B. Pembahasan
Pada tahap study literature diperoleh model alat evaluasi peta konsep yang digunakan sebagai alat evaluasi pembelajaran. Alat evaluasi peta konsep terdiri
atas soal peta konsep, master map, rubrik penskoran peta konsep, panduan pelatihan membuat peta konsep, petunjuk penggunaan peta konsep, dan soal
uraian. Penelitian ini mencoba mengembangkan dua model peta konsep, yakni
soal peta konsep yang disusun ke dalam bentuk hirarki. Peta konsep bentuk hirarki mengacu pada penelitian Novak dan Gowin 1984:18. Peta konsep ini
mengharuskan siswa menyusun peta konsepnya dengan menuliskan konsep yang paling umum dituliskan pada puncak peta konsep dan konsep yang lebih spesifik
dituliskan secara hirarki di bawahnya. Peta konsep bentuk spokes mengacu pada penelitian Kinchin 2000. Peta konsep jenis ini, siswa diharuskan menuliskan
konsep yang paling umum dituliskan dipusat konsep yang lebih spesifik. Setiap peta konsep buatan siswa dinilai oleh tiga orang rater.
Pengembangan soal peta konsep ini diikuti pula pengembangan master map, rubrik penskoran peta konsep, modul pelatihan membuat peta konsep.
Keempat instrumen tersebut disebut sebagai alat evaluasi peta konsep. Alat evaluasi yang dikembangkan selanjutnya direview oleh pakar. Setelah beberapa
kali revisi kemudian diujicobakan secara terbatas pada enam belas siswa kelas VIII yang diambil secara acak di SMP N 24 Semarang. Hasil ujicoba terbatas
menunjukkan bahwa ketiga soal peta konsep reliabel dan valid, tetapi pada soal peta konsep tema karakteristik bunyi dengan instruksi untuk disusun ke dalam
bentuk spokes, perlu dilakukan perbaikan untuk kata penghubungnya, yaitu kata
penghubung
Kategori konsepsi siswa pada peta konsep dan soal uraian terbagi menjadi enam kategori meliputi: karakteristik bunyi, gejala resonansi, jenis-jenis
bunyi pantul, besaran pada bunyi, jenis-jenis bunyi berdasarkan frekuensinya, dan jenis-jenis bunyi berdasarkan sifat frekuensinya.
Peta konsep dapat diterapkan sebagai alat evaluasi belajar siswa kelas VIII pada pokok bahasan bunyi di SMP Negeri 24 Semarang. Hal ini terbukti
dengan membandingkan hasil jawaban tes peta konsep dan tes uraian. Kedua bentuk tes menunjukkan kategori konsepsi yang dapat dijelaskan dengan baik oleh
siswa adalah karakteristik bunyi, jenis-jenis gelombang bunyi berdasarkan frekuensinya, dan jenis-jenis bunyi berdasarkan sifat frekuensinya. Kategori
konsepsi yang belum dikuasai oleh siswa adalah gejala resonansi, besaran pada bunyi, dan jenis-jenis bunyi pantul.
60
BAB V PENUTUP
A. SIMPULAN
Simpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1.
Telah diperoleh bentuk perangkat evaluasi peta konsep yang dapat digunakan untuk menggambarkan struktur kognitif siswa pada pokok bahasan bunyi.
Perangkat evaluasi peta konsep tersebut terdiri atas: a.
Soal peta konsep Dua soal peta konsep tema karakteristik bunyi dengan instruksi disusun
ke dalam bentuk hirarki dan spokes, satu soal peta konsep tema jenis-jenis bunyi berdasarkan frekuensinya dengan instruksi disusun ke dalam
bentuk hirarki. b.
Master map untuk setiap soal peta konsep. c.
Rubrik penskoran peta konsep untuk setiap soal peta konsep. d.
Modul pelatihan membuat peta konsep untuk siswa. e.
Petunjuk Penggunaan Peta Konsep. Kelima bentuk hasil pengembangan perangkat evaluasi peta konsep dapat
dilihat pada Lampiran 4. 2.
Berdasarkan hasil analisis data penelitian diperoleh nilai koefisien validitas dan koefisien reliabilitas peta konsep yang dikembangkan memenuhi kriteria
nilai validitas dan reliabilitas. 3.
Peta konsep efektif untuk mengukur struktur kognitif siswa kelas VIII pada pokok bahasan bunyi di SMP Negeri 24 Semarang.