Karakteristik IPS Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial IPS

siswa harus aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang harus dipelajari.

2. Aktivitas Belajar

Aktivitas berkaitan erat dengan proses pembelajaran. Aktivitas harus melibatkan seluruh aspek psikofisis peserta didik, baik jasmani maupun rohani sehingga akselerasi perubahan perilakunya dapat terjadi secara cepat, tepat, mudah, dan benar, baik berkaitan dengan aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik Hanafiah Suhana, 2010: 23. Lebih lanjut Kunandar 2010: 277 mengemukakan aktivitas belajar yaitu keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses pembelajaran dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. Rohani 2006: 6 menjelaskan bahwa seluruh peranan dan kemauan dikerahkan supaya daya ingat tetap aktif untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal sekaligus mengikuti proses pembelajaran secara aktif. Siswa mendengar, mengamati, menyelidiki, mengingat, menguraikan, mengasosiasikan ketentuan satu dengan lainnya, dan sebagainya. Kegiatankeaktifan jasmani fisik sebagai kegiatan yang tampak yaitu saat peserta didik melakukan percobaan, membuat konstruksi model, dan lain- lain. Sedangkan kegiatan psikis tampak bila siswa sedang mengamati dengan teliti, memecahkan dengan persoalan, mengambil keputusan dan sebagainya. Memperhatikan penjelasan guru, bertanya pada guru, menjawab pertanyaan dari guru, memberikan pendapat, antusias dalam mengikuti semua tahapan pembelajaran berbasis pair check, kerja sama dalam kegiatan diskusi kelompok, tidak mengganggu teman, dan menyimpulkan pembelajaran bersama dengan guru. Berdasarkan beberapa pengertian aktivitas belajar menurut para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan kegiatan siswa yang bersifat fisik maupun mental baik sikap, pikiran, perhatian dan aktivitas selama proses pembelajaran, kegiatan tersebut guna menunjang keberhasilan belajar dan untuk mencapai tujuan belajar yang diharapkan.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah mengalami proses belajar. Sebagaimana Sudjana dalam Kunandar 2010: 276 mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan. Kemudian Nashar 2004: 77 mengemukakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Bloom dalam Sudjana 2010: 22 merumuskan hasil belajar sebagai perubahan tingkah laku yang meliputi domain ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual, ranah afektif berkenaan dengan sikap dan ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Perubahan dapat diartikan dari tidak tahu menjadi tahu, tidak sopan menjadi sopan dan sebagainya. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa hasil belajar yaitu hasil yang diperoleh siswa setelah mengalami proses pembelajaran, dan kemampuan siswa yang diperoleh melalui kegiatan pembelajaran. Anak mengalami perubahan baik di bidang afektif, kognitif, dan psikomotorik. C. Pengertian Model Pembelajaran Tingkat keberhasilan proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan sangat dipengaruhi oleh penggunaan model pembelajaran. Menurut Hanafiah dan Suhana 2010: 41 model pembelajaran merupakan salah satu pendekatan dalam rangka mengetahui perubahan perilaku peserta didik secara adaptif maupun generatif. Model pembelajaran sangat erat kaitannya dengan gaya belajar peserta didik dan gaya mengajar guru. Kemudian dijelaskan lebih lanjut oleh Komalasari 2010: 57 yang mendefinisikan bahwa model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Selanjutnya Chauham dalam Wahab 2008: 52 mendefinisikan bahwa model mengajar merupakan sebuah perencanaan pembelajaran yang menggambarkan proses yang ditempuh pada proses pembelajaran agar dicapai perubahan spesifik pada perilaku siswa seperti yang diharapkan. Isjoni 2011: 5 mengemukakan bahwa perkembangan model pembelajaran dari waktu ke waktu terus mengalami perubahan. Sejalan dengan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran, salah satu model pembelajaran yang kini banyak mendapat respon adalah model pembelajaran cooperative atau cooperative learning. Berdasarkan beberapa pengertian model pembelajaran para ahli di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan salah satu pendekatan perencanaan pembelajaran yang disajikan secara khas oleh guru dalam pembelajaran, sedapat mungkin harus dicapai. Perubahan spesifik pada perilaku siswa, seperti yang diharapkan. Salah satu model pembelajaran yang dapat mengubah perilaku siswa dan banyak mendapat respon adalah model cooperative learning.

D. Pengertian Cooperative Learning

Model pembelajaran memiliki beberapa jenis, salah satunya adalah cooperative learning. Menurut Isjoni 2007: 15 cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Kemudian Anitah, dkk. 2009: 3.7 mengemukakan bahwa cooperative learning adalah pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil sehingga siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan kegiatan belajarnya sendiri dan juga anggota yang lain. Slavin dalam Solihatin Raharjo 2009: 4 mengemukakan bahwa cooperative learning adalah suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Rusman 2011: 203 bahwa cooperative learning merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan cooperative learning yaitu

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV SD NEGERI 4 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 27 83

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIR CHECK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV B SD NEGERI 06 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 15 48

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SD NEGERI 2 SABAH BALAU LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 9 53

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 05 METRO BARAT

0 15 65

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V A SD ISLAM TERPADU AL MUHSIN METRO SELATAN

0 5 87

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS VB SD NEGERI 04 METRO BARAT

1 7 75

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE COURSE REVIEW HORAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 METRO TIMUR

1 4 79

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TIME TOKEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 PURWODADI

0 9 76

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENIGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 METRO SELATAN

0 4 72

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada pelajaran IPS kelas IV dalam materi sumber daya alam di MI Annuriyah Depok

0 21 128