penyelenggaraan negara yang merupakan hal yang tidak ada kaitannya secara langsung dengan pemungutan pajak.
2.5 Self Assessment System
Sistem perpajakan yang digunakan di Indonesia saat ini adalah self assessment system, Indonesia telah mengganti sistem pemungutan pajaknya
dari official-assessment system menjadi self assessment system yang masih diterapkan sampai dengan sekarang. Self assessment system merupakan
sistem pemungutan pajak yang memberikan kepercayaan kepada wajib pajak untuk menghitung atau memperhitungkan, membayar, dan
melaporkan sendiri jumlah pajak yang seharusnya terutang berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan. Sedangkan jika official
assesment system sangat berbanding terbalik, karena pada offial assessment system besarnya pajak yang seharusnya terutang ditetapkan sepenuhnya oleh
Fiskus aparat pajak. Self assessment terdiri dari dua kata bahasa inggris, yaitu self yang
artinya sendiri, dan to asses yang artinya menilai, menghitung, menaksir. Dengan demikian, Self assessment system merupakan suatu sistem
pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang. Ciri-cirinya adalah
wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang yang ada pada wajib pajak sendiri. Wajib pajak aktif dalam mulai dari, menghitung, menyetor,
dan melaporkan sendiri pajak yang terutang, pihak fiskus aparat pajak tidak ikut campur dan hanya mengawasi Mardismo, 2011. Menurut
Mardiasmo, 2011 mengatakan bahwa self assessment system adalah sesuatu sistem yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk
menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang. Adapun ciri-criri self assessment system menurut Mardiasmo, 2011, antara lain :
1. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada
wajib pajak sendiri. 2.
Wajib pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri wajib pajak yang terutang.
3. Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.
Sistem pemungutan pajak yang berlaku di Indonesia adalah self assessment system. Sehingga wajib pajak mempunyai kewajiban sebagai
berikut Friskianti, 2014 : 1.
Menghitung sendiri jumlah seluruh penghasilan yang telah diperolehnya.
2. Menghitung sendiri jumlah pajak yang terutang
3. Menghitung sendiri jumlah pajak yang telah dibayar atau dapat
dikreditkan. 4.
Menghitung sendiri jumlah pajak yang harus dibayar 5.
Menyetor sendiri jumlah pajak yang masih harus disetor ke kas negara melalui bank persepsi, dan
6. Mengisi serta melaporkan sendiri Surat Pemberitahuan SPT dan
Setoran Pajak SSP ke DJP atau kantor pajak.
Self assessment system ini sangat memungkinkan terjadi penyelewengan terhadap nominal pajak yang harus dibayar Friskianti,
2014, maka diharapkan ada beberapa hal yang harus ada dalam diri wajib pajak :
1. Tax consclousness atau kesadaran wajib pajak.
2. Kejujuran wajib pajak
3. Tax mindedness wajib pajak, hasrat untuk membayar pajak
4. Tax disclipine, disiplin wajib pajak terhadap pelaksanaan peraturan
perpajakan sehingga pada waktu wajib pajak dengan sendirinya memenuhi kewajiban yang dibebankan kepadanya oleh undang-undang.
Menurut Siahaan, 2010 keuntungan penerapan self assessment system adalah sebagai berikut :
1. Uang pajak dapat segera masuk ke kas negara tanpa melalui proses
penagihan yang bertele-tele. 2.
Karena tanpa melalui proses penagihan terhadap semua wajib pajak, maka ada unsur efesiensi biaya pemungutan pajak.
3. Adanya sanksi perpajakan bagi wajib pajak yang tidak melaksanakan
kewajiban perpajakan sebagaimana mestinya. 4.
Meningkatkan kebanggaan kepada masyarakat karena telah dipercaya oleh negara untuk melaksanakan hak dan kewajiban kenegaraannya tanpa
harus dilayani oleh fiskus; hal ini menunjukkan telah meningkatnya kecerdesan bangsa.
5. Meningkatkan kesadaran perpajakan secara sukarela voluntary tax
compliance mesyarakat karena tanpa campur tangan fiskus yang besar, masyarakat telah memahami tata cara pelaksanaan kewajiban perpajakan
secara baik dan benar. Seperti yang penulis sudah jelaskan diatas bahwa self assessment
system juga mempunyai kelemahan yaitu sistem ini sangat rawan terjadi kecurangan seperti penghindaran pajak tax avoidance maupun
penggelapan pajak tax evasion. Namun terlepas dari kelemahan tersebut, penerapan self assessment system ini negara khususnya Direktorat Jenderal
Pajak memberikan kepercayaan penuh kepada masyarakat atau wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya dengan prinsip demokrasi yang
berlaku di Indonesia. Dengan diberlakukan sistem ini diharapkan masyarakat atau wajib pajak bisa dengan baik dan jujur dalam menghitung
dan melaporkan utang pajaknya dan meningkatkan tanggungjawab pribadi masing-masing wajib pajak.
2.6 Diskriminasi