KARAKTERISASI Pengaruh Komposisi dan Ukuran Mikro Serbuk Kulit Kerang Darah (Anadora granosa) Terhadap Komposit Epoksi-PS/Serbuk Kulit Kerang Darah (SKKD)

45

4.7 KARAKTERISASI

SCANNING ELECTRON MICROSCOPY SEM DARI KOMPOSIT EPOKSI-PSSERBUK KULIT KERANG DARAH SKKD Gambar-gambar dibawah ini menunjukkan morfologi permukaan dari patahan epoksi-PS murni dan komposit epoksi-PSSKKD. a b c Gambar 4.10 Karakteristik Scanning Electron Microscopy SEM dari a Epoksi Murni b Komposit Epoksi-PSSKKD dengan Komposisi Pengisi 30 200 mesh c Komposit Epoksi-PSSKKD dengan Komposisi Pengisi 30 320 mesh Gambar 4.10 a menunjukkan patahan dari epoksi murni, dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa ketika belum ada pengisi permukaan patahan komposit terlihat adanya polistirena dan void pada komposit. Void merupakan gelembung udara atau ruang kosong yang ada pada komposit. Hal ini terjadi karena Aglomerasi Aglomerasi berat Partikel pengisi Void Polistirena Universitas Sumatera Utara 46 kemungkinan udara masuk ke dalam komposit pada saat pencampuran sehingga kekuatan komposit menjadi lemah. Hal ini sesuai dengan pengujian kekuatan bentur dimana pada pengujian tersebut didapat hasil dari pengujian epoksi murni memiliki nilai yang rendah. Gambar 4.10 b menunjukkan patahan dari komposit epoksi-PSSKKD dengan komposisi pengisi 30 dengan ukuran partikel 200 mesh. Dapat dilihat bahwa, permukaan patahan pada gambar b lebih kasar dibandingkan dengan gambar a, selain itu distribusi partikel dari serbuk kulit kerang darah cenderung merata. Ini menunjukkan bahwa komposisi pengisi 30 dengan ukuran partikel 200 mesh memiliki sifat yang lebih baik dibandingkan dengan yang lain. Hal ini juga didukung oleh pengujian kekuatan bentur yang menunjukkan bahwa nilai kekuatan bentur komposisi pengisi 30 dengan ukurang partikel 200 mesh memiliki nilai yang paling tinggi diantara gambar yang lain. Gambar 4.10 c menunjukkan patahan dari komposit epoksi-PSSKKD dengan komposisi pengisi 30 dengan ukuran partikel 320 mesh. Pada gambar ini terlihat bahwa terjadi aglomerasi dari partikel serbuk kulit kerang darah. Partikel- partikel serbuk kulit kerang darah mengumpul pada daerah tertentu lalu tempat yang tidak ditempati oleh partikel serbuk kulit kerang darah akan mengalami kerusakan seperti ditunjukkan pada gambar c. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran partikel yang terlalu kecil dapat menghasilkan sifat yang buruk karena disebabkan oleh terbentuknya aglomerasi, walaupun pada komposisi yang optimum. Hal ini didukung oleh hasil dari pengujian kekuatan bentur dimana nilai kekuatan bentur komposit pengisi 30 ukuran 320 mesh lebih kecil dibandingkan dengan komposit pengisi 30 dengan ukuran 200 mesh Universitas Sumatera Utara 47 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN