Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Pembahasan

commit to user 18 yang telah dicapai yang berhubungan dengan strategi perusahaan yang diterapkan, sehingga dengan melakukan analisis laporan keuangan perusahaan, akan dapat diketahui perkembangan suatu perusahaan dan hasil- hasil keuangan yang telah dicapai sekarang dan waktu yang akan datang. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari periode daftar akuntansi untuk suatu perusahaan. Daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi-laba. Pada waktu akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tidak dibagikan laba yang ditahan. Laporan keuangan dapat memberikan indikasi apakah perusahan dapat menjalankan manajemennya dengan baik sehingga dapat memenuhi kewajiban yang dimilikinya Windrianti, 2006. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik membuat Tugas Akhir mengenai “ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT POS INDONESIA PERSERO KANTOR POS SOLO 57100 TAHUN 2009- 2010”

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut. 1. Bagaimana kinerja keuangan pada PT Pos Indonesia Persero Kantor Pos Solo 57100 tahun 2009-2010 menurut hasil laporan keuangan ? 2. Strategi atau langkah apa yang harus diambil oleh perusahaan berdasarkan hasil analisis kinerja keuangan tersebut ? commit to user 19

D. Tujuan Penelitian

Tujuan atas penelitian yang dilakukan adalah menemukan pemecahan atas permasalahan yang diuraikan di atas, yaitu untuk mengetahui seberapa besar kinerja keuangan perusahaan serta strategi atau langkah apa yang sebaiknya diambil perusahaan berdasarkan hasil analisis kinerja kauangan tersebut.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut. 1. Bagi Peneliti Memberikan pengalaman dalam mempraktikan ilmu dan teori Akuntansi Keuangan yang diperoleh selama mengikuti pendidikan Program Diploma III Akuntansi Keuangan ke dalam kenyataan dunia kerja yang ada pada PT Pos Indonesia Persero Kantor Pos Solo 57100. 2. Bagi Perusahaan Memberikan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan demi kelangsungan dan kemajuan PT Pos Indonesia Persero Kantor Pos Solo 57100 di masa yang akan datang. commit to user 20 3. Bagi Pembaca Memberikan beberapa manfaat, seperti tambahan pengetahuan, wawasan, informasi dan sebagai referensi bacaan dalam pembuatan tugas akhir di masa yang akan datang. commit to user 21 BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan hasil dari suatu kegiatan operasional perusahaan pada suatu periode tertentu. Laporan keuangan dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja suatu perusahaan apakah perusahaan tersebut dapat menjalankan manajemen perusahaan dengan baik. Laporan keuangan menyajikan informasi keuangan kepada pihak yang berkepentingan agar informasi keuangan berguna dalam pengambilan keputusan, maka informasi akuntansi tersebut harus relevan. Relevansi informasi akuntansi dapat dicapai jika informasi dapat digunakan untuk memprediksi dan mengevaluasi kinerja masa lalu Windrianti, 2006, sehingga dari laporan keuangan tersebut dapat dilakukan sebuah analisis pada laporan keuangan untuk mengurangi ketidakpastian dalam memprediksi periode yang akan datang. Ada beberapa definisi laporan keungan yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah sebagai berikut. 21 commit to user 22 Menurut Munawir yang dikutip oleh Denny 2008, laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Menurut Soemarso yang dikutip oleh Purwanti 2009, laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan, terutama pihak diluar perusahaan, mengenai porsi keuangan dan hasil usaha perusahan. Menurut Harnanto yang dikutip oleh Wanahdi 2009, laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi, yang meliputi neraca, perhitungan rugi laba dan laba yang ditahan. laporan perubahan posisi keuangan serta catatan atas laporan keuangan. Berkaitan dengan beberapa pengertian laporan keuangan tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah sebuah hasil dari siklus akuntansi suatu perusahaan dalam kurun waktu tertentu.

2. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya untuk mengetahui prospek dan risiko perusahaan atau tingkat kesehatan suatu perusahaan. Prospek bisa dilihat dari tingkat keuntungan profitabilitas dan risiko bisa dilihat dari kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan atau mengalami kebangkrutan Palikhatun dan commit to user 23 Nugrahaningsih, 2007. Adapun definisi analisis laporan keuangan dari beberapa ahli adalah sebagai berikut. Menurut Soemarso yang dikutip oleh Purwanti 2009, analisis laporan keuangan adalah menghubungkan angka-angka yang terdapat dalam laporan keuangan dengan angka lain atau menjelaskan arah perubahan trend nya. Menurut Astuti yang dikutip oleh Denny 2008, analisis laporan keuangan adalah segala sesuatu yang menyangkut penggunaan informasi akuntansi untuk membuat keputusan bisnis dan investasi. Menurut Djahidin yang dikutip dalam Wanahdi 2009, analisa laporan keuangan adalah analisa laporan keuangan mencakup penerapan metode dari teknik analitis atas laporan keuangan dan data lainnya untuk melihat dari laporan itu ukuran- ukuran dan hubungan tertentu yang sangat berguna dalam proses pengambilan keputusan. Berdasarkan pengertian dari beberapa sumber tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan adalah suatu interpretasi informasi keuangan yang disajikan dalam suatu analisis yang digunakan untuk memberikan informasi kepada penggunanya. commit to user 24

3. Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan disusun untuk memberikan gambaran tentang posisi keuangan dan kinerja suatu perusahaan pada suatu periode yang digunakan oleh pemakai laporan keuangan. Menurut IAI yang dikutip oleh Denny 2008 tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi serta menunjukkan kinerja yang telah dilakukan manajemen stewardship atau pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Laporan keuangan tersebut sebagian besar digunakan oleh para pengguna laporan, meskipun laporan keuangan tersebut tidak dapat menyediakan semua informasi yang dibutuhkan oleh para pengguna. Meskipun demikian, dalam penggunaan analisis laporan keuangan tidak hanya menampilkan posisi keuangan saja tetapi juga dapat digunakan untuk mengurangi ketidakpastian analisis bisnis dan dapat menyediakan dasar yang sistematis dan efektif dalam strategi bisnis. Laporan keuangan yang disusun secara baik dan akurat dapat memberikan gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil yang telah dicapai oleh suatu perusahaan pada periode tertentu, sehingga dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan. Unsur yang berkaitan dengan pengukuran suatu laporan keuangan adalah semua hasil dari suatu laporan keuangan perusahaan tersebut, sehingga commit to user 25 dapat dilihat posisi keuangan perusahan apakah sesuai dengan jumlah yang semestinya. Dasar dalam penilaian terhadap posisi keuangan yang disajikan secara wajar atau tidak tersebut, maka pemakai laporan keuangan perlu melakukan sebuah penilaian. Penilaian tersebut menggunakan metode atau teknik analisis yang digunakan utuk menentukan hubungan antara masing- masing pos yang ada dalam laporan keuangan tersebut. Hasil penilaian tersebut akan diketahui perubahan dari masing-masing pos Astuti, 2007. Syarat-syarat dalam laporan keuangan Anitawulan’s blog, 2011 adalah sebagai berikut. 1. Relevan relevances artinya bahwa informasi yang dijadikan harus ada hubungan dengan pihak-pihak yang memerlukan untuk mengambil keputusan. 2. Dapat dimengerti verifiability artinya bahwa laporan keuangan yang disusun berdasarkan secara jelas dan mudah dipahami oleh para pemakainya. 3. Daya uji understandability artinya bahwa laporan keuangan yang disusun berdasarkan konsep-konsep dasar akuntansidan prinsip-prinsip akuntansi yang dianut, sehingga dapat diuji kebenarannya oleh pihak lain. 4. Netral neutrality artinya bahwa laporan keuangan yang disajikan bersifat umum, objektif dan tidak memihak pada kepentingan pemakai tertentu. commit to user 26 5. Tepat waktu timeliness artinya bahwa laporan keuangan harus di sajikan tepat pada waktunya. 6. Daya banding comparability artinya bahwa perbandingan laporan keuangan dapat diadakan baik antara laporan perusahaan dalam tahun tertentu dengan tahun sebelumnya atau laporan keuangan perusahaan tertentu dengan perusahaan lain pada tahun yang sama. 7. Lengkap completeness artinya bahwa laporan keuangan yang disusun harus memenuhi syarat-syarat tersebut diatas dan tidak menyesatkan pembaca.

4. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan

Di sisi lain Wikipedia, 2011 ada beberapa keterbatasan dalam analisis laporan keuangan, yaitu sebagai berikut. 1. Rasio tersebut dibentuk dari data akuntansi dan data ini dipengaruhi oleh cara penafsirannya dan bahkan dapat dimanipulasi. 2. Seorang manajer keuangan harus berhati-hati dalam penilaian apakah suatu rasio tertentu baik atau buruk dalam penilaian gabungan tentang sebuah perusahaan, berdasarkan suatu kumpulan rasio-rasio. 3. Kecocokan dengan rasio gabungan industri bukan suatu jaminan bahwa perusahaan tersebut sedang berjalan normal dan dipimpin dengan baik. 4. Menganalisis setiap rasio, angka-angka yang diperoleh dan perhitungan tidak dapat berdiri sendiri. Rasio tersebut akan berarti bila setidaknya satu dari dua hal ini dipenuhi yaitu adanya perbandingan dengan commit to user 27 perusahaan sejenis yang mempunyai tingkat risiko yang hampir sama dan adanya analisa kecenderungan trend dari setiap rasio pada tahun-tahun sebelumnya. 5. Pencapaian target sesuai dengan rata-rata industri tidak menunjukkan kinerja perusahaan yang baik. Kebanyakan perusahaan justru menginginkan tingkat yang lebih baik dari rata-rata industri. Oleh karena itu lebih tepat jika difokuskan pada industry leader’s ratios.

5. Metode dan Teknik Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam analisis laporan keuangan Adikoesoemah, 1976 adalah sebagai berikut. 1. Analisis Vertikal Analisis vertikal adalah analisis yang hanya meliputi satu peride tertentu saja, yaitu dengan membandingkan pos yang satu dengan pos yang lainnya dalam suatu laporan keuangan 2. Analisis Horisontal Analisis horisontal adalah analisis yang dilakukan demngan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode tertentu, sehingga dapat dekatahui perkembangan perusahaan untuk setiap periodenya. commit to user 28 Teknik analisis yang digunakan dalam laporan keuangan Windrianti, 2006 adalah sebagai berikut. 1. Common Size Anayisis Common size anayisis adalah analisis yang digunakan untuk menggambarkan perubahan-perubahan posisi keuangan suatu laporan keuangan dari suatu periode tertentu. 2. Comparative Analysis Comparative analysis adalah analisis yang digunakan dengan membandingkan laporan keuangan dari suatu perode dengan periode yang berbeda atau menbandingkannya dengan perusahaan atau industri lain yang sejenis sehingga dapat dilihat perubahannya dari periode ke periode lain. 3. Analisis Rasio Analisis rasio adalah analisis yang digunakan dengan menghitung rasio- rasio dari suatu laporan keuangan sehingga dapat dilihat posisi keuangan perusahaan.

6. Analisis Rasio Keuangan

Rasio keuangan merupakan suatu bentuk rumusan matematis yang menunjukan hubungan diantara angka-angka tertentu, dan dari angka-angka tersebutlah yang digunakan dalam analisis laporan keuangan sehingga analisis rasio mampu menjelaskan hubungan diantara variabel-variabel yang bersangkutan dan dapat digunakan untuk menilai kondisi keuangan commit to user 29 Wanahdi, 2009. Pada dasarnya analisis rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi lima rasio, yaitu sebagai berikut. 1. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas dalam suatu perusahaan adalah kemampuan potensial untuk memenuhi kewajiban- kewajibannya. Pengukuran dari kemampuan ini tidak diberikan oleh jumlah dari modal kerjanya akan tetapi oleh perbandingan dari jumlah kekayaannya yang tersedia untuk membayar utang-utang dengan jumlah dari utang-utang yang harus dibayar Adikoesoemah, 1976. Semakin besar jumlah aktiva-aktiva lancar yang merupakan alat pembayaran dibanding kewajiban, maka makin besar tingakt likuiditas perusahaan tersebut dan apabila jumlah aktiva lancar yang merupakan alat likuid ini lebih kecil dari pada kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi maka perusahaan adalah dalam keadaan illikuidtidak likuid karena perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban-kewajiban yang harus segera dibayar Nitisemito, 1976. 2. Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Semakin tinggi rasio solvabilitas maka semakin tinggi pula risiko kerugian yang akan dihadapi, tetapi selain itu juga ada kesempatan commit to user 30 mendapatkan laba yang besar. Sebaliknya apabila perusahaan memiliki rasio solvabilitas yang rendah maka akan mempunyai risiko kerugian yang lebih kecil. Dampak ini mengakibatkan rendahnya tingkat hasil pengembalian return pada saat perekonomian tinggi, sehingga dapat dikatakan bahwa dengan analisis rasio solvabilitas, perusahaan akan mengetahui beberapa hal yang berkaitan dengan penggunaan modal sendiri dan modal pinjaman serta mengetahui rasio kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya Wikipedia, 2011. 3. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan atau profit terhadap perusahaan, karena tingkat rasio ini mencerminkan kemampuan modal perusahaan dalam menghasilkan keungtungan maka tingkat prosentase yang tinggi dapat mencerminkan efisiensi yang tinggi pula Nitisemito, 1976. 4. Rasio Pasar Rasio pasar adalah rasio yang mengukur harga pasar terhadap nilai buku perusahaan sehingga dapat dilihat perkembangan nilai perusahaan. Rasio ini bertujuan untuk melihat perkembangan nilai perusahaan relatif terhadap nilai buku perusahaan. commit to user 31 5. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur efektivitas penggunaan asset perusahaan dalam penggunaan dana yang ada. Jika perusahaan memiliki aktiva yang terlalu banyak, maka biaya modal akan menjadi terlalu tinggi dan akibatnya laba akan menurun. Disisi lain jika aktiva terlalu rendah maka penjualan yang menguntungkan akan hilang. Rasio aktivitas juga menunjukkan seberapa efektif perusahaan dalam menggunkan sumber-sumber dana yang ada dalam perusahaan. Rasio ini menyangkut sebagai investasi dalam aktiva lancar dan aktiva tetap. Investasi yang terlalu besar akan mengakibatkan rasio aktivitas semakin rendah, ini berarti dana yang tertanam akan lebih lambat perputarannya atau dengan kata lain penggunaan dana kurang efektif Palikhatun dan Nugrahaningsih, 2007. Analisis rasio yang digunakan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut. 1. Rasio Likuiditas a. Current Ratio Current ratio adalah rasio yang digunakan dalam mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar Wanahdi, 2009. Current ratio yang tinggi menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajibannya. Tingkat current ratio yang tinggi juga dapat commit to user 32 menggambarkan tingkat kepercayaan terhadap para krediturnya. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut. b. Modal Kerja Modal kerja adalah selisih antara total aktiva dengan total hutang. Modal kerja yang tinggi menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya serta untuk menentukan tingkat operasional dalam perusahaan. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut. c. Cash Ratio Cash ratio adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan kas perusahaan atau yang setara dengan kas. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut. Current Ratio = x 100 Modal Kerja = Asset Lancar – Kewajiban Lancar Cash Ratio = commit to user 33 2. Rasio Solvabilitas a. Leverage Ratio Leverage ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh dana yang disediakan oleh kreditur. Rasio yang tinggi menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya semakin kecil, sehingga tingkat kepercayaan kreditur terhadap perusahaan juga akan semakin kecil. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut. Leverage Ratio = x 100 b. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aktiva Rasio modal sendiri terhadap total aktiva adalah rasio yang digunakan untuk menghitung besarnya modal sendiri untuk membiaya seluruh aktiva perusahaan. Semakin tinggi rasio ini maka semakin kecil jumlah modal yang dikeluarkan untuk membiayai aktiva. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aktiva = x 100 commit to user 34 3. Rasio Profitabilitas a. Operating Asset Turnover Ratio Operating asset turnover ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba berdasarkan tingkat asset. Rasio yang tinggi menunjukkan bahwa efektivitas manajemen terhadap asset perusahaan baik. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut. Operating Asset Turnover Ratio = x 100 b. Operating Margin Ratio Operating margin ratio adalah rasio yang digunakan untuk menghitung besarnya laba usaha yang akan diterima terhadap pendapatan yang diperoleh. Rasio yang tinggi menunjukkan manajemen laba dan biaya yang baik. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut. Operating Margin Ratio = x 100 commit to user 35 4. Rasio Aktivitas a. Turnover Receivable Turnover receivable adalah rasio yang digunakan untuk menghitung perputaran piutang untuk menjadi kas. Perputaran piutang yang tinggi menunjukkan dana yang tertanam dalam piutang besar dan dana yang diinvestasikan pada piutang akan lebih cepat tertagih manjadi uang tunai. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut. Turnover Receivable = x 100 b. Days of Receivable Days of receivable adalah rata-rata umur piutang dari debitur untuk melunasi hutangnya. Rata-rata umur piutang yang tinggi menunjukkan kemungkinan piutang tak tertagih akan semakin tinggi atau jangka pengembalian piutangnya akan semakin lama. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut. Days of Receivable = commit to user 36

B. Pembahasan

1. Rasio Likuiditas a. Current Ratio Tabel II.1 Hasil Perhitungan Current Ratio PT Pos Indonesia Persero Kantor Pos Solo 57100 Tahun 2009-2010 2009 2010 Aktiva Lancar a 58.853.210.959 65.747.556.671 Hutang Lancar b 50.042.630.699 49.582.694.454 Current Ratio abx100 117,61 132,60 NaikTurun 14,99 Sumber : Data primer sudah diolah. Current ratio dari laporan keuangan PT Pos Indonesia Persero Kantor Pos Solo 57100 tahun 2009-2010 tersebut menunjukkan bahwa current ratio yang dimiliki perusahan tahun 2009 adalah sebesar 117,61 atau 1,17 kali hutang lancarnya, dengan kata lain setiap Rp. 1,00 hutang lancar telah dijamin dengan Rp. 1,17 aktiva lancar sedangkan pada tahun 2010 perusahaan memiliki current ratio sebesar 132,60 atau 1,32 kali, yang berati setiap Rp. 1,00 hutang lancar telah dijamin dengan Rp. 1,32. Ini berarti current ratio perusahaan pada tahun 2010 mengalami peningkatan, hal ini bisa dapat dimungkinkan karena pada tahun 2009 total hutang lancar perusahaan mengalami penurunan sebesar 0,92 atau commit to user 37 sekitar Rp. 459.936.245,00 sedangkan pada total jumlah aktiva lancarnya mengalami kenaikan sebesar 11,71. Menurut Munawir Wikipedia, 2011 menggunakan angka standar 200 untuk likuidasi yang baik, sehingga jika rasio likuidasi berada di bawah angka 200, maka perusahaan dikatakan dalam keadaan illikuidtidak likuid. Jika angka standar untuk current ratio menurut Munawir adalah 200 maka dapat dikatakan bahwa pada PT Pos Indonesia Persero Kantor Pos Solo 57100 tahun 2009-2010 dalam keadaan illikuidtidak likuid karena masih berada di bawah 200. Meskipun current ratio yang dimiliki sudah berada di atas 100, tidak berarti perusahaan mampu memenuhi seluruh kewajiban perusahaan kerana perusahaan juga masih harus mempunyai dana yang lebih besar untuk mendanai seluruh kegiatan operasional perusahan. Strategi atau langkah yang mungkin harus diambil oleh PT Pos Indonesia Persero Kantor Pos Solo 57100 berdasarkan hasil analisis tersebut di atas adalah sebagai berikut. 1. menambah aktiva perusahaan dengan mengurangi modal sendiri, 2. menjual sebagian aktiva perusahaan untuk membayar hutang lancar, 3. meminimalkan jumlah hutang lancar pada periode yang akan datang. commit to user 38 b. Modal Kerja Tabel II.2 Hasil Perhitungan Modal Kerja PT Pos Indonesia Persero Kantor Pos Solo 57100 Tahun 2009-2010 2009 2010 Aktiva Lancar a 58.853.210.959 65.747.556.671 Hutang Lancar b 50.042.630.699 49.582.694.454 Modal Kerja a-b 8.810.580.260 16.164.862.217 NaikTurun 7.354.281.957 Sumber : Data primer sudah diolah. Tabel tersebut menunjukkan bahwa modal kerja yang dimiliki oleh PT Pos Indonesia Persero Kantor Pos Solo 57100 tahun 2009-2010, untuk tahun 2009 adalah sebesar Rp. 8.810.580.260,00 sedangkan pada tahun 2010 perusahaan mengalami peningkatan sekitar dua kali lipat dari tahun 2009 yaitu sebesar Rp. 16.164.862.217,00 atau naik sebesar Rp. 7.354.281.957,00. Hasil perhitungan modal kerja tersebut dapat digambarkan bahwa modal kerja yang dimiliki perusahaan masih terlalu kecil, sehingga untuk mendanai seluruh kegiatan operasional perusahaan juga masih minimbelum maksimal, karena modal kerja yang kecil menggambarkan tingkat operasional perusahaan yang kurang efektif. Modal kerja yang kecil dapat dimungkinkan kerana tingkat kewajiban perusahaan yang besar. Tingkat kewajiban yang besar mengindikasikan bahwa modal yang dibutuhkan harus basar pula disamping untuk mendanai seluruh kegiatan operasioanal perusahaan. commit to user 39 Strategi atau langkah yang mungkin harus diambil oleh PT Pos Indonesia Persero Kantor Pos Solo 57100 berdasarkan hasil analisis tersebut di atas adalah dengan menambah aktiva lancar perusahaan yaitu dengan melakukan strategi pemasaran yang lebih baik, sehingga hasil dari penjualan tersebut dapat digunakan untuk menambah jumlah sebagian aktiva lancar perusahaan atau langsung untuk membiayai sebagian hutang lancar perusahaan sehingga modal kerja yang dimiliki akan semakin besar untuk membiayai seluruh kegiatan operasional perusahaan. c. Cash Ratio Tabel II.3 Hasil Perhitungan Cash Ratio PT Pos Indonesia Persero Kantor Pos Solo 57100 Tahun 2009-2010 2009 2010 Aktiva Lancar a 58.853.210.959 65.747.556.671 Persediaan b Piutang c 1.023.576.609 7.966.232.734 Hutang Lancar d 50.042.630.699 49.582.694.454 Cash Ratio a-b-c dx100 115,56 116,54 NaikTurun 0,98 Sumber : Data primer sudah diolah. Cash ratio di atas menunjukkan bahwa pada PT Pos Indonesia Persero Kantor Pos Solo 57100 tahun 2009-2010, untuk tahun 2009 perusahaan memiliki cash ratio sebesar 115,56. Hal ini menunjukkan commit to user 40 bahwa setiap Rp. 1,00 hutang lancar dapat dijamin dengan Rp. 1,15 aktiva lancar setelah dikurangi piutang usaha. Pada tahun 2010 perusahaan mempunyai cash ratio sebesar 116,54 atau setiap Rp. 1,00 hutang lancar dapat dijamin dengan Rp. 1,16 aktiva lancar setalah dikurangi piutang usaha. Bisa dikatakan bahwa pada tahun 2010 perusahaan mengalami kenaikan cash ratio sebesar 0,98. Kenaikan cash ratio pada tahun 2010 dapat dimungkinkan karena aktiva lancar dan piutang usaha pada tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar Rp. 6.894.345.712,- sedangkan untuk hutang lancar pada tahun 2010 mengalami penurunan sebesar Rp. 459.936.245,00 . Walaupun kenaikan cash ratio perusahaan mengalami kenaikan yang tidak cukup signifikan, tetapi dengan rasio ini perusahaan menunjukkan bahwa aktiva lancarnya yang paling likuid karena aset-aset yang dimiliki perusahaan dapat atau mudah untuk dicairkan atau diuangkan sehingga bisa digunakan segera untuk memenuhi kewajiban jangka pendek perusahaan. Strategi atau langkah yang mungkin harus diambil oleh PT Pos Indonesia Persero Kantor Pos Solo 57100 berdasarkan hasil analisis tersebut di atas adalah sebagai berikut. 1. mengurangi sebagian piutang usaha untuk menambah aktiva lancar, 2. mengevaluasi kebijakan piutang usaha, kerena dengan mengevaluasi kebijakan piutang maka jumlah piutang yang tidak dapat tertagih dapat diminimalkan, sehingga jumlah piutang yang dimiki akan lebih cepat menjadi uang kas, commit to user 41 3. mengurangi sebagian jumlah hutang lancar yaitu dengan mengurangi sebagian hasil penjualanpendapatan yang diperoleh untuk membayar sebagian hutang lancar, atau dari hasil penagihan piutang usaha yang langsung digunakan untuk mengurangi sebagian hutang lancar, selain itu juga dapat dari hasil penjualan sebagian aktiva perusahaan untuk mengurangi sebagian hutang lancar. 2. Rasio Solvabilitas a. Leverage Ratio Tabel II.4 Hasil Perhitungan Leverage Ratio PT Pos Indonesia Persero Kantor Pos Solo 57100 Tahun 2009-2010 2009 2010 Total Hutang a 50.042.630.699 49.582.694.454 Total Aktiva b 58.853.210.959 65.747.556.671 Leverage Ratio ab x100 85,03 75,41 NaikTurun 9,62 Sumber : Data primer sudah diolah. Tabel di atas menunjukkan bahwa pada PT Pos Indonesia Persero Kantor Pos Solo 57100 tahun 2009-2010, untuk tahun 2009 perusahaan memiliki leverage ratio sebesar 85,03 atau setiap Rp. 0,85 hutang perusahaan dapat dijamin dengan Rp. 1,00 aset, sedangkan pada tahun 2010 perusahaan memiliki leverage ratio sebesar 75,41 atau setiap Rp. 0,75 hutang perusahaan dapat dijamin dengan Rp. 1,00 aset perusahaan. commit to user 42 Pada tahun 2010 dapat dikatakan bahwa perusahaan mengalami penurunan rasio yaitu sebesar 9,62. Hal ini dapat dimungkinkan karena pada total hutang tahun 2009 terhadap tahun 2010 mengalami penurunan sebesar Rp. 459.936.245,00 sedangkan pada total aktiva perusahaan mengalami kenaikan sebesar Rp. 6.894.345.712. Bisa dikatakan bahwa pada tahun 2010 tingkat kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya lebih terjamin dari pada tahun 2009, sehingga tingkat kepercayaan kreditur juga terjamin. Hasil dari perhitungan leverage ratio di atas sudah menunjukkan angka yang cukup baik sehingga strategi atau langkah yang mungkin harus diambil oleh PT Pos Indonesia Persero Kantor Pos Solo 57100 adalah dengan mengoptimalkan penggunaa aktiva perusahaan dan berusaha mengurangi sebagian jumlah hutang lancar perusahaan pada periode yang akan datang. b. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aktiva Tabel II.5 Hasil Perhitungan Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aktiva PT Pos Indonesia Persero Kantor Pos Solo 57100 Tahun 2009-2010 2009 2010 Modal Sendiri a 8.810.580.260 16.164.862.217 Total Aktiva b 58.853.210.959 65.747.556.671 Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aktiva ab x 100 14,97 24,59 NaikTurun 9,62 Sumber : Data primer sudah diolah. commit to user 43 Tabel di atas menunjukkan bahwa pada PT Pos Indonesia Persero Kantor Pos Solo 57100 tahun 2009-2010, untuk tahun 2009 adalah sebesar 14,97 atau dapat dikatakan bahwa modal yang dikeluarkan untuk membiayai Rp. 1,00 aktiva perusahaan adalah sebesar Rp. 0,14, sedangkan pada tahun 2010 rasionya sebesar 24,59 atau dapat dikatakan bahwa modal yang dikeluarkan untuk membiayai Rp. 1,00 aktiva perusahaan adalah sebesar Rp. 0,24. Peningkatan rasio ini dapat dimungkinkan karena jumlah modal yang dimiliki pada tahun 2010 mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar Rp. 7.354.281.957,00 disamping peningkatan pada total aktiva pula. Jika semakin tinggi rasio ini pada perusahaan, maka pembiayaan perusahaan terhadap aktiva yang akan dikeluarkan akan lebih kecil, sehingga dari rasio tersebut dapat dikatakan bahwa pada tahun 2010 rasio terhadap perusahaan mengalami peningkatan sebesar 9,62, yang berarti bahwa di tahun 2010 pembiayaan modal yang dikeluarkan oleh perusahaan lebih kecil dibandingkan pada tahun 2009. Strategi atau langkah yang mungkin harus diambil oleh PT Pos Indonesia Persero Kantor Pos Solo 57100 berdasarkan hasil analisis tersebut di atas adalah dengan menambah aktiva lancar perusahaan yaitu dengan melakukan strategi pemasaran yang lebih baik, sehingga hasil dari penjualan tersebut dapat digunakan untuk menambah jumlah sebagian aktiva lancar perusahaan atau langsung untuk membiayai sebagian hutang lancar perusahaan, selain itu juga dapat dilakukan commit to user 44 dengan mengurangi sebagian jumlah aktiva untuk menambah jumlah modal sendiri, sehingga modal kerja yang dimiliki akan semakin besar untuk membiayai seluruh kegiatan operasional perusahaan. 3. Rasio Profitabilitas a. Operating Asset Turnover Ratio Tabel II.6 Hasil Perhitungan Operating Asset Turnover Ratio PT Pos Indonesia Persero Kantor Pos Solo 57100 Tahun 2009-2010 2009 2010 Pendapatan a 23.096.742.339 37.580.336.805 Operating Asset b 58.853.210.959 65.747.556.671 Operating Asset Turnover Ratio ab x100 39,24 57,16 NaikTurun 17,92 Sumber : Data primer sudah diolah. Tabel di atas menunjukkan bahwa pada PT Pos Indonesia Persero Kantor Pos Solo 57100 tahun 2009-2010, untuk tahun 2009 perusahaan memiliki operating asset turnover ratio sebesar 39,24 atau pada setiap Rp. 1,00 aktiva perusahaan mampu menghasilkan pendapatan sebesar Rp, 0,39 sedangkan pada tahun 2010 menunjukkan hasil sebesar 57,16 yang berarti bahwa pada setiap Rp. 1,00 aktiva perusahaan mampu menghasilkan pendapatan sebesar Rp. 0,57, sehingga pada tahun 2010 perusahaan mengalami peningkatan rasio sebesar 17,92. Kenaikan pada rasio ini dapat dimungkinkan karena jumlah pendapatan yang diterima commit to user 45 pada tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar Rp. 14.483.594.466,00 disamping itu jumlah operating asset perusahaan juga mangalami peningkatan meskipun jumlah peningkatannya tidak terlalu signifikan. Peningkatan rasio ini terjadi karena manajemen perusahaan yang lebih baik sehingga pada total pendapatan di tahun 2010 mengalami peningkatan sekitar 14,48 dan pada total asset 2010 sebesar 11,71. Pada tahun 2010 perusahaan juga dalam keadaan yang sangat baik karena pada tahun 2010 perusahaan mengalami peningkatan rasio yang cukup signifikan. Hasil dari perhitungan operating asset turnover ratio di atas sudah menunjukkan angka yang cukup baik sehingga strategi atau langkah yang mungkin harus diambil oleh PT Pos Indonesia Persero Kantor Pos Solo 57100 adalah meningkatkan jumlah pendapatan usaha perusahaan yang mungkin dapat dilakukan dengan melakukan strategi pemasaran yang lebih baik dari periode sebelumnya, selain dengan penggunaan operating asset yang lebih baik, sehingga hasil tersebut dapat ditingkatkan. commit to user 46 b. Operating Margin Ratio Tabel II.7 Hasil Perhitungan Operating Margin Ratio PT Pos Indonesia Persero Kantor Pos Solo 57100 Tahun 2009-2010 2009 2010 Laba Usaha a 3.917.167.531 6.009.818.376 Pendapatan b 23.096.742.339 37.580.336.805 Operating Margin Ratio ab x100 16,96 15,99 NaikTurun 0,97 Sumber : Data primer sudah diolah. Tabel di atas menunjukkan bahwa pada pada PT Pos Indonesia Persero Kantor Pos Solo 57100 tahun 2009-2010, untuk tahun 2009 operating margin ratio perusahaan sebesar 16,96 atau dapat dikatakan bahwa setiap Rp. 1,00 pendapatan usaha perusahaan dapat menghasilkan laba sebesar Rp. 0,16 sedangkan pada tahun 2010 operating margin ratio perusahaan sebesar 15,99 atau setiap Rp. 1,00 pendapatan usaha perusahaan dapat menghasilkan laba sebesar Rp. 0,15. Pada tahun 2010 perusahaan dapat dikatakan mengalami penurunan rasio sebesar 0,97, hal ini terjadi karena laba usaha perusahaan di tahun 2010 mengalami kenaikan sekitar dua kali lipat atau menjadi Rp. 6.009.818.376,00 yang tidak diimbangi dengan kenaikan pendapatan yang tinggi. Hal ini dapat dikatakan bahwa pada kedua tahun tersebut perusahaan kurang dapat menghasilkan laba yang maksimal, kerana dari kedua tahun tersebut laba terhadap pendapatan perusahaan kurang dari Rp. 1,00. Hal ini commit to user 47 dimungkinkan terjadi karena jumlah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan terlalu tinggi atau besar. Strategi atau langkah yang mungkin harus diambil oleh PT Pos Indonesia Persero Kantor Pos Solo 57100 berdasarkan hasil analisis tersebut di atas adalah sebagai berikut. 1. meningkatkan jumlah pendapatan usaha perusahaan dengan melakukan pemasaran yang lebih baik, 2. melakukan menajemen penjualan yang lebih baik untuk periode yang akan datang, 3. melakukan penekanan biaya, kerena dengan jumah biaya yang tinggi akan mengakibatkan jumlah laba yang akan diperoleh dari pendapatan akan semakin kecil. 4. Rasio Aktivitas a. Turnover Receivable Tabel II.8 Hasil Perhitungan Turnover Receivable PT Pos Indonesia Persero Kantor Pos Solo 57100 Tahun 2009-2010 2009 2010 Pendapatan a 23.096.742.339 37.580.336.805 Piutang b 1.023.576.609 7.966.232.734 Turnover Receivable ab 22,56 4.71 NaikTurun 17,85 Sumber : Data primer sudah diolah. commit to user 48 b. Days of Receivable Tabel II.9 Hasil Perhitungan Days of Receivable PT Pos Indonesia Persero Kantor Pos Solo 57100 Tahun 2009-2010 2009 2010 Jumlah Hari a 365 365 Turnover Receivable b 22,56 4,71 Days of Receivable ab 16,17 77,37 NaikTurun 61,20 Sumber : Data primer sudah diolah. Tabel di atas menunjukkan bahwa pada PT Pos Indonesia Persero Kantor Pos Solo 57100 tahun 2009-2010, untuk tahun 2009 tingkat perputaran piutang perusahaan sebesar 22,56 kali atau 22 kali terhadap pendapatan jasa perusahaan. Pada tahun 2010 perputaran piutangnya sebesar 4,71 atau 4 kali terhadap pendapatan jasa perusahaan. Jika rata- rata industri untuk perputaran piutang adalah 15 kali, maka perusahaan pada tahun 2009 dapat dikatakan dalam keadaan yang sangat baik, sedangkan pada tahun 2010 perusahaan mengalami penurunan yang sangat signifikan yaitu sebesar 4 kali. Hal ini dapat dimungkinkan karena pada tahun 2010 jumlah piutang usaha perusahaan meningkat signifikan sebesar Rp 6.942.656.125,00 yang diikuti dengan kenaikan pandapatan, sehingga pada tahun 2010 perusahaan mengalami penurunan turnover receivable sebesar 17,85 perputaran piutang. Jika rata-rata industri days of receivable adalah 25 hari, maka pada tahun 2009 perusahaan dalam keadaan yang sangat baik kerana berada di bawah 25 hari atau commit to user 49 tepatnya 16 hari, sedangkan pada tahun 2010 perusahaan dalam keadaan yang kurang baik karena tingkat pengembalian piutangnya terlalu lama yaitu sekitar 77 hari atau yang berarti pada tahun 2010 tingkat pengembalian piutang atau umur rata-rata piutang oleh para debitur akan semakin lama yaitu sekitar 77 hari per tahun dibandingkan tahun 2009 yaitu sekitar 16 hari per tahun 2009. Kenaikan pada days of receivable dapat dimungkinkan karena pada perputaran piutang usaha pada tahun 2010 mengalami penurunan sekitar 17,85 kali atau menjadi 4,71 kali pada tahun 2010. Strategi atau langkah yang mungkin harus diambil oleh PT Pos Indonesia Persero Kantor Pos Solo 57100 berdasarkan hasil analisis tersebut di atas adalah sebagai berikut. 1. turnover receivable pada tahun 2010 yang mengalami penurunan yang signifikan dapat ditingkatkan dengan melakukan, a. peningkatan jumlah pendapatan usaha perusahaan dengan pemasaran yang lebih baik untuk periode yang akan datang, b. manajemen penjualan yang lebih baik, c. evaluasi terhadap kebijakan piutang yang akan diberikan. 2. days of receivable yang terbilang lama pada tahun 2010 dapat ditingkatkan dengan menambah turnover receivable pada periode yang akan datang, sehingga rata-rata umur piutang akan lebih cepat atau kemungkinan piutang tak tertagih akan semakin kecil. commit to user 50 Tabel II.10 Hasil analisis rasio pada PT Pos Indonesia Persero Kantor Pos Solo 57100 Tahun 2009-2010. Keterangan Hasil Naik Turun 2009 2010 Likuiditas a. Current Ratio 117,61 132,60 14,99 b. Modal Kerja Rp.8.810.580.260 Rp.16.164.862.217 Rp.7.354.281.957 c. Cash Ratio 115,56 116,54 0,98 Solvabilitas a. Leverage Ratio 85,03 75,41 9,62 b. Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aktiva 14,97 24,59 9,62 Profitabilitas a. Operating Asset Turnover 39,24 57,16 17,92 b. Operating Margin Ratio 16,96 15,99 0,97 Aktivitas a. Turnover Receivable 22,56 kali 4,71 kali 17,85 kali b. Days of Receivable 16 hari 77 hari 61 hari commit to user 51 BAB III TEMUAN Berdasarkan hasil analisis rasio laporan keuangan pada PT Pos Indonesia Persero Kantor Pos Solo 57100 tahun 2009-2010 tersebut di atas, maka dapat dikemukakan beberapa kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan dan kelemahan adalah sebagai berikut.

A. KELEBIHAN