Observasi Partisipatif Wawancara Teknik Pengumpulan Data

Pemilihan subjek penelitian selanjutnya adalah wakil kepala bidang kurikulum yakni Dra. Restu Wardani, melalui kurikulum juga pengembangan pendidikan karakter di lingkungan sekolah diintegrasikan dalam pembelajaran. Informan berikutnya dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X-3, X-5, dan XI IPS 2. Kelas XII tidak menjadi informan dalam penelitian ini karena pada saat peneliti melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Purwokerto bertepatan dengan akan dilaksanakannya Ujian Nasional tingkat SMA dan sederajat maka dari pihak sekolah tidak memperbolehkan dilakukan penelitian terhadap peserta didik kelas XII sehingga penelitian diintensifkan pada kelas X dan XI.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data Sugiyono 2009:308. Data dalam penelitian ini di kumpulkan dengan berbagai cara yang di sesuaikan dengan informasi yang diinginkan yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi.

1. Observasi Partisipatif

Adapun observasi yang dilakukan adalah dengan observasi partisipasi pasif. Jadi peneliti dalam hal ini datang di tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Peneliti disini hanya sebagai pengamat. Dengan ini maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mngetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak. Susan Stainback dalam Sugiyono 2009: 311 menyatakan bahwa dalam observasi partisipatif, peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktivitas mereka. Dalam penelitian ini, peneliti mengamati secara langsung proses pembelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Purwokerto, dengan menggunakan alat pengumpulan data yang berupa lembar observasi dan foto. Melalui observasi maka peneliti terjun langsung ke lokasi penelitian dengan alasan: a. Untuk mengetes kebenaran informasi karena ditanyakan langsung kepada subjek secara lebih dekat. b. Untuk mencatat perilaku dan kejadian yang sebenarnya.

2. Wawancara

Wawancara dalam penelitian ini menggunakan wawancara mendalam. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu Moleong 2006: 186. Wawancara merupakan teknik utama dalam metodologi kualitatif. Dalam penelitian ini untuk menghindari wawancara yang melantur dan menghasilkan informasi yang kosong dalam wawancara maka topik pembicaraan selalu diarahkan pada pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan fokus penelitian. Peneliti menggunakan alat pengumpulan data berupa pedoman wawancara yaitu instrumen yang berbentuk pertanyaan-pertanyaan dan ditujukan kepada guru sejarah SMA Negeri 1 Purwokerto yakni Dra. Erlina Supriyanti dan Drs. Lulus Kismoyo, kepala sekolah yakni Drs. Dayono M.M, waka kurikulum Dra Restu Wardani, serta peserta didik kelas X dan XI. Pemilihan siswa berdasarkan pengamatan peneliti selama di kelas dan berdasarkan hasil angket mengenai pendidikan karakter yang peneliti berikan kepada siswa kelas X-3, X-5, XI IPS 1, dan XI IPS 2. Adapaun peserta didik yang menjadi informan dalam penelitian ini antara lain adalah: Abdullah Bagas B kelas X-3, Aaron Kevinrannu Pradono kelas X-5, Rahmana Febri Saputra X-5, Rizki Mayangsari kelas X-5, Leni Rosiyani kelas XI IPS 1, dan Rizky Rahmatari Handayani kelas XI IPS 1. Dengan demikian data yang diperoleh diharapkan sesuai dengan tujuan penelitian.

3. Metode Dokumentasi