusi normal. Untuk meyakinkan bahwa data Universitas Sumatera Utara penelitian ini benar-benar normal, maka akan dilakukan pengujian uji statistik non parametrik dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov seperti yang terdapat dalam Tabel 5.3 berikut: Tabel 5.3. Uji Kolmogorov-Smirnov Setelah Transformasi Unstandardize d Residual N 69 Mean .0000000 Normal Parameters a,,b Std. Deviation 1.38640121 Absolute .090 Positive .090 Most Extreme Differences Negative -.081 Kolmogorov-Smirnov Z .744 Asymp. Sig. 2-tailed .638 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Hasil Penelitian, 2011 Data diolah Dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov pada Tabel 5.3 dapat dilihat bahwa setelah dilakukan transformasi data dengan logaritma natural, maka semua data variabel yang diuji menjadi normal dengan nilai signifikansi dari masing-masing variabel lebih besar dari 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data telah berdistribusi normal. 5.1.2.2. Uji heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat grafik Scatter-Plot antara nilai prediksi variabel terkait ZPRED dengan residualnya SRESID. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas dan jika tidak ada Universitas Sumatera Utara pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Di mana Y adalah nilai residual dan X adalah nilai yang telah diprediksi. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada grafik Scatter-Plot berikut ini: Sumber: Hasil Penelitian, 2010 Data diolah Gambar 5.3. Uji Heteroskedastisitas Dari grafik Scatterpplot pada Gambar 5.3 dapat dilihat bahwa tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menyimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai. 5.1.2.3. Uji autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode tertentu dengan kesalahan pengganggu periode Universitas Sumatera Utara sebelumnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan pengujian Durbin-Watson DW. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada Tabel 5.4 berikut ini: Tabel 5.4. Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .811 a .658 .633 1.30063 1.544 a. Predictors: Constant, Ln_EPS, Ln_GPM, Ln_ROA, Ln_ROE, Ln_NPM b. Dependent Variable: Ln_HGS Sumber: Hasil Penelitian, 2011 Data diolah Nilai D-W tersebut berada di antara 1,5 sampai 2,5 berarti tidak terjadi autokorelasi pada model regresi yang digunakan. a. Jika nilai D-W berada di bawah 0 sampai 1,5 berarti ada autokorelasi positif. b. Jika nilai D-W berada di antara 1,5 sampai 2,5 berarti tidak terjadi autokorelasi. c. Jika nilai D-W berada di atas 2,5 berarti ada autokorelasi negatif. Dari Tabel 5.4 dapat dilihat bahwa nilai Durbin-Watson dalam penelitian ini sebesar 1,544, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi pada model yang digunakan pada penelitian ini. 5.1.2.4. Uji multikolinieritas Uji Multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas independen, model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Untuk mendeteksi ada tidaknya Universitas Sumatera Utara multikolinieritas yaitu dengan melihat Tolerance Value dan Variance Inflation Factor VIF. Multikolinieritas terjadi jika nilai tolerance 0,10 dan VIF 10 atau jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya di atas 0,9. Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada Tabel 5.5 beikut: Tabel 5.5. Uji Multikolinieritas Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta Tolerance VIF Constant 2.789 .962 Ln_GPM -.164 .243 -.053 .841 1.190 Ln_NPM .165 .365 .061 .276 3.621 Ln_ROA .058 .203 .030 .472 2.120 Ln_ROE -.310 .222 -.163 .374 2.676 1 Ln_EPS .785 .084 .863 .592 1.690 a. Dependent Variable: Ln_HGS Sumber: Hasil Penelitian, 2011 Data diolah Berdasarkan hasil pengujian multikolinieritas pada Tabel 5.5 dapat dilihat bahwa nilai tolerance pada variabel LnGPM, LnNPM, LnROA, LnROE dan LnEPS 0,10 dan VIF-nya 10. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi korelasi antar variabel independen artinya tidak terjadi multikolinieritas.

5.2. Hasil Analisis Data Model Pertama

Dokumen yang terkait

Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governace dan profitabilitas Terhadap Harga Saham Dengan corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Sektor Industri Barang Industri yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 46 93

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 4 21

Pengaruh Rasio Likuiditas, Profitabilitas, dan Solvabilitas Terhadap Harga Saham Dengan Price Earning Ratio (PER) Sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2014

0 4 79

Pengaruh Dividend Payout Ratio, Size Dan Earning Growth Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Dividend Payout Ratio, Size Dan Earning Growth Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Dividend Payout Ratio, Size Dan Earning Growth Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 6

Pengaruh Dividend Payout Ratio, Size Dan Earning Growth Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 15

Pengaruh Dividend Payout Ratio, Size Dan Earning Growth Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Chapter III V

0 0 35

Pengaruh Dividend Payout Ratio, Size Dan Earning Growth Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Dividend Payout Ratio, Size Dan Earning Growth Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 4