Hubungan Antara Masa Kerja dengan Kecelakaan Kerja

Oleh karena itu, sebaiknya pihak perusahaan mengadakan pelatihan kepada buruh konstruksi yang berumur muda untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja dan meningkatkan frekuensi pelatihan K3 khusus mengenai pengetahuan secara berkala. Menurut Siluka yang dikutip oleh Helliyanti 2009, tujuan dari pelatiahan secara umum adalah meningkatkan produktivitas, mutu, ketepatan dalam perencanaan sumber daya manusia, semangat kerja, menunjang pertumbuhan pribadi dan menjaga kesehatan dan keselamatan kerja.

6.3.2 Hubungan Antara Masa Kerja dengan Kecelakaan Kerja

Masa kerja merupakan faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya kecelakaan akibat kerja. Kewaspadaan terhadap kecelakaan akibat kerja bertambah baik sejalan dengan pertambahan usia dan lamanya kerja di tempat kerja yang bersangkutan Suma’mur 1989. Berdasarkan hasil analisis bivariat diperoleh p value sebesar 0.007 0,05 hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara masa kerja dengan kecelakaan kerja yang dialami oleh buruh konstruksi. Hal yang sama telah dikemukakan oleh Kadarwati 2006 didalam penelitiannya bahwa terdapat hubungan antara masa kerja dengan kecelakaan kerja di Pabrik Frame Kaca Mata PT. Luxindo Nusantara Semarang Pvalue : 0,012. Dari hasil penelitan didapatkan bahwa buruh konstruksi yang mengalami kecelakaan kerja dan masa kerjanya 6 tahun 53,3 lebih banyak dari masa kerja buruh konstruksi yang berada diantara 6-10 tahun 30 dan masa kerja buruh konstruksi yang 10 tahun 10. Jika masa kerja dihubungkan dengan umur buruh konstruksi maka akan ditemukan hubungan yang cukup signifikan antara kedua variabel tersebut, karena buruh konstruksi yang berumur 29 tahun memiliki masa kerja baru. Dari tabel 5.8 bisa diketahui bahwa masih ditemukannya kecelakaan kerja pada buruh konstruksi yang masa kerjanya berada diantara 6-10 tahun dan 10 tahun, hal ini mungkin disebabkan oleh beban kerja yang dipikul besar sehingga mempengaruhi kinerja buruh konstruksi tersebut dan hasil akhirnya adalah kecelakaan kerja. Oleh karena itu, sebaiknya pihak perusahaan mengadakan pelatihan kepada buruh konstruksi yang masa kerjanya baru untuk menambah wawasan tentang K3 agar dapat terhindar dari kecelakaan kerja. Setelah itu, meningkatkan frekuensi pelatihan K3 khusus mengenai pengetahuan secara berkala. Menurut Siluka yang dikutip oleh Helliyanti 2009, tujuan dari pelatiahan secara umum adalah meningkatkan produktivitas, mutu, ketepatan dalam perencanaan sumber daya manusia, semangat kerja, menunjang pertumbuhan pribadi dan menjaga kesehatan dan keselamatan kerja.

6.3.3 Hubungan Antara Unit Pekerjaan dengan Kecelakaan Kerja