Hubungan Antara Umur dengan Kecelakaan Kerja

terlebih lagi dalam bentuk perencanaan. Sedangkan dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 mengenai Program JAMSOSTEK, pengertian kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubungan dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja dan pulang kerumah melalui jalan biasa atau wajar dilalui. Bab I pasal 1 butir 6 . Berdasarkan hasil penelitian, buruh konstruksi yang pernah mengalami kecelakaan kerja 35 lebih sedikit daripada buruh konstruksi yang tidak mengalami 65 kecelakaan kerja, buruh konstruksi yang berumur 29 tahun 53,3 lebih banyak dari buruh konstruksi yang berumur 29 tahun 46,7, masa kerja buruh konstruksi yang 6 tahun 50 lebih banyak dari masa kerja buruh konstruksi yang berada diantara 6-10 tahun 16,7 dan masa kerja buruh konstruksi yang 10 tahun 33,3, buruh konstruksi yang bekerja di unit struktur 38,3 lebih banyak dari buruh konstruksi yang bekerja di unit arsitektur 35 dan unit mekanikalelektrikal 26,7 dan buruh konstruksi yang bekerja 8 jamhari 53,3 lebih banyak dibandingkan dengan buruh konstruksi yang bekerja 8 jamhari 46,7

6.3 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kecelakaan Kerja

6.3.1 Hubungan Antara Umur dengan Kecelakaan Kerja

Umur mempunyai pengaruh yang sangat penting terhadap kejadian kecelakaan kerja. Dessler 1998 dalam Sukamto 2004 mengemukakan bahwa kecelakaan umumnya paling sering terjadi antara usia 17 dan 29 tahun, kemudian akan turun sesudah mencapai titik terendah pada akhir 60 tahun dan 70 tahun. ILO 1989 dalam Arifin 2004 menyimpulkan bahwa pekerja usia muda cenderung lebih sering mengalami kecelakaan karena pekerja usia muda cenderung masih kurang dalam pengalaman kerja. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara umur dengan kecelakaan kerja. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Romi 2005 bahwa terdapat hubungan antara umur dengan kejadian kecelakaan kerja di PT. Guanusa Utama Fabricans Grenyang. Sama halnya dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Kadarwati 2006 bahwa terdapat hubungan antara umur dengan kecelakaan kerja di Pabrik Frame Kaca Mata PT. Luxindo Nusantara Semarang Pvalue : 0,044 . Jika dilihat dari hasil uji statistik, diketahui nilai OR=6,8 yang artinya adalah buruh konstruksi yang berumur 29 tahun memiliki resiko kecelakaan 6,8 kali lebih besar dari buruh konstruksi yang berumur 29 tahun. Semakin muda umur seseorang dalam bekerja akan mempengaruhi resiko kecelakaan kerja, karena buruh konstruksi yang berumur muda hanya mempunyai pengalaman kerja yang sedikit. Pada penelitian ini, buruh konstruksi yang berumur 29 tahun dan mengalami kecelakaan kerja 53,1 lebih banyak dibandingkan dengan buruh konstruksi yang berumur 29 tahun dan mengalami kecelakaan kerja 14,3 . Hal ini mungkin disebabkan karena beban pekerjaan proyek yang besar hingga proyek membutuhkan buruh konstruksi yang relatif muda 29 tahun. Oleh karena itu, sebaiknya pihak perusahaan mengadakan pelatihan kepada buruh konstruksi yang berumur muda untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja dan meningkatkan frekuensi pelatihan K3 khusus mengenai pengetahuan secara berkala. Menurut Siluka yang dikutip oleh Helliyanti 2009, tujuan dari pelatiahan secara umum adalah meningkatkan produktivitas, mutu, ketepatan dalam perencanaan sumber daya manusia, semangat kerja, menunjang pertumbuhan pribadi dan menjaga kesehatan dan keselamatan kerja.

6.3.2 Hubungan Antara Masa Kerja dengan Kecelakaan Kerja