strategi belajarnya, menggunakan sumber – sumber belajar yang dipilihnya,
membuat keputusan akadenik, dan melakukan kegiatan – kegiatan untuk
tercapainya tujuan belajar Paulina, 1997.
2.3 Modul
2.3.1 Pengertian Modul
Modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis, didalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang
terencana dan didesain untuk membantu peserta didik menguasai tujuan belajar yang spesifik Daryanto, 2013: 9. Modul biasanya hanya berisi satu materi pokok
dan berfungsi sebagai sarana belajar yang bersifat mandiri, sehingga siswa dapat belajar secara mandiri sesuai dengan kecepatan masing
– masing. Modul dirancang secara khusus dan jelas sesuai dengan kecepatan
pemahaman masing – masing siswa terhadap suatu materi sehingga mendorong
siswa untuk belajar sesuai dengan kemampuannya. Menurut Nasution 2003: 205,
mengemukakan modul dapat dirumuskan sebagai: suatu unit yang lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar
yang disusun untuk membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas. Suatu modul minimal memuat tujuan
pembelajaran, materisubstansi belajar, dan evaluasi.
2.3.2 Tujuan Pembelajaran Modul
Depdiknas 2008, mengemukakan tujuan pembelajaran modul adalah sebagai berikut:
“1 Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbal, 2 Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera,
baik siswa maupun guruinstruktur, 3 Agar dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti untuk meningkatkan motivasi dan gairah belajar,
4 Mengembangkan kemampuan dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya yang memungkinkan siswa
belajar secara mandiri sesuai kemampuan dan minatnya, 5 Memungkinkan siswa dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil
belajarnya.” Modul sebagai sumber belajar mandiri hendaknya disusun secara efektif dan
terperinci sehingga siswa dapat dengan mudah menangkap isi dari modul tersebut. Selain itu penulisan modul juga harus dapat membangkitkan gairah siswa dengan
penyampaian materi yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. Hal ini dikarenakan inti dari pembuatan modul sendiri adalah agar siswa dapat leluasa
dalam belajar meskipun tidak didampingi guru atau dilingkungan sekolah. Sebagai salah satu bentuk bahan ajar, modul memiliki peran penting dalam
proses pembelajaran. Menurut Prastowo 2012: 107-108, modul berfungsi sebagai berikut.
a. Bahan ajar mandiri, siswa dapat belajar sendiri tanpa tergantung kehadiran
guru. b.
Pengganti fungsi guru, modul mampu menjelaskan materi pembelajaran dengan baik dan mudah dipahami oleh siswa.
c. Sebagai alat evaluasi, untuk mengukur dan menilai tingkat penguasaan materi
siswa. d.
Sebagai bahan rujukan bagi siswa. Modul sebagai salah satu bentuk bahan ajar cetak memiliki kelebihan
dibandingkan dengan bahan ajar cetak lainnya karena modul memiliki komponen yang paling lengkap. Menurut Prastowo
2012: 112-113 dalam penulisan struktur
bahan ajar modul, paling tidak harus memuat 7 komponen utama yaitu judul, petunjuk belajar,kompetensi dasar, informasi pendukung, latihan, tugaslangkah
kerja, dan penilaian. Selain memiliki kelebihan, modul juga memiliki kelemahan menurut
Wulandari 2011 yaitu antara lain: a
Modul biasanya masih menunjukan adanya paksaan kepada siswa agar ia mengikuti acara, selera, kebiasaan penulis modul.
b Tidak ada kesempatan bagi siswa untuk memilih jalur urutan topik – topik
yang lebih sesuai dengan seleranya c
Sedikit sekali menggunakan media pendidikan, karena boleh dikatakan semua materi diutamakan menggunakan tulisan
2.3.3 Pengembangan Modul