3.3.2.2. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling acak sederhana di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan karena sampel
bersifat heterogen Azwar, 2003.
3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer
Data primer yang diperoleh melalui wawancara langsung dan observasi dengan menggunakan kuesioner pada masyarakat di Kelurahan Binjai Kecamatan
Medan Denai Kota Medan. Data primer antara lain karakteristik responden pendidikan, pekerjaan, umur, pengetahuan, dan sikap, faktor pemungkin program
bank sampah ketersediaan tempat pembuangan sampah, ketersediaan memilah sampah, dan keuntungan dari bank sampah, faktor pendukung program bank sampah
petugas kesehatan, tokoh masyarakat, dan partisipasi masyarakat dalam program bank sampah.
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dengan cara mengadakan pencatatan data-data pelaporan dari instansi-instansi yang terlibat dalam pelaksanaan program Bank
Sampah Kantor Kelurahan, Dinas Kebersihan Kota Medan, dan Instansi Pemerintahan Lainnya.
3.5. Definisi Operasional
1. Bank sampah adalah tempat menabung sampah yang telah terpilah menurut
jenis sampah.
Universitas Sumatera Utara
2. Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang diperoleh seseorang pada
periode waktu tertentu pada suatu instansi yang resmi disahkan oleh pemerintah untuk menyelenggarakan pendidikan tertentu yang ditandai
adanya ijazah setelah selesai pendidikan. 3.
Pekerjaan adalah kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh responden untuk
memperoleh uang dan memenuhi kebutuhan hidupnya.
4. Umur adalah lamanya hidup responden yang dihitung dari sejak dilahirkan
sampai ulang tahun terakhir. 5.
Pengetahuan adalah tingkat pemahaman responden tentang pemanfaatan bank sampah.
6. Sikap adalah tanggapan responden tentang pemanfaatan bank sampah.
7. Ketersediaan tempat pembuangan sampah adalah ada atau tidak ada tempat
sampah di rumah tangga. 8.
Ketersediaan memilah sampah adalah ada atau tidak ada tempat memilah sampah di rumah tangga.
9. Keuntungan dari bank sampah adalah manfaat yang diperoleh dan dirasakan
responden dalam program bank sampah. 10.
Peran petugas kesehatan adalah keterlibatan petugas dinas kesehatan dalam program bank sampah.
11. Peran tokoh masyarakat adalah keterlibatan tokoh masyarakat dalam program
bank sampah. 12.
Partisipasi adalah keikut-sertaan responden dalam kegiatan pengelolaan bank sampah.
Universitas Sumatera Utara
3.6. Aspek Pengukuran
Aspek pengukuran variabel bebas adalah karakteristik responden yang meliputi pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, sikap, ketersediaan tempat pembuangan
sampah, kondisi bank sampah, peran petugas kesehatan dan peran tokoh masyarakat.
3.6.1. Aspek Pengukuran Variabel Independen
1. Pendidikan
Untuk mengetahui pendidikan responden diajukan 1 pertanyaan berbentuk kuesioner. Penilaian terhadap jawaban responden dilakukan dengan
memberikan nilai 1 jika responden menjawab pendidikan SD Sekolah Dasar, nilai 2 jika responden menjawab SMP Sekolah Menengah Pertama,
memberikan nilai 3 untuk responden yang menjawab SMA Sekolah Menengah Atas dan memberikan nilai 4 kepada responden yang menjawab
PT Perguruan Tinggi. Tingkat pendidikan berdasarkan skala ordinal. 2.
Pekerjaan Untuk mengetahui pekerjaan responden diajukan 1 pertanyaan berbentuk
kuesioner. Diberikan nilai 1 apabila responden menjawab bekerja dan nilai 0 apabila tidak bekerja. Pekerjaan berdasarkan skala nominal.
3. Pengetahuan
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden tentang pemanfaatan bank sampah diajukan 10 pertanyaan dalam kuesioner. Penilaian terhadap jawaban
responden dilakukan dengan memberikan nilai 1 jika reponden menjawab
Universitas Sumatera Utara
dengan benar, jika responden menjawab tidak benar maka diberikan nilai nol. Jika responden menjawab benar 8-10 pertanyaan akan dikategorikan baik
jika responden menjawab benar 5-7 pertanyaan akan dikategorikan sedang. Jika responden menjawab 0-4 pertanyaan akan dikategorikan kurang. Skala
tingkat pengetahuan adalah skala ordinal. 4.
Sikap Untuk mengetahui sikap responden tentang pemanfaatan bank sampah
diajukan 10 pertanyaan dalam kuesioner. Penilaian dilakukan dengan memberikan kategori “Baik “apabila responden memberikan pernyataan
“setuju” sebanyak 8-10 pernyataan, kategori “Sedang” apabila memberikan pernyataan setuju 5-7 per
nyataan dan kategori “Kurang” apabila memberikan pernyataan setuju 0-4 pernyataan.
5. Ketersediaan Tempat Pembuangan Sampah
Pengukuran variabel ketersediaan tempat pembuangan sampah menggunakan kuesioner sebanyak 5 pertanyaan. Skor 1 untuk jawaban “Ya”, dan skor 0
untuk jawaban “Tidak”. Variabel ketersediaan sarana dan prasarana dikategorikan menjadi 2 kategori, yaitu:
a. Baik, jika 50 dengan total skor 2
b. Tidak baik, jika ≤ 50 dengan total skor ≤ 2
Universitas Sumatera Utara
6. Ketersediaan Memilah Sampah
Pengukuran variabel ketersediaan memilah sampah menggunakan kuesioner sebanyak 10 pertanyaan. Skor 1 untuk jawaban “Ya”, dan skor 0 untuk
jawaban “Tidak”. Variabel ketersediaan sarana dan prasarana dikategorikan menjadi 2 kategori, yaitu:
a. Baik, jika 50 dengan total skor 5
b. Tidak baik, jika ≤ 50 dengan total skor ≤ 5
7. Keuntungan dari Bank Sampah
Pengukuran variabel keuntungan dari bank sampah menggunakan kuesioner sebanyak 10 pertanyaan. Skor 1 untuk jawaban “Ya”, dan skor 0 untuk
jawaban “Tidak”. Variabel keuntungan dari bank sampah dikategorikan menjadi 2 kategori, yaitu:
a. Memberikan keuntungan, jika 50 dengan total skor 5
b. Tidak memberikan keuntungan, jika ≤ 50 dengan total skor ≤ 5
8. Peran Petugas Kesehatan
Pengukuran variabel peran petugas kesehatan menggunakan kuesioner sebanyak 5 pertanyaan. Skor 2 untuk jawaban “Sering”, skor 1 untuk jawaban
“Kadang-kadang”, dan skor 0 untuk jawaban “Tidak Pernah”. Variabel peran petugas kesehatan dikategorikan menjadi 2 kategori, yaitu:
a. Baik, jika 50 dengan total skor 5
b. Tidak baik, jika ≤ 50 dengan total skor ≤ 5
Universitas Sumatera Utara
9. Tokoh Masyarakat
Pengukuran variabel peran petugas kesehatan menggunakan kuesioner sebanyak 5 pertanyaan. Skor 2 untuk jawaban “Sering”, skor 1 untuk jawaban
“Kadang-kadang”, dan skor 0 untuk jawaban “Tidak Pernah”. Variabel tokoh masyarakat dikategorikan menjadi 2 kategori, yaitu:
a. Baik, jika 50 dengan total skor 5
b. Tidak baik, jika ≤ 50 dengan total skor ≤ 5
3.6.2. Aspek Pengukuran Variabel Dependen
Pengukuran variabel partisipasi masyarakat dengan menggunakan skala ordinal melalui kuesioner kepada responden dengan jumlah pertanyaan sebanyak 10
pertanyaan. Partisipasi diukur dengan memberikan nilai skor 1 untuk jawaban “Ya”, dan skor 0 untuk jawaban “Tidak”. Variabel partisipasi masyarakat dikategorikan
menjadi 2 kategori, yaitu: a.
Berpartisipasi, jika 50 dengan total skor 5 b.
Tidak berpartisipasi, jika ≤ 50 dengan total skor ≤ 5
3.7. Teknik Pengolahan dan Analisa Data
Data yang telah dikumpulkan ditabulasi, diolah dengan sistem komputerisasi untuk kemudian dianalisa. Data yang telah masuk diinterpretasikan lebih lanjut
dengan menggunakan analisis univariat dan bivariat.
Universitas Sumatera Utara
3.7.1. Analisis Data Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang distribusi frekuensi karakteristik responden pendidikan, pekerjaan, umur, pengetahuan, sikap,
ketersediaan sarana dan prasarana ketersediaan tempat pembuangan sampah, ketersediaan memilah sampah, keuntungan dari bank sampah, dan faktor pendukung
peran petugas kesehatan dan tokoh masyarakat serta tindakan penggunaan bank sampah partisipasi masyarakat.
3.7.2. Analisis Data Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk melihat kuatnya hubungan antara karakteristik responden pendidikan, pekerjaan, umur, pengetahuan, sikap,
ketersediaan sarana dan prasarana ketersediaan tempat pembuangan sampah, ketersediaan memilah sampah, keuntungan dari bank sampah, dan faktor pendukung
peran petugas kesehatan dan tokoh masyarakat dengan tindakan penggunaan bank sampah partisipasi masyarakat. Analisa bivariat menggunakan uji chi-square dengan
tingkat kepercayaan 95 p 0,05, atau uji exact fisher jika chi-square tidak dipenuhi.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Penelitian
Kelurahan Binjai berada di Kecamatan Medan Denai Kota Medan, dengan batas wilayah sebagai berikut :
- Utara : Berbatasan dengan Kelurahan Tegal Sari Mandala III dan Kelurahan
Tanjung Sari III - Selatan
: Berbatasan dengan Kelurahan Siti Rejo III - Barat
: Berbatasan dengan Kelurahan Tanjung Sari II Pasar Merah - Timur
: Berbatasan dengan Kelurahan Denai dan Kelurahan Menteng Luas Kelurahan Binjai adalah 415,5 Ha, yang terdiri dari 20 lingkungan. Jumlah
penduduk di kelurahan ini adalah 45.510 jiwa dan 10.792 KK. Bank sampah Mutiara yang terletak di Jalan Pelajar Timur gang Kelapa
Lorong Gabe dibentuk pada tanggal 15 Mei 2012 serta diresmikan oleh Mentri Lingkungan Hidup, Prof. Dr. Balhasar Kambuaya MBA. Mekanisme pengumpulan
sampah non organik yang dilakukan oleh warga dimulai dari diri sendiri untuk memilah sampah rumah tangganya, dikumpulkan, setelah selama seminggu
disetorkan ke sentra bank sampah, dicatat dalam pembukuan sesuai dengan kuota dan harganya. Pengangkutan dan penimbangan yang dilakukan oleh dinas kebersihan ke
wilayah kurang lebih 2 minggu sekali atau sebulan sekali atau sesuai kebutuhan. Setelah transaksi berjalan, hasilnya dapat diambil atau ditabung sesuai manajemen
koperasi masing-masing wilayah.
Universitas Sumatera Utara
Bank sampah mutiara Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan dibentuk melalui kerjasama dengan Pemerintah Kota dengan mengutamakan
kebersamaan dalam pencapaian tujuannya. Bank sampah Mutiara juga memberikan harga yang cukup tinggi untuk membeli sampah dari masyarakat, seperti sampah
kertas Rp. 1.000kg, sampah plastik Rp. 1.500kg dan sampah botol Rp. 3.000kg, harga ini disesuaikan dengan harga dari pengumpul sampah di Kota Medan.
Bank sampah Mutiara menggunakan sistem tabungan sampah individual. Tabungan sampah individual adalah tabungan sampah dimana warga yang menjadi
nasabah harus membawa sampah yang akan ditabungkan langsung ke bank sampah. Sampah tersebut harus dipilah dalam kelompok kertas, plastik, botol, besi, karung,
dan aluminium yang sudah dibersihkan dan dikeringkan terlebih dahulu. Selain dijual ke pengumpul sampah, ada sebagian sampah yang langsung didaur ulang oleh
anggota pengurus bank sampah tersebut. Adapun sampah non organik yang didaur ulang antara lain kertas, kardus, koran, majalah, dan buku. Hasil dari daur ulang
tersebut adalah kerajinan tangan yang dijual di bank sampah. Hasil dari penjualan tersebut akan masuk ke kas bank sampah mutiara Medan GreenClean, 2010.
4.2 Analisis Univariat Karekteristik Responden