Hubungan antara Ketersediaan Memilah Sampah dengan Partisipasi Masyarakat

bersih. Adanya program bank sampah tentunya sangat mendukung terhadap program Pemko Medan untuk mewujudkan kota bersih. Selain itu dengan salah satu program bank sampah yaitu melakukan daur ulang akan meringankan tugas pemerintah kota Medan untuk mengangkut sampah yang luar biasa banyaknya dan mengatasi polusi udara akibat sampah. Menurut Kusnoputranto 2000, bahwa tempat sampah yang baik adalah tempat sampah yang dilengkapi penutup dan parit atau selokan merupakan saluran pembuangan air limbah yang umumnya air limbah ini terdiri dari ekskreta, air bekas cucian dapur dan kamar mandi yang umumnya berasal dari bahan-bahan organik. Dengan berubahnya pola kehidupan dan aktivitas masyarakat pada akhirnya ikut merubah pula terhadap volume dan komposisi produksi sampah saat ini. Di waktu lalu sampah padat biasanya berasal dari sumber domestik rumah tangga. Namun saat ini, volume sampah semakin meningkat. Oleh hal tersebut diperlukan pengelolaan yang baik Chandra, 2006.

5.10 Hubungan antara Ketersediaan Memilah Sampah dengan Partisipasi Masyarakat

Ketersediaan memilah sampah adalah ada atau tidak ada tempat memilah sampah di rumah tangga. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara ketersediaan memilah sampah terhadap partisipasi masyarakat dalam program bank sampah. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun kegiatan Universitas Sumatera Utara memilah sampah seseorang baik, hal tersebut tidak berpengaruh terhadap partisipasi dalam program bank sampah. Ketersediaan memilah sampah dalam penelitian ini dalam kategori tidak baik yang artinya kegiatan pemilahan sampah merupakan kegiatan yang dilakukan pada orang-orang yang sudah sangat memahami tentang pengelolaan sampah dan manfaat yang diperoleh secara ekonomi ataupun aspek lingkungan sehat. Selain itu juga harus didukung dengan fasilitas baik sarana dan prasarana serta waktu yang ada dalam pengerjaan pemilahan sampah. Sebagian besar masyarakat 82 dalam penelitian ini tidak memiliki tempat sampah organik dan non organik juga tidak melakukan pemilahan sampah di rumah. Selain itu hampir semua masyarakat belum memanfaatkan barang bekas. Berdasarkan hal ini mereka juga mempunyai partisipasi yang tidak baik dalam program bank sampah. Sebaliknya pada masyarakat yang sudah memiliki tempat sampah organik dan non organik dan juga sudah melakukan pemilahan sampah di rumahtangga ternyata juga memiliki partisipasi yang tidak baik dalam program bank sampah. Mereka juga tidak selalu mengikuti kegiatan penyuluhan dalam pengelolaan sampah dan tidak setiap minggu selalu mengumpulkan sampah ke bank sampah. Bahkan sebagian masyarakat yang ikut dalam pengelolaan bank sampah bukan dikarenakan adanya kesadaran untuk memperbaiki kualitas lingkungan melainkan karena instruksi dari kelurahan ataupun instruksi dari petugas kesehatan. Menurut Slamet 2004, pengelolaan sampah yang kurang baik akan menyebabkan estetika lingkungan yang kurang sedap dipandang mata, misalnya Universitas Sumatera Utara dengan banyaknya tebaran sampah disana-sini sehingga mengganggu kenyamanan lingkungan dan juga terhadap kesehatan dimana akan menyediakan tempat bagi vektor-vektor penyakit yaitu serangga dan binatang pengerat untuk mencari makan dan berkembangbiak sehingga dapat menimbulkan penyakit. Hasil penelitian Khairunnisa 2011 juga menunjukkan bahwa mayoritas responden tidak memanfaatkan kembali barang yang menurut mereka sudah tidak bisa bermanfaat tetapi mereka langsung menabung ke bank sampah, dalam hal ini kita dapat melihat bahwa responden hanya memikirkan sampah sebagai sumber pendapatan baru tanpa berupaya menggunakan sampah tersebut menjadi barang bekas yang bisa berguna sehingga tidak perlu dibawa ke bank sampah. Hal ini sejalan dengan pandangan Aryeti 2011 yang mengemukakan bahwa konsep bank sampah ini, paling ditekankan adalah bagaimana merubah pemahaman masyarakat agar sampah yang sudah dianggap tidak berguna dapat memberikan manfaat kepada masyarakat sehingga masyarakat termotivasi untuk memilah sampah yang mereka hasilkan.

5.11 Hubungan antara Keuntungan Bank Sampah dengan Partisipasi Masyarakat

Dokumen yang terkait

Faktor – Faktor yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan Pada Ibu yang Mempunyai Bayi di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun 2014

2 59 152

Dampak Program Bank Sampah Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan

24 217 112

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Partisipasi Masyarakat Dalam Program Bank Sampah Di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2013

0 0 14

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Partisipasi Masyarakat Dalam Program Bank Sampah Di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2013

0 0 2

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Partisipasi Masyarakat Dalam Program Bank Sampah Di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2013

0 0 6

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Partisipasi Masyarakat Dalam Program Bank Sampah Di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2013

0 0 20

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Partisipasi Masyarakat Dalam Program Bank Sampah Di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2013

0 0 2

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Partisipasi Masyarakat Dalam Program Bank Sampah Di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2013

0 0 42

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Dampak Program Bank Sampah Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan

0 1 26

DAMPAK PROGRAM BANK SAMPAH TERHADAP SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI KELURAHAN BINJAI, KECAMATAN MEDAN DENAI, KOTA MEDAN

0 0 12