Penilaian UKBM. Untuk memastikan bahwa UKBM yang dikembangkan telah Implementasi UKBM. Implementasi UKBM dapat berjalan dengan baik apabila Penilaian Hasil Belajar Berbasis UKBM. Untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi

©2017-Direktorat Pembinaan SMA 7 Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi, KD pasangan KD merujuk pada Permendibud Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Isi dan Kompetensi Dasar, materi pokok, pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Contoh silabus dapat Anda lihat pada Lampiran 3 pada naskah ini.

4. Penentuan Jumlah UKBM melalui langkah sebagai berikut.

a. Mengitung jumlah pasangan KD setiap mata pelajaran setiap semester. b. Menghitung jumlah RPP berdasarkan jumlah pasang KD dan kompleksitas materi pembelajaran pada KD, yaitu 1 satu pasang KD satu RPP, KD yang demikian merupakan KD standarnormal ; 2 dua pasang KD satu RPP, KD yang demikian merupakan KD kurus ; dan 3 satu pasang KD beberapa RPP, KD demikian merupakan KD gemuk . c. Menghitung jumlah pekan efektif setiap semester sesuai Strukt.ur Kurikulum 2013, yaitu semester 1 sampai dengan 5 sebanyak 18 minggu dan semester 6 sebanyak 14 minggu. Apabila setiap pekanminggu satu UKBM, maka jumlah UKBM pada semester 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 masing-masing 18 UKBM, 18 UKBM, 18 UKBM, 18 UKBM, 18 UKBM, dan 14 UKBM. Jumlah ini bisa kurang atau lebih sesuai dengan tingkat kompleksitas materi pembelajaran yang terdapat pada KD tersebut. Jumlah UKBM pada beberapa mata pelajaran dapat Anda lihat pada Lampiran 4 pada naskah ini.

5. Pengkodean UKBM. Setelah menentukan jumlah UKBM setiap mata pelajaran pada

semester 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 langkah selanjutnya adalah memberi kode UKBM. Pengkodean ini penting untuk pengorganisasian UKBM dalam pembelajaran. Kode UKBM melibatkan singkatan nama mata pelajaran, nomenklatur pasangan KD, letak semester kurikulum, kodeurutan RPP, dan urutan UKBM jika dalam satu pasang KD atau satu RPP terdiri lebih dari satu UKBM. Pengkodean UKBM pada beberapa mata pelajaran dapat Anda lihat pada Lampiran 5 pada naskah ini.

6. Pengembangan UKBM. Pengembangan UKBM dilakukan setelah langkah No. 1

sampai dengan 5 telah dilalui dengan baik. UKBM dikembangkan berdasarkan RPP yang telah Anda susun. Contoh RPP dan UKBM pada beberapa mata pelajaran dapat Anda lihat pada Lampiran 6 pada naskah ini.

7. Penilaian UKBM. Untuk memastikan bahwa UKBM yang dikembangkan telah

memenuhi karakteristik dan prinsip pengembangan UKBM maka perlu adanya penilaian UKBM dengan menggunakan lembar telaah UKBM yang dapat Anda lihat pada Lampiran 7 pada naskah ini.

8. Implementasi UKBM. Implementasi UKBM dapat berjalan dengan baik apabila

UKBM yang dikembangkan memenuhi kriteria UKBM sebagaimana dimaksudkan pada lembar telaah UKBM. UKBM dapat terlaksana dengan baik juga karena manajemen kelasnya yang baik. Tahapan implementasi UKBM dapat Anda ikuti pada bagian berikutnya.

9. Penilaian Hasil Belajar Berbasis UKBM. Untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi

layanan utuh pembelajaran melalui UKBM maka dilakukan penilaian. Penilaian dilaksanakan untuk setiap UKBM. Hasil penilaian digunakan sebagai pertimbangan untuk melanjutkan ke UKBM berikutnya. Bagi peserta diidk yang belum memenuhi ketuntasan belajar maka harus mengikuti remediasi, dan bagi peserta didik yang telah memenuhi ketuntasan dapat melanjutkan ke UKBM berikutnya, sedangkan bagi yang melebihi ketuntasan minimal dapat melanjutkan ke UKBM berikutnya dan berhak mendapatkan layanan pengayaan sebagaimana dimaksudkan pada Panduan Pembelajaran Tuntas yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan SMA Tahun 2017. Simualsi penilaian berbasis UKBM dapat Anda lihat pada Lampiran 8 pada naskah ini. ©2017-Direktorat Pembinaan SMA 8 B. Pengembangan Empat Macam Model Unit Kegiatan Belajar Mandiri A. Sete Setelah Anda menguasai alur pengembangan UKBM, Anda dapat menentukan model UKBM-nya. Bagaimana model pengembangan UKBM tersebut? Berikut akan kita pelajari beberapa model pengembangan UKBM. Pengembangan UKBM merupakan pengembangan unit-unit utuh paket belajar individu yang dapat dipelajari secara mandiri, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut. 1. Paket Bahan Ajar Modular yang dapat dipelajari secara mandiri danatau dengan arahan guru. 2. Buku Teks Pelajaran BTP yang dilengkapi dengan Buku Kerja yang harus disusun sebagai panduan belajar peserta didik yang berfungsi sebagai wahana belajar mandiri yang mendukung penguasaan kompetensi yang sedang dipelajari. 3. Selain Buku Kerja juga dikembangkan Pedoman Guru yang berisi prosedur dan teknik pengelolaan belajar dan pembelajaran dapat Anda lihat pada Lampiran 9 dalam naskah ini. 4. Urutan UKBM mata pelajaran mengikuti urutan logis logical sequence KD-KD dalam mata pelajaran. 5. Alur pengembangan UKBM mengikuti 4 empat model seperti gambar di bawah ini. a Model UKBM I, yaitu Satu Pasangan KD, Satu RPP, Satu atau lebih Pertemuan, satu UKBM, ditunjukkan pada gambar 3.2 berikut. Gambar 3.2 Model I Pengembangan UKBM Keterangan Gambar 3.2. 1 Pengembangan UKBM harus dikaitkan dengan alokasi waktu dalam rangka pencapaian kompetensi tertentu. Untuk itu, pengembangannya dirancang mulai dari perencanaan Prota yang memuat rencana penetapan alokasi waktu satu tahun pelajaran dalam rangka pencapaian KI dan KD sebagaimana ditetapkan pada struktur Kurikulum 2013. Penentuan alokasi waktu tersebut selain berdasarkan jumlah jam pelajaran pada struktur kurikulum semester kurikulum juga mempertimbangkan tingkat kesulitan, kedalaman, keluasan, dan esensial materi yang harus dikuasai oleh peserta didik. 2 Program semester Prosem merupakan penjabaran Prota. Prosem berisikan garis besar yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut ganjil atau genap. Pada Prosem hendaknya telah dilakukan urutan logis logical sequence KD-KD dalam mata pelajaran beserta pembagian waktunya. Prosem sekurang-kurangnya memuat materi pokok atau materi pembelajaran, alokasi waktu termasuk waktu untuk penilaian dan waktu cadangan, serta hal lain yang sekiranya diperlukan. Penentuan alokasi waktu RPP: rencana Kegiatan tatap muka dalam satu RPP terdiri dari satu atau lebih pertemuan Kegiatan terstruktur Kegiatan Mandiri Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan n U K B M 2 U K B M n RPP 1 RPP 1 RPP 2 RPP 3 RPP n U K B M 3 U K B M 1 ©2017-Direktorat Pembinaan SMA 9 ini harus memperhatikan beban belajar yang dinyatakan sebagai keseluruhan muatan dan pengalaman belajar yang harus diikuti peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pelajaran sesuai dengan struktur Kurikulum 2013. Komponen Prosem selanjutnya disajikan dalam bentuk matrik yang dijabarkan dalam mingguan, bulanan pada semester berlangsung Lampiran 2. 3 Alokasi waktu yang telah ditentukan pada Prosem selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam penentuan jumlah pertemuan yang dirancang pada RPP, misalnya alokasi waktu pasangan KD suatu mata pelajaran tertentu dengan berbagai pertimbangan ditetapkan 4 jam pelajaran JP, di mana beban belajar tiap minggu yang harus diikuti peserta didik pada mata pelajaran tersebut sesuai dengan struktur Kurikulum 2013 adalah 2 JP, maka jumlah pertemuan pada RPP dari pasangan KD tersebut adalah 2 dua kali pertemuan pada RPP ditulis 2 JP x 2. Setiap pertemuan memerlukan satuan waktu sebanyak 2 x 45 menit 90 menit maka satuan waktu keseluruhan adalah 4 x 45 menit 180 menit. 4 Setelah alokasi waktu dan jumlah pertemuan ditetapkan, langkah selanjutnya adalah mengembangkan RPP. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses disebutkan bahwa RPP adalah rencana kegiatan belajar tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. Sedangkan pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2014 tentang Struktur Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah pada pasal 2 ayat 2 disebutkan bahwa beban belajar di Sekolah Menengah Atas terdiri dari kegiatan tatap muka, kegiatan terstruktur, dan kegiatan mandiri. Selanjutnya dalam Pasal 7 ayat 4 disebutkan bahwa beban belajar kegiatan terstruktur dan beban belajar kegiatan mandiri paling banyak 60 enam puluh persen dari waktu kegiatan tatap muka yang bersangkutan. Untuk itu, proses belajar dan pembelajaran yang dilaksanakan wajib melalui kegiatan tatap muka, kegiatan terstruktur, dan kegiatan mandiri sebagaimana dimaksudkan di atas. 5 Setelah RPP dikembangkan, langkah selanjutnya adalah mengembangkan UKBM. Berdasarkan contoh pada langkah 3 maka UKBM yang dikembangkan sebanyak 1 satu UKBM untuk proses belajar dan pembelajaran selama 180 menit yang terbagi ke dalam 2 dua kali pertemuan, masing-masing pertemuan 90 menit. Dalam UKBM wajib memandu belajar peserta didik minimal 40 waktu yang tersedia untuk melaksanakan kegiatan tatap muka dan paling banyak 60 waktu yang tersedia untuk kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri. Jadi, misalnya 1 JP satuan waktunya 45 menit, maka minimal 18 menit untuk kegiatan tatap muka dan paling banyak 27 menit lainnya untuk kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri. Untuk itu, jika 1 UKBM digunakan untuk proses belajar dan pembelajaran selama 4 JP atau 180 menit, maka minimal 72 menit untuk kegiatan tatap muka dan paling banyak 108 menit untuk kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri. UKBM yang dikembangkan tersebut dapat disajikan dalam bentuk Paket Bahan Ajar Moduler yang dapat dipelajari secara mandiri dengan arahan guru, atau BTP yang dilengkapi dengan Buku Kerja sebagai panduan belajar peserta didik untuk belajar mandiri untuk mencapai penguasaan kompetensi pada pasangan KD tertentu dari mata pelajaran tertentu. 6 Dari langkah di atas, perlu digarisbawahi bahwa setelah mengembangkan RPP 1, mengembangkan UKBM 1, kemudian dengan cara yang sama maka akan mengembangkan RPP 2, 3, dan seterusnya, dan mengembangkan UKBM 2, 3, dan seterusnya. Dengan demikian, jumlah UKBM yang dikembangkan ©2017-Direktorat Pembinaan SMA 10 mengikuti jumlah RPP tanpa memperhatikan jumlah pertemuan pada RPP. Jadi, satu pasangan KD, satu RPP, satu atau lebih pertemuan, satu UKBM. b Model UKBM II, yaitu Satu Pasangan KD, satu RPP, Satu atau lebih Pertemuan, Satu atau lebih UKBM jumlah UKBM mengikuti jumlah pertemuan yang ada pada RPP, ditunjukkan oleh Gambar 3.3 berikut. Gambar 3.3 Model II Pengembangan UKBM Keterangan Gambar 3.3: 1 Ikuti langkah 1 sampai dengan 4 pada alur pengembangan UKBM model I, ketentuan lain mengenai UKBM sama dengan model I. 2 Gunakan contoh pada langkah 5 dari alur pengembangan UKBM model pertama, maka UKBM yang dikembangkan pada model II ini sebanyak 2 dua UKBM untuk proses belajar dan pembelajaran selama 180 menit yang terbagi ke dalam 2 dua kali pertemuan masing-masing pertemuan 90 menit. Jadi, satu pertemuan satu UKBM. 3 Dari langkah di atas, perlu digarisbawahi bahwa setelah dikembangkan RPP 1 yang terdiri dari misal 3 tiga kali pertemuan, maka akan dikembangkan UKBM1, UKBM 2, dan UKBM 3. Untuk RPP 2, 3 dan seterusnya akan dikembangkan UKBM-UKBM sesuai dengan jumlah pertemuan pada masing- masing RPP tersebut. Dengan demikian, jumlah UKBM yang dikembangkan mengikuti jumlah petemuan yang ada pada RPP. Jadi satu pasangan KD, satu RPP, satu atau lebih pertemuan, satu atau lebih UKBM. c Model UKBM III, yaitu Beberapa Pasang KD dalam Satu RPP, Satu atau lebih Pertemuan, Satu UKB, ditunjukkan pada Gambar 3.4 berikut. Pertemuan 2 RPP 1 Pertemuan 1 Pertemuan 3 Pertemuan n RPP 1 RPP: rencana Kegiatan tatap muka dalam satu RPP terdiri dari satu atau Kegiatan terstruktur Kegiatan Mandiri Pertemuan 3 UKBM 1 UKBM 2 UKBM 3 UKBM n RPP 1 ©2017-Direktorat Pembinaan SMA 11 Gambar 3.4. Model III Pengembangan UKBM Keterangan Gambar 3.4. 1 Ikuti langkah 1, 3, dan 4 pada alur pengembangan UKBM model I, ketentuan lain mengenai UKBM sama dengan model I. Sedangkan langkah 2 berbeda dengan model I dan II. Pada model III ini saat penyusunan Prosem, pasangan KD telah dikelompokkan berdasarkan kesesuaian atau kedekatan materi yang terdapat pada pasangan-pasangan KD. Ada kemungkinan materi yang terdapat pada pasangan KD tertentu merupakan kelompok materi yang sama dengan pasangan KD lain sehingga akan lebih baik jika disatukan dalam RPP yang sama. Untuk itu, RPP akan berisi lebih dari satu pasangan KD. 2 Gunakan contoh pada langkah 3 dari alur pengembangan UKBM model I, maka UKBM yang dikembangkan pada model ketiga ini sebanyak 1 satu UKBM untuk proses belajar dan pembelajaran selama 270 menit yang terbagi ke dalam 3 tiga kali pertemuan masing-masing pertemuan 90 menit. 3 Dari langkah di atas, perlu digarisbawahi bahwa setelah mengembangkan RPP 1 yang berisi lebih dari 1 satu pasangan KD yang terdiri dari 3 tiga kali pertemuan, maka akan dikembangkan sebanyak 1 satu UKBM. Jadi, lebih dari satu pasangan KD, satu RPP, lebih dari satu pertemuan, satu UKBM. d Model UKB IV, yaitu Lebih dari Satu Pasang KD, satu RPP, lebih dari satu pertemuan, Lebih dari satu UKBM jumlah UKBM menyesuaikan dengan jumlah pertemuan pada RPP, ditunjukkan pada Gambar 3.5 berikut. RPP 1 RPP 2 RPP 3 RPP n Kegiatan tatap muka Kegiatan terstruktur Kegiatan Mandiri Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan n U K B M 1 U K B M 2 U K B M n U K B M 3 RPP 1 RPP 1 ©2017-Direktorat Pembinaan SMA 12 Gambar 3.5. Model IV Pengembangan UKBM Keterangan Gambar 3.5. 1 Ikuti langkah 1 pada model ketiga. 2 Gunakan contoh pada langkah 3 dari alur pengembangan UKBM model I, tetapi dengan alokasi waktu lebih banyak, misalnya 270 menit, maka UKBM yang dikembangkan pada model IV ini sebanyak 3 tiga UKBM untuk proses belajar dan pembelajaran selama 270 menit yang terbagi ke dalam 3 tiga kali pertemuan masing-masing pertemuan 90 menit. 3 Dari langkah di atas, perlu digarisbawahi bahwa setelah mengembangkan RPP 1 yang berisi lebih dari 1 satu pasang KD yang terdiri dari 3 tiga pertemuan, maka akan dikembangkan sebanyak 3 tiga UKBM. Jadi, lebih dari satu pasang KD, satu RPP, lebih dari satu pertemuan, lebih dari satu UKBM.

C. Tahapan Implementasi Unit Kegiatan Belajar Mandiri UKBM