11 kemampuan membentuk gel dari agar-agar adalah industri makanan, farmasi,
kosmetik, kulit, fotografi, dan sebagai media penumbuh mikroba. Industri produksi agar-agar di Indonesia menggunakan metode yang melibatkan ekstraksi
rumput laut dengan pelarut asam pada suhu tinggi. Fitri, et al., 2008. Beberapa jenis rumput laut penghasil agar di Indonesia adalah Gelidium
rigidum, Rhodymenia ciliata, Gelidiella sp dan Gracilaria sp. Selama ini pemanfaatan Gelidium rigidum sebagian besar masih diekspor dalam bentuk
rumput laut kering atau sebagai campuran bahan baku industri agar di dalam negeri Subaryono, et al., 2008.
2.3 Xanthan Gum
Xanthan gum adalah polisakarida alami yang dihasilkan melalui fermentasi dekstrose dengan bakteri xanthomonas seperti xanthomonas
campestris, xanthomonas malvacearum dan xanthomonas axonopodi . Xanthan
gum adalah asam polimer terbuat dari sub unit pentasaccharide membentuk tulang punggung
selulosa dengan trisakarida rantai samping terdiri dari mannose β 1,4 dan asam glukuronat β 1,2 Padmaja et al, 2013.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi xanthan gum dipengaruhi oleh sumber nitrogen yang berbeda. Produksi xanthan meningkat dengan
konsentrasi ekstrak ragi meningkat, karena serapan nitrogen difasilitasi. oleh PH optimum Fuke et al, 2013.
Xanthan gum berupa bubuk berwarna krem yang dengan cepat larut dalam air panas atau air dingin membentuk larutan kental yang tidak tiksotrofik. Xanthan
gum pada konsentrasi rendah larutannya kental, pada perubahan suhu terjadi sedikit perubahan kekentalannya. Xanthan gum dinyatakan aman digunakan
Universitas Sumatera Utara
12 dalam pangan sebagai pengemulsi, pengental, dan pendorong buih pada pangan
Tranggono, dkk, 1989. Penggunaan xanthan gum pada produk pangan ini sangat luas, antara lain untuk industri rerotian. Kemampuan xanthan gum untuk
berikatan kompleks dengan pati dapat menurunkan retrogradasi sehingga meningkatkan masa simpan produk rerotian dan adonan yang disimpan beku
Winarno, 1990. Xanthan gum dapat membentuk larutan kental pada konsentrasi rendah
0,1 – 0,2. Pada konsentrasi 2 - 3 terbentuk gel. Xanthan gum dapat
dicampur dengan protein atau polisakarida lain. Xanthan gum ini membentuk film yang liat dan lentur Deman, 1997. Xanthan gum ini memiliki banyak kelebihan
dengan jenis gum lainnya yaitu memiliki viskositas tinggi pada konsentrasi gum yang rendah, memiliki viskositas yang relatif stabil pada pengaruh pH dan suhu
Winarno, 1994.
2.4 Minyak Nilam
Tanaman nilam merupakan tanaman perdu wangi berdaun halus dan berbatang segi empat. Daun kering tanaman ini disuling untuk mendapatkan
minyak nilam yang banyak digunakan dalam berbagai kegiatan industri. Fungsi utama minyak nilam sebagai bahab baku pengikat fiksatif dari komponen
kanndungan utamanya, yaitu patchouli alcohol C15H26 dan wewangian parfum agar aroma keharumannya bertahan lebih lama Mangun, 2006.
Minyak nilam merupakan salah satu komoditi ekspor Indonesia. Standar mutu sangat diperlukan terutama untuk komoditi ekspor, dan minyak nilam
sebagai salah satu jenis minyak atsiri mempunyai standar mutu yang telah ditetapkan. Diindonesia produksi minyak nilam ditujukan untuk ekspor, dan
Universitas Sumatera Utara
13 standar mutunya ditetapkan dan diawasi oleh balai penelitian bogor. Minyak
nilam Indonesia teruama diekspor ke Jepang, Amerika, Prancis dan Singapur Ketaren, 1985.
Selain sebagai pengikat wangi pada parfum, sabun dan kosmetika serta sebagai pestisida ternyata minyak nilam berkhasiat sebagai antibiotik dan
antiradang karena dapat menghambat pertumbuhan jamur dan mikroba. Dapat digunakan juga untuk deodorant, obat batuk, asma, sakit kepala, sakit perut, bisul
dan herpes Daniel, 2012. Tanaman nilam merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri
yang dikenal dengan minyak nilam Patchouly oil. Minyak ini banyak dipergunakan dalam industri kosmetik, parfum, sabun, anti septik, dan insektisida.
Keunggulan minyak nilam dalam industri parfum yakni bersifat fiksatif yaitu kemampuannya dalam mengikat minyak lainnya sehingga harumnya dapat
bertahan lama dan hingga kini belum dapat dibuat secara sintetik Kadir, 2011. Nilam termasuk salah satu tanaman yang cukup penting peranannya,
sebagai sumber devisa negara dan pendapatan petani. Saat ini terdapat tiga varietas unggul Tapaktuan, Sidikalang, dan Lhokseumawe yang telah dilepas
oleh Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Balittro yang unggul dalam produk minyak 290-375 kgha dengan kadar patchouli alkohol 32
–33.. Tapaktuan unggul dalam produksi dan kadar patchouli alkohol, Lhokseumawe
kadar minyaknya tinggi dan Sidikalang toleran terhadap penyakit layu bakteri dan nematoda Setiawan, et al., 2013.
Universitas Sumatera Utara
14
2.5 Minyak Lavender