anaknya. Anak angkat itu mungkin seorang anak laki-laki atau anak perempuan Tafal, 1983:45.
2.1.2. Pengertian Anak Angkat Menurut Hukum Adat
Istilah anak angkat dalam konteks hukum adat dikenal dengan istilah ambil anak, kukut anak, atau anak angkat adalah suatu perbuatan hukum
dalam konteks hukum adat kekeluargaan keturunan. Apabila seorang anak telah di kukut, di pupon, diangkat sebagai anak angkat, maka dia akan
mendapatkan perlakuan dalam suatu posisi yang dipersamakan baik biologis maupun sosial yang sebelumnya tidak melekat pada anak tersebut Kamil,
2010:31.
Di Indonesia pada umumnya, orang lebih suka mengambil anak dari kalangan keluarga sendiri, sering tanpa surat adopsi yang semestinya.
Kemudian berkembang, dimana orang tidak membatasi dari anak kalangan sendiri saja, tapi juga pada anak-anak orang lain yang terdapat pada panti-
panti asuhan, tempat penampungan bayi terlantar, dan sebagainya, walaupun orang masih bersikap sangat selektif. Untuk daerah-daerah yang sistem klan
atau kekerabatannya masih kokoh, alasan pengangkatan anak diluar klan pada umumnya karena kekhawatiran tidak ada yang meneruskan keturunannya.
Keluarga yang tidak mempunyai anak dalam lingkungan kekuasaan
kerabatnya, bersama-sama memungut atau mengangkat seorang anak sebagai perbuatan kerabat, dimana anak itu menduduki seluruhnya kedudukan anak
kandung dari orang tua yang mengangkatnya. Terjadinya pengangkatan anak dikarenakan tidak mempunyai keturunan dan tidak ada anak lelaki sebagai
penerus keturunan di lingkungan masyarakat patrilinial atau tidak ada anak perempuan penerus keturunan di lingkungan masyarakat matrilinial, maka
diangkatlah kemenakan bertali darah Hilman, 1993:79. Pengangkatan anak menurut hukum adat biasanya dilaksanakan
dengan upacara-upacara tertentu dan dengan bantuan penghulu-penghulu setempat serta disaksikan oleh khalayak ramai dan diketahui serta dipahami
oleh anggota keluarga dari yang mengangkat anak , agar menjadi jelas dan statusnya menjadi terang sebagai anggota kerabat. Cara pengangkatan anak
seperti ini biasanya dilakukan oleh masyarakat di daerah Nias, Gayo, Lampung dan di Kalimantan Zaini, 2002:9. Dengan demikian pengangkatan
anak berdasarkan adat pada umumnya ditujukan pertama-tama dan terutama paa kepentingan kesejahteraan anak baik rohani, jasmani maupun sosial.
2.1.3. Pengertian Anak Angkat Menurut Hukum Islam