Uji Kekuatan Bentur Impact Strength Uji Kekuatan Tarik Tensile Strength

18

2.4 PENGUJIANKARAKTERISASI BAHAN KOMPOSIT

2.4.1 Uji Kekuatan Bentur Impact Strength

Pengujian impak dilakukan untuk mengetahui karakteristik patah dari bahan. Pengujian ini biasanya mengikuti dua metoda yaitu metoda Charpy dan Izod yang dapat digunakan untuk mengukur kekuatan impak, yang kadang juga disebut seabgai ketangguhan ketok notch toughness. Untuk metoda Charpy dan Izod, spesimen berupa dalam bentuk persegi dimana terdapat bentuk V-notch. Berikut ini adalah Gambar 2.9 yang menunjukkan Spesimen V-Notch Metoda Charpy dan Izod Gambar 2.9 Spesimen V-Notch Metoda Charpy dan Izod [39] Peralatan untuk melakukan kekuatan impak spesimen V-notch ditunjukkan pada Gambar 2.6. Beban didapat dari tumbukan pendulum yang dilepas dari ketinggian h. Spesimen diletakkan di dasar seperti pada Gambar 2.5. Ketika dilepas ujung pisau pada pendulum akan menghantam dan mematahkan spesimen pada titik ketoknya notch yang bekerja sebagai titik tegangan untuk benturan kecepatan tinggi. Pendulum terus berayun, naik sampai ketinggian maksimum h yang lebih rendah dari h. Energi yang diserap, yang diukur dari perbedaan ketinggian h dan h merupakan pengukuran kekuatan impak. Perbedaan antara metoda Charpy dan Izod yaitu bergantung pada peletakan support spesimen seperti ditunjukkan pada Gambar 2.9 [39]. Universitas Sumatera Utara 19 Gambar 2.10 Skema Pengujian Impak [39]

2.4.2 Uji Kekuatan Tarik Tensile Strength

Kekuatan tarik merupakan salah satu sifat bahan polimer yang terpenting dan sering digunakan untuk uji sifat suatu bahan polimer. Penarikan suatu bahan biasanya menyebabkan terjadi perubahan bentuk dimana penipisan pada tebal dan pemanjangan. Kekuatan tarik tensile strength suatu bahan ditetapkan dengan membagi gaya maksimum dengan luas penampang mula-mula, dimensinya sama dengan tegangan. Pada peregangan suatu bahan polimer, pemanjangan tidak selalu berbanding lurus dengan beban yang diberikan, dan pada penurunan kembali beban,sebahagian regangannya hilang, karena bahan polimer bukan merupakan bahan sepenuhnya elastis tetapi ada sifat viskositasnya [40]. Gambaran secara umum mengenai uji kekuatan tarik ditunjukkan pada Gambar 2.10 dibawah ini. Specimen Anvil End of Swing Pointer Scale Hammer Starting Position Universitas Sumatera Utara 20 Gambar 2.11 Gambaran Umum Uji Tarik Tensile Strength [41] Rumus perhitungan terhadap hasil pengujian kekuatan tarik tensile strength dari sampel adalah sebagai berikut [42]: a. Engineering Stress Tensile Strength adalah gaya per unit luas dari material yang menerima gaya tersebut. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut: Ao Fmaks   2.1 Keterangan: σ = Enginering Stress Nm 2 F maks = Gaya tarik yang diberikan kepada penampang spesimen N Ao = Luas penampang mula-mula spesimen sebelum diberikan pembebanan m 2 b. Engineering Strain Tensile Strain merupakan ukuran perubahan panjang dari suatu material. Rumus untuk menghitung tensile strain adalah sebagai berikut: lo l lo lo li e     2.2 Sampel Gaya Tarik Ke Atas Pengunci Sampel Universitas Sumatera Utara 21 Keterangan: e = Enginering Strain lo = Panjang mula-mula spesimen sebelum penarikan Δl = Pertambahan panjang c. Modulus Young disebut juga modulus elastisitas atau modulus peregangan. Modulus Young adalah perbandingan antara tegangan stress dengan regangan strain. Rumus perhitungan modulus Young adalah sebagai berikut: e E   2.3 Keterangan: E = Modulus elastisitas Modulus Young Nm 2 e = Enginering Strain σ = Enginering Stress Nm 2

2.4.3 Karakterisasi Fourier Transform Infra Red FTIR