15
2.1 3 Capital Adequacy Ratio
Bank yang melakukan praktik Manajemen Laba disebabkan oleh faktor penururnan nilai dari Capital Adequacy Ratio. Bank Indonesia sebagai pengawas
semua bank yang ada di Indonesia menerapkan cara penilaian CAR suatu bank berdasarkan pada laporan keuangan. Penilaian CAR dengan menggunakan
laporan keuangan itulah yang menyebabkan manajer memiliki inisiatif untuk melakukan manajemen laba agar perusahaan mereka dapat memenuhi kriteria
Dalam formula CAR dibandingkan antara modal dengan semua jenis aktiva yang dianggap mengandung risiko atau yang lazim disebut aktiva tertimbang
menurut resiko ATMR. CAR menunjukkan sejauh mana penurunan aset bank masih dapat ditutup oleh ekuitas bank yang tersedia, semakin tinggi CAR semakin
baik kondisi sebuah bank. BI menerapkan CAR yaitu kewajiban penyediaan modal minimum yang harus selalu dipertahankan oleh tiap bank sebagai suatu
proporsi tertentu dari total ATMR.
2.1.4 Leverage
Rasio leverage leverage ratios mengukur sejauh mana aktiva perusahaan telah dibiayai oleh penggunaan hutang. Semakin tinggi rasio leverage maka
semakin banyak aktiva yang didanai hutang oleh pihak kreditor, sehingga menunjukan resiko perusahaan dalam pelunasannya, hal ini dapat memicu
terjadinya praktik manajemen laba. Leverage berguna untuk melihat dua aspek yaitu
1. Melihat modal yang dimiliki oleh sebuah bank apakah jumlahnya sebanding dengan jumlah hutangnya.
Universitas Sumatera Utara
16
2. Lebih banyaknya dana yang berasal dari pihak ketiga menunjukkan bahwa bank memperoleh manfaat untuk memutarkan dana tersebut hanya dengan
modal yang relatif kecil Perusahaan yang memiliki hutang tinggi akan memilih kebijakan akuntansi
dengan menggeser laba masa depan ke masa sekarang. Perusahaan yang memiliki hutang besar, memiliki kecenderungan melanggar perjanjian hutang jika
dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki hutang lebih kecil Mardiyah, 2005
2.1.5 Karakteristik Komite Audit
Bapepam dan BEI telah mengeluarkan peraturan yang memperkuat independensi dan efektivitas komite audit. Salah satunya yaitu mewajibkan
perusahaan yang terdaftar di Bel memiliki komite audit. Peraturan tersebut berisi tentang karakter yang harus dimiliki oleh komite audit, tugas, wewenang dan hak
komite audit dalam perusahaan. Diharapkan bahwa perusahaan yang telah mempunyai komite audit dapat terhindar dari masalah manajemen laba. Sesuai
dengan Kep. 29PM2004, Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan tugas pengawasan pengelolaan perusahaan.
Keberadaan Komite Audit sangat penting bagi pengelolaan perusahaan. Komite audit merupakan komponen baru dalam sistem pengendalian perusahaan. Selain
itu Komite audit dianggap sebagai penghubung antara pemegang saham dan dewan komisaris dengan pihak manajemen dalam mengenai masalah
pengendalian. Komite audit yang berfungsi optimal diaharapkan mampu mengurangi upaya perusahaan untuk melakukan manajemen laba dan memastikan
Universitas Sumatera Utara
17
direksi bertindak dengan mementingkan kepentingan pemegang saham. Elemen komite audit yang diperiksa adalah ukuran komite audit, keahlian keuangan
komite audit, pengalaman industry komite audit, frekuensi kegiatan komite audit, tingkat kehadiran rata-rata komite audit dalam kegiatan yang melibatkan mereka.
Hal-hal ini menunjukkan kompetensi dan efisiensi kerja komite audit. Komite audit merupakan salah satu komponen GCG yang berperan penting dalam sistem
pelaporan keuangan yaitu dengan mengawasi partisipasi manajemen dan auditor independen dalam proses pelaporan keuangan. Komite audit bertugas membantu
dewan komisaris untuk memastikan bahwa: i laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, ii struktur
pengendalian internal perusahaan dilaksanakan dengan baik, iii pelaksanaan audit internal maupun eksternal dilaksanakan sesuai dengan standar audit yang
berlaku, dan iv tindak lanjut temuan hasil audit dilaksanakan oleh manajemen Komite Nasional Kebijakan Governance 2006. Dengan adanya komite audit
yang efektif diharapkan tindak manajemen laba dapat dibatasi. . Berdasarkan penjelasan tersebut, masalah yang diajukan dalam penelitian
ini adalah Apakah terdapat pengaruh peran komite audit terhadap manajemen laba perusahaan perbankan Indonesia”
2.1.6 Ukuran Perusahaan