1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pajak merupakan pembayaran yang diwajibkan kepada setiap warga negara yang kontraprestasinya tidak bersifat langsung. Penerimaan pajak bagi suatu
negara merupakan suatu pos penerimaan yang penting. Melalui pajak, pemerintah dapat mengatur keseimbangan kehidupan perekonomian dan pemanfaatan dana
untuk membangun prasarana yang dibutuhkan masyarakat. Semakin besar penerimaan pembayaran pajak, makin besar pula kemudahan dan pelayanan
masyarakat yang mampu disediakan pemerintah secara langsung dalam mewujudkan pengabdian, kewajiban, dan peran serta dalam pembangunan dan
kehidupan bernegara. Direktorat Jenderal Pajak, 2013
Pada banyak negara berkembang, sering kali pajak menjadi pos penerimaan terbesar, seperti halnya di Indonesia. Di Indonesia, pajak menyumbangkan
pendapatan negara lebih dari 70. Salah satu pajak yang dibebankan oleh pemerintah kepada masyarakatnya adalah Pajak Penghasilan PPh. Pajak
Penghasilan PPh adalah pajak yang terutang atas penghasilan yang menjadi kewajiban bagi wajib pajak orang pribadi atau badan atas penerimaan yang berupa
gajiupah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lainnya sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
2
Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP adalah komponen pengurang dalam penghitungan Pajak penghasilan PPh Pasal 21, yaitu sebagai komponen
pengurang dalam pemotongan penghasilan yang dapat dikenakan tarif pajak yang terutang. Semakin besar batas Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP akan
semakin kecil pajak terutang yang disetor oleh wajib pajak orang pribadi atau badan.
Dalam tahun tertentu, penerimaan Pajak Penghasilan PPh perseorangan ditentukan olehpotensi penerimaan dancoverage ratioyaituperbandingan antara
besarnya pajak yang telah dipungut dibandingkan besarnya potensi pajak yang seharusnya dapat dipungut. Dengan kata lain, Penghasilan Tidak Kena Pajak
PTKP mempengaruhi penerimaan Pajak PenghasilanPPh perseorangan melalui potensi pajaknya dan dalam kondisi tertentu, naiknya Penghasilan Tidak Kena
Pajak PTKP berpengaruh negatif pada potensi penerimaan Pajak Penghasilan PPh perseorangan melalui penurunan jumlah pembayar pajak dan penurunan
jumlah pajak yang harus dibayar oleh pembayar pajak. Di lain pihak terjadi kenaikan konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat akibat perubahan Pendapatan
Tidak Kena Pajak PTKP. Peningkatan konsumsi akan mempengaruhi penerimaan pajak tidak langsung atau Pajak Pertambahan Nilai PPN.
Keberadaan Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP sebenarnya adalah untuk memberikan keringanan kepada penduduk yang memiliki penghasilan rendah.
Namun keringanan ini harus mengacu kepada perkembangan kehidupan sosial dan ekonomi yang terjadi pada masyarakat kelas bawah.
3
PenghasilanTidakKenaPajak PTKP diatur dalam Pasal 7 Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Undang - Undang Nomor 36 Tahun 2008
tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan.
Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP tahun 2013 sendiri diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 162PMK.0112012 tentang
Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak yang ditetapkan pada tanggal 22 Oktober 2012. Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP 2013 ini berlaku
mulai tanggal 1 Januari 2013. Terhitung mulai Januari 2013, pemerintah telah menaikkan batas
Penghasilan Tidak Kena PajakPTKP yang semula Rp. 15.840.000 kini dinaikkan menjadi Rp. 24.300.000 per tahunnya atau per bulan Rp. 2.025.000
untuk setiap wajib pajak lajang. Sedangkan tambahan bagi yang menikah dan tambahan tanggungan yang dulunya hanya Rp. 1.320.000 kini dinaikkan masing-
masing menjadi Rp. 2.025.000. Dengan semakin besarnya pengurang, maka pajak akan semakin kecil.
Pertumbuhan kelas menengah Indonesia adalah yang terbesar di dunia setelah Cina dan India. Pertumbuhan kelas menengah ini merupakan sasaran
empuk para pembuat produk. Rata-rata mereka adalah orang muda yang berpenghasilan tinggi, melek teknologi, dan ingin serba mudah. Sebagian besar
dari mereka adalah warga yang gemar berbelanja. Kenaikan Penghasilan Tidak Kena PajakPTKP ini sepertinya diharapkan untuk menciptakan multiplier
4
effectatauefekpenggandadibidang perpajakan. Semakin banyak orang yang berbelanja akan membuat korporasi penghasil produk, berlomba-lomba
menghasilkan produk barang dan jasa untuk dikonsumsi. Sehingga omzetnya bertambah demikian juga dengan labanya yang kemudian nantinya akan dipajaki.
Pajak yang terkumpul dalam pundi-pundi Anggaran Pendapatan Belanja Negara APBN pun akan meningkat dan harapannya mampu mencapai target
sebagaimana yang dibebankan tersebut.Candra, 2012 Kenaikan Pajak Tidak Kena Pajak PTKP ini menjadi salah satu strategi
makro ekonomi pemerintah untuk menekan tingkat inflasi yang terus merangkak naik dan untuk memberikan stimulus konsumsi domestik sehingga dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Kenaikan Pajak Tidak Kena Pajak PTKP juga diharapkan dalam jangka panjang akan meningkatkan penerimaan pajak.
Darwis, 2012 Oleh karena itu, melihat permasalahan tersebut penulis tertarik untuk
mengadakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM berjudul “PENGARUH PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK PTKP
TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN PPh PASAL 21 DI KANTOR PELAYANAN PAJAK KPP PRATAMA LUBUK PAKAM”.
5
B. Tujuan Dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM