Teknik Analisis Uji Instrumen Tes Hasil Belajar Ranah Kognitif

Rika Siti Jahara, 2013 Analisis Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan profil Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Dengan Menggunakan Model Cooperative Leraning Tipe STAD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

F. Teknik Analisis Uji Instrumen Tes Hasil Belajar Ranah Kognitif

Sebelum Instrumen tes hasil belajar digunakan dalam penelitian, instrumen tersebut harus sudah teruji kelayakan dan kevalidannya. Analisis soal instrumen bertujuan untuk mengetahui apakah soal yang digunakan baik atau tidak, dan dapat mengukur kemampuan yang ingin dicapai atau tidak. Sehingga terlebih dahulu instrumen tes diuji coba dan dilakukan analisis terhadap hasil uji coba instrumen tes hasil belajar ranah kognitif yang meliputi reliabilitas tes, validitas item tes, daya pembeda, dan tingkat kesukaran soal- soal. 1. Reliabilitas Tes “Reliabilitas tes menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen itu sudah baik ” Arikunto, 2010:221. Untuk memperoleh indeks reliabilitas soal bisa dengan menggunakan rumus Spearman-Brown, yaitu: ⁄ ⁄ Arikunto, 2010:223 dengan : r 11 = reliabilitas instrumen r 1212 = r xy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen Interpretasi reliabilitas tes dapat dilihat pada tabel 3.4. Tabel 3.4 Interpretasi Reliabilitas Nilai r Interpretasi 0,81 r 1,00 Sangat tinggi 0,61 r 0,80 Tinggi 0,41 r 0,60 Cukup 0,21 r 0,40 Rendah 0,00 r 0,20 Sangat rendah Arikunto, 2012: 75 Rika Siti Jahara, 2013 Analisis Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan profil Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Dengan Menggunakan Model Cooperative Leraning Tipe STAD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2. Validitas Item Tes Validitas adalah ukuran menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen Arikunto, 2010: 211. Salah satu cara untuk mengukur validitas tes adalah dengan angka kasar, rumusannya adalah sebagai berikut: √ } } Arikunto, 2010: 213 dengan : r xy = indeks korelasi antara dua variael Interpretasi validitas instrumen tes bisa dilihat pada tabel 3.5. Tabel 3.5 Kriteria Validitas Instrumen Tes Nilai r Interpretasi 0,81 – 1,00 Sangat tinggi 0,61 – 0,80 Tinggi 0,41 – 0,60 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah 0,00 – 0,20 Sangat rendah Arikunto, 2012: 89 3. Daya Pembeda Daya pembeda adalah bagaimana kemampuan butir soal itu membedakan siswa yang termasuk kelompok tinggi upper group dengan siswa yang termasuk kelompok rendah lower group. Daya pembeda butir soal dihitung dengan menggunakan rumus: Munaf, 2001: 63 dengan : D = Daya Pembeda N t = Jumlah siswa pada kelompok tinggi N r = Jumlah siswa pada kelompok rendah N = Jumlah seluruh siswa Rika Siti Jahara, 2013 Analisis Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan profil Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Dengan Menggunakan Model Cooperative Leraning Tipe STAD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Kualifikasi daya pembeda tiap butir soal bisa dilihat pada tabel 3.6. Tabel 3.6 Kriteria Indeks Daya Pembeda DP Kualifikasi 0,00 – 0,19 Jelek 0,20 – 0,39 Cukup 0,40 – 0,69 Baik 0,70 – 1,00 Baik Sekali Negatif Tidak baik, harus dibuang Arikunto, 2009:218 Jika daya pembeda yang interpretasinya kurang dari 0,20 maka soal harus dibuang atau diubah. Jika interpetasinya diantara 0,21 – 0,30 maka soal harus direvisi selebihnya jika interpretasi lebih dari 0,30 maka soal baik dan bisa diterima. 4. Taraf Kesukaran Butir Soal Taraf kesukaran merupakan tingkat kesukaran soal berdasarkan jumlah jawaban benar yang dijawab oleh seluruh siswa. Taraf kesukaran dapat dinyatakan dengan persamaan sebagi berikut: P = Arikunto, 2009: 208 dengan : P = Taraf kesukaran butir soal B = banyaknya siswa yang menjawab benar JS = Jumlah siswa yang mengikuti tes Interpretasi taraf kesukaran bisa dilihat pada tabel 3.7. Tabel 3.7 Interpretasi Taraf Kesukaran Nilai P Tingkat 0,00 – 0,29 Soal Sukar 0,30 – 0,69 Soal Sedang 0,70 – 1,00 Soal Mudah Arikunto, 2009: 210 Rika Siti Jahara, 2013 Analisis Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan profil Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Dengan Menggunakan Model Cooperative Leraning Tipe STAD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

G. Teknik Pengolahan Data

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik stad dan teknik jigsaw: kuasi eksperimen di SMP attaqwa 06 Bekasi

0 4 76

Perbedaan hasil belajar siswa atara model pembelajaran NHT (numbered head together) dengan stad (student team achievment division pada konsep laju reaksi)

3 10 173

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajarkan melalui pendekatan kooperatif teknik: student team achievement divisions (STAD) dan teknik Group Investigation (GI)

0 36 221

Perbandingan antara model pembelajaran cooperative learning tipe stad dengan pembelajaran konvensional dalam rangka meningkatkan hasil belajar PAI (eksperimen kelas XI SMA Negeri 3 Tangerang)

2 14 159

Pengaruh Teknik Gnt Pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Smp Kelas Vii Pada Konsep Organisasi Kehidupan

1 21 280

Pengaruh penerapan model cooperative learning tipe stad terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep sistem koloid (quasi eksperimen di MAN 2 Kota Bogor)

4 38 126

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada pelajaran IPS kelas IV dalam materi sumber daya alam di MI Annuriyah Depok

0 21 128

Peningkatan hasil belajar PKN siswa kelas IV MI Attaqwa Bekasi Utara melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)

0 5 152

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD DAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA SISWA KELAS VII SMPN 1 TINGGIMONCONG

0 9 303