Statistik Deskriptif Hasil Regresi Linier Berganda

Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai Cronbach Alpha sebesar 0,761 telah memenuhi kriteria untuk dikatan reliabel, yaitu 0,761 0,6.

4.2.3 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Tabel 4.10 Descriptive Statistics N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Pengendalian Intern 74 11.00 9.00 20.00 16.5811 1.95852 Moralitas Manajemen 74 10.00 5.00 15.00 12.4595 2.35941 Sistem Kompensasi 74 9.00 11.00 20.00 15.9459 2.14471 Perilaku Etis Karyawan dalam Sistem Penggajian 74 12.00 8.00 20.00 15.4189 2.55357 Valid N listwise 74 Penjelasan dari tabel diatas adalah sebagai berikut: 1. Output tampilan SPSS menunjukkan jumlah responden N sebanyak 74. 2. Rata–rata Mean Pengendalian Intern, Moralitas Manajemen dan Sistem Kompensasi masing-masing sebesar 16.5811 , 12.4595 , dan 15.9459 dengan Standar Deviasi 1.95852 , 2.35941 dan 2.14471. 3. Rata-rata Mean Perilaku Etis Karyawan dalam Sistem Penggajian sebesar 14.4189 dengan Standar Deviasi 2.55357. 4. Nilai minimum Pengendalian Intern, Moralitas Manajemen, Sistem kompensasi dan Perilaku Etis Karyawan dalam Sistem Penggajian masing- masing sebesar 9,5,11 dan 8. Sedangkan nilai maximumnya sebesar 20,15,20 dan 20. 5. Nilai range merupakan selisih nilai maksimum dan nilai minum yaitu sebesar 11 untuk Pengendalian Intern, 10 untuk Moralitas Manajemen, 9 untuk Sistem Kompensasi dan 12 untuk Perilaku Etis Karyawan dalam Sistem Penggajian. 4.2.4 Hasil Uji Asumsi Klasik 4.2.4.1 Uji normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data terdistribusi dengan normal, sehingga sebelum dilakukan analisis regresi perlu dilakukan uji normalitas pada masing-masing variabel yaitu Pengendalian Intern X1,Moralitas Manajemen X2,Sistem Kompensasi X3 dan Perilaku Etis Karyawan dalam Sistem Penggajian Y. Sampel yang digunakan dalam uji asumsi klasik yaitu sebanyak 74 responden yang diambil dari populasi 37 Pegawai Kantor Bupati Labusel dan 37 Pegawai Kantor Bupati Paluta dan pengambilan sampel menggunakan metode stratified random sampling. Uji normalitas dapat dilihat melalui grafik Histogram dan grafik PP Plots. Pada uji grafik, data yang memiliki pola seperti lonceng pada diagram histogram dan pada grafik PP Plots titik-titik yang menyebar disekitar garis diagonal merupakan data yang baik. Berikut ini hasil uji normalitas berdasarkan grafik Gambar 4.1 Grafik Histogram Gambar 4.2 Normal PP Plots Dilihat dari grafik Histogram dan grafik PP Plots diatas maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal karena data memiliki pola seperti lonceng pada diagram histogram dan pada grafik PP Plots titik-titik yang menyebar disekitar garis diagonal. Melakukan uji normalitas menggunakan grafik tidaklah cukup, diperlukan perhitungan secara statistik untuk membuktikannya. Oleh karena itu dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov dengan kriteria sebagai berikut: 1. Nilai Signifikan 0,05, maka distribusi data adalah tidak normal 2. Nilai Signifikan 0,05, maka distribusi data adalah normal Statistik uji Kolmogorov Smirnov dihitung dengan bantuan program SPSS for Windows versi 19 dan diperoleh nilai sebagai berikut: Tabel 4.11 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardiz ed Residual N 74 Normal Parameters a,b Mean .0000000 Std. Deviation 2.42501291 Most Extreme Differences Absolute .108 Positive .064 Negative -.108 Kolmogorov-Smirnov Z .928 Asymp. Sig. 2-tailed .355 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Hasil pengujian yang ditunjukkan pada tabel 4.11 yaitu nilai Kolmogorov Smirnov sebesar 0,928 dengan p-value 0,355. Karena p-value lebih besar dari 0.05 berarti data berdistribusi normal.

4.2.4.2 Uji multikolinieritas

Uji multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Pengujian multikolinieritas dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflation Factor VIF dan terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika nilai VIF lebih besar dari 2, maka terjadi multikolinieritas di antara variabel independen. Disamping itu, suatu model dikatakan terdapat gejala multikolinieritas, jika korelasi diantara variabel independen lebih besar dari 0,9. Tabel 4.12 Uji Multikolinearitas Berdasarkan tabel 4.12 diketahui bahwa nilai Tolerance variabel independen Pengendalian Intern X1 lebih kecil dari 0,9 yaitu sebesar 0,887 nilai VIF variabel independen Pengendalian Intern X1 lebih kecil dari 2 yaitu sebesar 1,127 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel tersebut tidak terjadi multikolinieritas, nilai Tolerance variabel independen Moralitas Manajemen X2 Variable Sig. Collinearity Statistics Tolerance VIF Pengendalian Intern X1 0.130 0.887 1.127 Moralitas Manajemen X2 0.296 0.908 1.101 Sistem Kompensasi X3 0.276 0.810 1.234 lebih besar dari 0,9 yaitu sebesar 0,908 nilai VIF variabel independen Moralitas Manajemen X2 lebih kecil dari 2 yaitu sebesar 1,101 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel tersebut terjadi gejala multikolinieritas karena nilai Tolerance lebih besar dari 0,9, dan nilai Tolerance variabel independen Sistem Kompensasi X3 lebih kecil dari 0,9 yaitu sebesar 0,810 nilai VIF variabel independen Sistem Kompensasi X3 lebih kecil dari 2 yaitu sebesar 1,234 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel tersebut tidak terjadi multikolinieritas.

4.2.4.3 Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Berikut ini adalah pola Scatterplot yang didapat dari perhitungan dengan bantuan program SPSS for Windows versi 19. Gambar 4.3 Grafik Scatterplot Dari grafik Scatterplot dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar dan tidak membentuk pola tertentu dan titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka heteroskedastisitas tidak terjadi.

4.2.5 Hasil Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda dilakukan untuk mencari pengaruh dua variabel bebas atau lebuh terhadap variabel terikat. Besarnya pengaruh tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.13 Analisis Regresi Linier Berganda Pengendalian Intern X1, Moralitas Manajemen X2, Sistem Kompensasi X3 dan Perilaku Etis Karyawan dalam Sistem Penggajian Y Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 7.108 3.038 2.339 .022 Pengendalian Intern .240 .157 .184 1.531 .130 Moralitas Manajemen .136 .129 .126 1.054 .296 Sistem Kompensasi .165 .150 .139 1.099 .276 a. Dependent Variable: Perilaku Etis Karyawan dalam Sistem Penggajian Hasil perhitungan pada tabel 4.13 coefficients diperoleh nilai persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Maka dapat diketahui : 1. Nilai konstanta sebesar 7.108 menunjukkan setiap perubahan pengurangan satu satuan skor, Pengendalian Intern, Moralitas Manajemen dan Sistem Kompensasi akan merubah skor Perilaku Etis Karyawan dalam Sistem Penggajian . 2. Nilai koefisien regresi � 1 sebesar 0.240 menunjukkan bahwa variabel Pengendalian Intern berpengaruh positif terhadap Perilaku Etis Karyawan dalam Sistem Penggajian. Hal ini berarti bahwa bila Pengendalian Intern ditingkatkan maka akan menaikkan nilai dari Perilaku Etis Karyawan dalam Sistem Penggajian. 3. Nilai koefisien regresi � 2 sebesar 0.136 menunjukkan bahwa variabel Moralitas Manajemen berpengaruh positif terhadap Perilaku Etis Karyawan dalam Sistem Penggajian. Hal ini berarti bahwa bila Moralitas Manajemen ditingkatkan maka akan menaikkan nilai dari Perilaku Etis Karyawan dalam Sistem Penggajian. 4. Nilai koefisien regresi � 3 sebesar 0.165 menunjukkan bahwa variabel Sistem Kompensasi berpengaruh positif terhadap Perilaku Etis Karyawan dalam Sistem Penggajian. Hal ini berarti bahwa bila Sistem Kompensasi Y = 7.108 + 0.240 + 0.136 + 0.165 ditingkatkan maka akan menaikkan nilai dari Perilaku Etis Karyawan dalam Sistem Penggajian. 5. Dari nilai Beta maka Pengendalian Intern sebesar 0.184, Moralitas Manajemen sebesar 0.126, dan Sistem Kompensasi sebesar 0.139 sehingga Pengendalian Intern lebih besar pengaruhnya dibandingkan Moralitas Manajemen dan Sistem Kompensasi. 4.2.6 Pengujian Hipotesis Penelitian 4.2.6.1 Uji parsial Uji-t

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kepatuhan Pengendalian Intern, Moralitas Manajemen, dan Sistem Kompensasi terhadap Perilaku etis Karyawan dalam Sistem Penggajian (Studi Kasus pada Karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Putri Hijau Medan).

5 103 103

Sistem Informasi Berbasis Web Pada Kantor Bupati Padang Lawas Utara Dengan Menggunakan Php Dan MySQL

1 55 149

Pengaruh Kepatuhan Pengendalian Intern, Moralitas Manajemen dan Sistem Kompensasi Terhadap Perilaku Etis Karyawan Dalam Sistem Penggajian (Studi Kasus pada Karyawan PT. Bank Syariah Mandiri Kanwil Medan)

2 28 85

PENGARUH PENGENDALIAN INTERN, MOTIVASI DAN REWARD MANAJEMEN TERHADAP PERILAKU ETIS KARYAWAN.

0 3 19

PENGARUH PENGENDALIAN INTERN, KEPATUHAN DAN KOMPENSASI MANAJEMEN TERHADAP PERILAKU ETIS Pengaruh Pengendalian Intern, Kepatuhan Dan Kompensasi Manajemen Terhadap Perilaku Etis Pegawai (Studi Kasus Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Wo

0 3 15

Pengaruh Pengendalian Intern, Kepatuhan, Integritas Manajemen dan Kompensasi Manajemen terhadap Perilaku Etis Karyawan di Perusahaan Perbankan Daerah Bandung.

1 5 32

Pengendalian Intern, Moralitas Manajemen dan Sistem Kompensasi terhadap Perilaku Etis Karyawan dalam Sistem Penggajian di Kantor Bupati Labuhanbatu Selatan dan Kantor Bupati Padang Lawas Utara

0 1 28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Pengendalian Intern 2.1.1.1. Pengertian Pengendalian Intern - Pengendalian Intern, Moralitas Manajemen dan Sistem Kompensasi terhadap Perilaku Etis Karyawan dalam Sistem Penggajian di Kantor Bupati Labu

0 0 21

Pengendalian Intern, Moralitas Manajemen dan Sistem Kompensasi terhadap Perilaku Etis Karyawan dalam Sistem Penggajian di Kantor Bupati Labuhanbatu Selatan dan Kantor Bupati Padang Lawas Utara

0 1 12

Pengaruh Pengendalian Intern Dan Kompensasi Finansial Terhadap Perilaku Tidak Etis Atas Penggajian

0 0 20