Konsep Diri Tinjauan Pustaka

22 Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri menurut Mubarak dan Cahyatin 2007: 238-239 yaitu. 1. Tingkat perkembangan dan kematangan Perkembangan anak seperti dukungan mental, perlakukan, dan pertumbuhan anak akan mempengaruhi konsep dirinya. Seiring perkembangannya, faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri individu akan mengalami perubahan. 2. Keluarga dan budaya Individu cenderung mengadopsi berbagai nilai yang terkait dengan konsep diri orang-orang yang terdekat dari dirinya. Dalam konteks ini, anak-anak banyak mendapat pengaruh nilai dari budaya tempat ia tinggal. 3. Faktor eksternal dan internal Kekuatan dan perkembangan individu sangat berpengaruh terhadap konsep diri mereka. Pada dasarnya, individu memiliki dua sumber kekuatan, yakni sumber eksternal dan sumber internal. 4. Pengalaman Ada kecenderungan bahwa konsep diri yang tinggi berasal dari pengalaman masa lalunya yang sukses dan ada pula pengalaman masa lalu yang gagal. 5. Penyakit Kondisi sakit juga dapat mempengaruhi konsep diri seseorang. 23 6. Stresor Stresor dapat mempengaruhi konsep diri seseorang apabila ia tidak mampu mengatasinya dengan sukses. Calhoun dan Acocella dalam Gufron 2011: 6 mengungkapkan ada beberapa sumber informasi untuk konsep diri seseorang yaitu. 1. Orang tua Orang tua adalah kontak sosial yang paling awal kita alami dan yang paling berpengaruh. 2. Teman sebaya Teman sebaya juga cukup mempengaruhi konsep diri individu. 3. Masyarakat Sama seperti orang tua dan teman sebaya, masayarakat juga memberitahu individu bagaimana mendefinisikan diri sendiri. 4. Belajar Belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan psikologis yang relatif permanen yang terjadi dalam diri seseorang sebagai akibat dari pengalaman. Konsep diri menjadi sebuah proses yang berkelanjutan, bukan lagi bersifat statis tetapi mampu untuk menyesuaikan kembali dan berkembang sebagai pengalaman-pengalaman baru yang terintegrasikan. Lalu konsep diri menjadi berlandaskan pada pengalaman-pengalaman yang sejati, terbuka dan peka terhadap 24 perasaan-perasaan dari orang lain dan terhadap realitas-realitas lingkungannya.

3. Aktivitas Belajar

Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting didalam interaksi belajar mengajar. Dalam aktivitas belajar ada beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan ilmu jiwa, yakni pandangan ilmu jiwa lama dan ilmu jiwa modern. Menurut ilmu jiwa lama aktivitas didominasi oleh guru sedangkan menurut pandangan ilmu jiwa modern aktivitas didominasi oleh siswa. Gie dalam Suherman 2010: 1 aktivitas belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas secara sadar yang dilakukan oleh seseorang yang mengakibatkan perubahan dalam dirinya, berupa perubahan pengetahuan atau kemahiran yang sifatnya tergantung pada sedikit banyaknya perubahan. Sedangkan menurut Sardiman 2010: 2 aktivitas dalam proses belajar mengajar adalah rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berpikir, membaca dan segala kegiatan yang dilakukan yang dapat menunjang prestasi belajar. Keaktifan siswa dalam pembelajaran memiliki bentuk yang beraneka ragam, dari kegiatan fisik yang mudah diamati sampai kegiatan psikis yang sulit diamati. Kegiatan fisik yang dapat diamati diantaranya adalah kegiatan dalam bentuk membaca, mendengarkan, menulis, meragakan dan mengukur. Sedangkan contoh kegiatan psikis diantaranya adalah 25 seperti mengingat kembali isi materi pelajaran pada peremuan sebelumnya, menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki untuk memecahkan masalah, menyimpulkan hasil eksperimen, membandingkan satu konsep dengan konsep yang lain dan lainnya Dimyati dan Mudjiono, 2009: 114. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka aktivitas belajar adalah keterlibatan siswa dalam dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian dalam kegiatan belajar guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. Diedrich dalam Hamalik 2001: 172 membagi aktivitas belajar ke dalam 8 kelompok, yaitu. 1. Kegiatan-kegiatan visual, yang termasuk di dalam kegiatan visual diantaranya membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran dan mengamati orang lain bekerja atau bermain. 2. Kegiatan-kegiatan lisan oral, yang termasuk di dalamnya antara lain mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi. 3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan, yang termasuk di dalamnya antara lain mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan ataau diskusi, mendengarkan suatu permainan dan mendengarkan radio. 4. Kegiatan-kegiatan menulis, yang termasuk di dalamnya antara lain menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes dan mengisi angket. 5. Kegiatan-kegiatan menggambar, yang termasuk di dalamnya anatar lain, menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta dan pola. 6. Kegiatan-kegiatan emosional, yang termasuk di dalamnya antara lain minat, membedakan, berani, tenang dan lain-lain. 26 7. Kegiatan-kegiatan mental, yang termasuk di dalamnya antara lain merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, melihat, hubungan-hubungan dan membuat keputusan. 8. Kegiatan-kegiatan motorik, yang termasuk di dalamnya antara lain melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari dan berkebun. Menururt Abimayu 2008: 175 menyatakan bahwa keterlibatan pembelajaran dalam proses pembelajaran itu dapat berbentuk keterlibatan siswa yang dijelaskan sebagai berikut. 1. Keterlibatan fisik, seperti melakukan pengukuran, perhitungan, pengumpulan data atau meperagakan suatu konsep dan lain-lain. 2. Keterlibatan mental seperti, ketrlibatan intelektual, yang dapat berbentuk mendengarkan informasi dengan cermat, berdiskusi dengan teman sekelas, melakukan pengamatan terhadap sesuatu pengetahuan baru tersebut. Keterlibatan intelektual dalam bentuk latihan keterlibatan intelektual dalam bentuk latihan keterampilan intelektual seperti menyusun suatu rencana atau program, menyatakan gagasan dan sebagainya. Keterlibatan emosional dapat berbentuk penghayatan terhadap perasaan, nilai, sikap dan sebagainya. 27 Sedangkan menurut Hamalik 2010: 90-91 jenis-jenis aktivitas belajar dikelompokkan ke dalam beberapa kegiatan, yaitu sebagai berikut. 1. Aktivitas visual atau fisik: membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, mengamati orang bekerja atau bermain. 2. Aktivitas lisan oral: mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara dan diskusi. 3. Aktivitas menulis: menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat sketsa atau rangkuman, mengerjakan tugas, diagram, peta dan pola. 4. Aktivitas motorik: melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan simulasi, menari dan berkebun. 5. Aktivitas fisik mental: merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, menemukan hubungan- hubungan dan membuat keputusan. 6. Aktivitas emosional: minat, membedakan, berani, semangat, tenang dan sebagainya. Montesari dalam Sardiman 2003: 117 juga menegaskan bahwa anak memiliki tenaga-tenaga untuk berkembang sendiri, membentuk sendiri. Pendidikan akan berperan sebagai pembimbing dan mengamati bagaimana perkembangan anak-anak didiknya. Pernyataan Montesari memberikan petunjuk bahwa yang lebih banyak melakukan aktivitas dalam pembentukan diri adalah anak itu sendiri, sedangkan pendidik memberikan bimbingan dan merencanakan segala kegiatan yang akan diperbuat oleh anak didik. Natawijaya dalam Depdiknas 2005: 31 belajar aktif adalah “Suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik,

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN METODE BRAINSTORMING TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2009/2010

1 12 12

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR MELALUI KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS IX SMP NEGERI 4 GEDONGTATAAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 25 119

PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SIDOMULYO SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 20 83

PENGARUH BUDAYA MEMBACA DAN DISIPLIN BELAJAR MELALUI MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 14 79

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR MELALUI MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 23 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 15 106

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIS GURU DAN SIKAP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU MELALUI AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 4 LIWA LAMPUNG BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/20

0 3 1

PENGARUH KEMANDIRIAN DAN SIKAP BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PUNGGUR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

6 71 68

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH, DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 PADANGCERMIN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 8 86

PENGARUH KONSEP DIRI MELALUI AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TUMIJAJAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 4 89

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 KALIANDA LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 13 78