Jenis Penelitian Ruang Lingkup penelitian Kesimpulan

17

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian explanatory, penelitian explanatory adalah suatu metode penelitian yang bermaksud untuk mendapatkan kejelasan fenomena yang terjadi secara empiris dan berusaha untuk mendapatkan jawaban hubungan kausal antara variabel melalui pengajuan hipotesis yang akan dilakukan pada bab selanjutnya dengan berpacu pada hasil jawaban yang didapat penulis dari pengisian kuesioner yang disebarkan kepada sampel yang telah dipilih.

3.2 Ruang Lingkup penelitian

Penelitian ini dilakukan penulis di seluruh SKPD tingkat Provinsi Sumatera Utara yang berada di daerah kota Medan yang penulis anggap telah mewakili dari seluruh SKPD tingkat provinsi yang ada di Provinsi Sumatera Utara karena semua laporan keuangan tiap-tiap Dinas, Badan maupun Biro di laporkan kembali kepada pusat yang berada di tiap SKPD tingkat Provinsi .

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data primer. Sumber data primer berupa ddata langsung yan dikumpulkan melalui wawancara dengan responden dengan menggunakan alat yaitu daftar pertanyaan Kuesioner. Universitas Sumatera Utara 18 3. 4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.4.1 Definisi Operasional Pengoperasionalan konsep atau biasa juga disebut dengan mendefinisikan konsep secara operasional adalah menjelaskan karakteristik dari obyek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan kedalam penelitian. Dengan definisi operasional, peneliti dapat mengumpulkan, mengukur, atau menghitung informasi melalui logika empiris. 3.4.2 Pengukuran Variabel 3.4.2.1 Variabel Independen Variabel independen sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor,antecedent. Dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Sistema Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah. Sistem akuntansi pemerintahan daerah adalah serangkaian prosedur mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer.

3.4.2.2 Variabel Dependen

Variabel dependen sering disebtu dengan variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa indonseia sering disebut variabel terikat. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas laporan keuangan pemerintah daerah pada seluruh SKPD di provinsi sumatera utara. Universitas Sumatera Utara 19 Tabel 3.1 Operasional Variabel Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah dan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah VARIABEL INDIKATOR SKALA PENGUKURAN NOMOR KUESIONER Variabel Independen Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah X

1. kesesuaian sistem

akuntansi keuangan yang digunakan sudah memenuhi standar akuntansi pemerintahan. 2. Pembuatan laporan keuangan dan dilaporkan secara periodik

3. Prosedur pencatatan

transaksi dilakukan berdasarkan standar pencatatan akuntansi pada umumnya. Ordinal 1 2 sd 6 7 sd 10 Variabel Dependen Kualitas Laporan keuangan pemerintah daerah

1. laporan keuangan

yang disusun sudah memenuhi kriteria dari sebuah laporan keuangan yang kualitatif dengan karakteristik yaitu andal,relevan apat diperbandingkan dan dapat dipahami. Ordinal 1 sd 11 Sumber : Permadi,2013. Teknik pengukuran yang digunakan untuk mengubah data kualitatif dari kuesioner menjadi suatu urutan data kuantitatif adalah skala likert. Skala likert merupakan suatu pengukuran dengan menggunakan skala ordinal. Ukuran yang digunakan untuk menilai jawaban-jawaban yang diberikan dalam menguji variabel independen dan variabel dependen yaitu :  Skor 5 untuk jawaban Sangat Setuju SS  Skor 4 untuk jawaban Setuju S Universitas Sumatera Utara 20  Skor 3 Untuk jawaban Kurang Setuju KS  Skor 2 untuk jawaban Tidak Setuju TS  Skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju STS 3.5 Populasi dan Sampel 3.5.1 Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2004. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh SKPD yang ada di Provinsi Sumatera Utara.

3.5.2 Sampel

Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi Erlina, 2008:75. Berikut ini adalah rincian SKPD yang menjadi sampel. Tabel 3.2 SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara NO SKPD KETERANGAN 1 Badan Kepegawaian Daerah  2 Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat  3 Badan Ketahanan Pangan  4 Badan Lingkungan Hidup X 5 Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa  6 Badan Penanaman Modal dan promosi  7 Badan Penanggulangan Bencana Daerah X 8 Badan Pendidikan dan Pelatihan X 9 Badan Penelitian dan Pengembangan  10 Badan perencanaan Pembangunan daerah  11 Badan Perizinan Terpadu  Universitas Sumatera Utara 21 12 Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah  13 Biro Bina Kemasyarakatan dan Sosial  14 Biro Bina Perekonomian  15 Biro Hukum  16 Biro Keuangan  17 Biro Organisasi dan Keterlaksanaan  18 Biro Otonomi Daerah  19 Biro Pembangunan  20 Biro Pemberdayaan Perempuan, Anak dan KB  21 Biro Pemerintahaan  22 Biro Perlengkapan  23 Biro Umum  24 Dinas Bina Marga  25 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata  26 Dinas Kehutanan  27 Dinas Kesehatan  28 Dinas Kesejahteraan dan Sosial X 29 Dinas Komunikasi dan Informatika X 30 Dinas Koperasi dan Usaha Kecil  31 Dinas Pemuda dan Olahraga 32 Dinas Pendapatan Daerah  33 Dinas Pendidikan  34 Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air  ` 35 Dinas Perhubungan  36 Dinas Perikanan dan Kelautan 37 Dinas Perindustrian dan perdagangan  38 Dinas Perkebunan  39 Dinas Pertambangan dan Energi  40 Dinas Pertanian  41 Dinas Peternakan dan kesehatan Hewan  42 Dinas Tata Ruang dan permukiman  43 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi  44 Inspektorat  45 Rumah sakit haji Medan  46 Rumah sakit Jiwa Provinsi X 47 Satuan Polisi Pamong Praja  48 Sekretariat dewan Pengurus KORPRI  49 Sekretariat DPRD Sumatera Utara  Sumber :http:www.sumutprov.go.id ,2015 Besarnya sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin. 2 1 Ne N n + = Universitas Sumatera Utara 22 Berikut ini merupakan keterangan rumus tersebut. n = jumlah sampel N =jumlah populasi ℯ = kelonggaran ketidak telitian karena pengambilan sampel yang masih ditolerir Berdasarkan rumus di atas, maka dapat dihitung jumlah sampel seperti di bawah ini. 2 5 49 1 49 + = n n = 43, 65 maka dibulatkan menjadi 43

3.6 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Untuk pengumpulan data dan penyusunan skripsi ini penulis menggunakan metode angket, yaitu menyebarkan daftar pertanyaan yang akan diisi atau dijawab oleh responden, adapun kriteria responden yang akan diberikan koesioner adalah sebagai berikut : 1. Kepada Bagian Keuangan yang ada di tiap SKPD yang telah dipilih untuk menjadi sample penelitian 2. Kepada kepala atau pegawai Bagian keuangan yang ada di tiap SKPD yang telah dipilih menjadi sample penelitian Kriteria-kriteria yang telah disampaikan diatas bermaksud untuk lebih merujuk langsung kepada staff yang memang ada pada bidangnya diharapkan untuk dapat menjawab koesioner yang akan diberikan dengan benar. Kuesioner diberikan secara langsung kepada responden atau dititipkan ke bagian umum sebagai perantara. Responden diminta untuk mengisi daftar Universitas Sumatera Utara 23 pertanyaan, kemudian memintanya untuk mengembalikannya melalui peneliti yang secara langsung akan mengambil angket yang telah diisi. Angket yang diisi oleh responden akan diseleksi terlebih dahulu.

3.6.1 Uji Validitas

Menurut Sugiyono 2009 tentang validitas adalah:“valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur”. Jadi suatu penelitian dikatakan valid apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Sedangkan uji validitas adalah test pengujian yang dilakukan oleh peneliti terhadap data yang diperoleh untuk mendapatkan hasil data yang valid. Maka validitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat test kuesioner dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk diukur. Adapun rumus yang digunakan untuk menguji validitas adalah dengan menggunakan rumus product moment : { }{ } ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − − − = 2 2 2 2 y y N x x N y x xy N r Keterangan: rxy = koefisien korelasi antar variabel x skor subjek tiap butir dengan variabel y total skor subjek dari keseluruhan butir. X = Variabel bebas y = Variabel terikat N = jumlah sampel Untuk menggunakan rumus di atas, maka langkah-langkah yang ditempuh Universitas Sumatera Utara 24 adalah sebagai berikut: 1. Mentabulasi data skor ke dalam tabel. 2. Menghitung Σx, Σy, Σy²,Σx², Σy², Σxy. 3. Menghitung rxy dengan rumus di atas. 4. Membandingkan r xy hasil perhitungan dengan tabel harga kritik r product moment, dikatakan valid jika r hitung lebih besar dari r tabel r hitung r tabel.Dari hasil perhitungan tersebut akan memperlihatkan tiga kemungkinanyaitu: 1. Koefisien korelasi yang diperoleh sama dengan nol r = 0 berarti hubungan kedua variabel yang diuji tidak ada. 2. Koefisien korelasi yang diperoleh positif r = + artinya kenaikan nilai variabel yang lain dan kedua variabel memiliki hubungan positif. 3. Koefisien korelasi yang diperoleh negatif r = - artinya kedua variabel negatif dan menunjukkan meingkatnya variabel yang satu diikuti menurunnya variabel yang lain. Untuk menguji hipotesis, pengaruh sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah X Dengan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah Y, maka diadakan pengujian dengan rumus “t” yaitu: Keterangan: 2 1 2 r n r t − − = n = Jumlah sampel r = Koefisien korelasi Universitas Sumatera Utara 25 Derajat kebebasan dk = n – 2 Setelah nilai t hitung didapat, perhitungan dari nilai yang didapat akan dibandingkan dengan langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai t hitung tersebut dengan nilai t tabel pada taraf signifikan sebesar α = 0,05 dan derajat kebebasan dk = n-2. Kaidah keputusannya adalah : • Jika t hitung t tabel , maka alat ukur atau instrumen penelitian yang digunakan adalah valid. • Jika t hitung t tabel, maka alat ukur atau instrumen penelitian yang digunakan adalah tidak valid. Uji validitas dilakukan terhadap alat ukur berupa kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terhadap variabel sistem akuntansi keuangan pemerintah dareah. Dalam penelitian ini skala pengukuran untuk uji validitas dilakukan dengan cara membandingkan r hitung atau nilai yang dihasilkan pada uji reabilitas yaitu pada kolom Correlation item- Total Correlation dengan nilai yang dihasilkan r tabel. Berdasarkan perbandingan antara r hitung dan r tabel akan menjawab rumusan pada hipotesis yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya dengan itu maka terbentuklah hipotesis, Sebagai berikut : Ho : r hitung r tabel maka butir pertanyaan pada kuasioner dinyatakan valid. Ha : r hitung r tabel maka butir pertanyaan pada kuasioner dinyatakan tidak valid. Universitas Sumatera Utara 26

3.6.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu pengukuran tanpa bias bebas kesalahan dan karena itu menjamin pengukuran yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalam instrumen.Untuk menguji reliabilitas digunakan koefisien Alpha cronbach. Alpha cronbach ditunjukkan dengan : r k r k Alpha 1 1 .. − + =  α Keterangan : k = Jumlah variabel manifes yang membentuk variabel laten r = Rata-rata korelasi antara variabel manifes. Tujuan perhitungan koefisien keandalan adalah untuk mengetahui tingkat konsistensi jawaban responden. Besarnya koefisien ini berkisar dari nol hingga satu. Makin besar nilai koefisien, maka tinggi keandalan alat ukur dan tingkat konsistensi jawaban. • Jika r 0,20 maka tingkat kendalan sangat lemah atau tingkat kendalan tidak berarti. • Jika r diantara 0,20 – 0,40 maka ditafsirkan bahwa tingkat kendalan yang rendah tetapi pasti. • Jika r diantara 0,40 – 0,70 maka ditafsirkan bahwa tingkat kendalan yang cukup berarti. • Jika r diantara 0,70 – 0,90 maka ditafsirkan bahwa tingkat keandalan yang tinggi • Jika r 0,90 maka ditafsirkan bahwa tingkat keandalan yang sangat tinggi. Universitas Sumatera Utara 27 3.7 Pengujian Hipotesis 3.7.1 Analisis Koefisien Korelasi rank spearman Analisis ini mengukur kuat lemahnya hubungan dan arahnya variabel independen variabel bebas dengan variabel dependen variabel terikat kedua variabel tersebut diukur dalam skala ordinal. Dengan rumus n n d r s − − = ∑ 3 2 1 6 1 Dengan ketentuan : r s = koefisein korelasi rank spearman d 1 = selisih rank X dengan rank Y yang ke-1 n = Jumlah sampel 6 = Besaran sampel Konstanta Nilai rs Koefisien Korelasi rank spearman yang diperoleh akan berkisar antara 1,0 sampai +1 notasi ini menunjukkan tingkat korelasi antara variabel – variabel yang diuji, yaitu : 1. Bila rs = -1 berarti terdapat korelasi yang kuat tetapi merupakan korelasi negatif atau berlawanan arah jika X naik maka Y turun atau sebaliknya 2. Bila rs = 0 berarti terdapat korelasi antara variabel – variabel yang diuji atau korelasi yang lemah dan tdak ada hubungannya. 3. Bila rs = 1 berarti terdapat korelasi yang kuat antara variabel X dan variabel Y Dan nilai positif atau searah jika X naik maka Y naik atau sebaliknya. Dengan penjelasan yang ada di atas untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi, sedang atau rendah antara kedua berdasarkan nilai r Universitas Sumatera Utara 28 koefisien korelasi digunakan penafsiran atau interpretasi angka dapat dilihat dari tabel yang penulis ambil sebagai berikut : Tabel 3.3 Koefisien Korelasi dan Tingkat Taksiran Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat Sumber : Sugiyono,2009 Dengan nilai r yang diperoleh maka dapat diketahui apakah nilai r yang diperoleh berarti atau tidak dan bagaimana tingkat hubungannya melalui tabel korelasi. Tabel korelasi menentukan batas-batas r yang signifikan. Bila r tersebut signifikan, artinya hipotesis kerjahipotesis alternatif dapat diterima.

3.7.2 Analisis Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: D = r s 2 x 100 Keterangan: D = Koefisien determinasi r s = Koefisien korelasi rank spearman

3.7.3 Pengujian Hipotesis

Untuk menguji apakah terdapat korelasi antara variabel dependen dan variabel independen, dilakuakn pengujian hipotesis sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 29 Ho = r s ≤ 0 menunjukkan bahwa sistem akuntansi keuangan daerah tidak berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Ha = r s 0 menunjukkan bahwa sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Pengujian hipotesis ini menggunakan model statistik uji t, dengan rumus sebagai berikut : t = r s 2 1 2 s r n − − keterangan : rs = koefisien korelasi spearman n = banyaknya sampel dengan ketentuan : 05 , = α Df = n- k+1 Dimana : n = Jumlah data responden k = variabel independen 1 = variabel dependen Untuk mengetahui hasil dari penelitian yang dilakukan memiliki tingkat pengujian yang baik atau tidak baik pada sistem akuntansi keuangan pemerintah daaerah berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah, maka dapat dilakukan suatu perbandingan antara t hitung dengan t tabel yang terdapat dalam tabel distribusi. Ketentuan yang akan dilakuakn untuk penerimaan atau Universitas Sumatera Utara 30 penolakan pernyataan dari hipotesis tersebut menggunakan kriteria perhitungan yaitu : 1. Jika t hitung ≥ t tabel Maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada hubungan antara sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah terhadap kualitas laporan keuangan penerimaan daerah. 2. Jika t hitung t tabel Maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak ada hubungan yang terjadi antara sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Universitas Sumatera Utara 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

4.1.1 Sejarah Singkat Provinsi Sumatera Utara

Pada zaman pemerintahan Belanda, Sumatera Utara merupakan suatu pemerintahan yang bernama Gouvernement van Sumatera dengan wilayah meliputi seluruh pulau Sumatera, dipimpin oleh seorang Gubernur yang berkedudukan di kota Medan. Setelah kemerdekaan, dalam sidang pertama Komite Nasional Daerah KND, Provinsi Sumatera kemudian dibagi menjadi tigas sub provinsi yaitu : Sumatera Utara, Sumatera Tengah, dan Sumatera Selatan. Provinsi Sumatera Utara sendiri merupakan penggabungan dari tiga daerah administratif yang disebut keresidenan yaitu : Keresidenan Aceh, Keresidenan Sumatera Timur, dan Keresidenan Tapanuli. Dengan diterbitkannya Undang-Undang Republik Indonesia No.10 Tahun 1948 pada tanggal 15 Aprli 1948, ditetapkan bahwa sumatera dibagi menjadi tiga provinsi yang masing-masing berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri yaitu : Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Sumatera Tengah dan Provinsi Sumatera Selatan. Tanggal 15 april 1948 selanjutnya ditetapkan sebagai hari jadi Provinsi Sumatera Utara.Pada awal tahun 1949, dilakukan kembali reorganisasi pemerintahan di sumatera. Dengan keputusan Pemerintah Darurat R.I. Nomor 22PemPDRI pada tanggal 17 mei 1949, jabatan Gubernur Sumatera Utara ditiadakan. Selanjutnya dengan Ketetapan Pemerintah Darurat R.I. pada Universitas Sumatera Utara 32 tanggal 17 Desember 1949, dibentuk Provinsi aceh dan Provinsi Tapanuli Sumatera Timur. Kemudian, dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang No.5 Tahun 1950 pada tanggal 14 Agustus 1950, ketetapan tersebut dicabut dan dibentuk kembali provinsi Sumatera Utara. Dengan Undang-Undang R.I. No. 24 Tahun 1956 yang diundangkan pada tanggal 7 Desember 1956, dibentuk Daerah Otonomi Provinsi Aceh, sehingga wilayah Provinsi Sumatera Utara sebahagian menjadi wilayah Provinsi Aceh. Berikut ini adalah nama-nama Mantan Gubernur yang pernah menjabat di Provinsi Sumatera Utara : 1. DR. Ferdinand L.Tobing Agustus 1948-Desember 1949 2. Mr.Mohd.Amin 23 Oktober 1953-12 Maret 1956 3. Eny Karim 5 April 1963-15 Juli 1963 4. Marah Halim 31 Maret 1967- 12 Juni 1978 5. Raja Inal Siregar 13 Juni 1988- 15 Juni 1998 6. H.Syamsul Arifin, SE 16 juni 2008- 21 Maret 2011 Sumatera Utara dikenal dengan luas perkebunanya, perkebunan tersebut dikelola oleh perusahaan swasta maupun negara. Sumatera Utara menghasilkan karet, coklat, teh, kelapa sawit, kopi, cengkeh, kelapa, kayu manis, dan tembakau. Perkebunan tersebut terletak di deli serdang, langkat, Simalungun, asahan, Labuhan Batu, dan Tapanuli Selatan. Komoditas tersebut telah diekspor ke berbagai negara dan memberikan sumbangan devisa yang sangat besar bagi Indonesia. selain komoditas perkebunan, Sumatera Utara juga dikenal sebagai Universitas Sumatera Utara 33 penghasil komoditas joltikultura sayur-mayur dan Bauh-buahan misalnya, jeruk medan, jambu deli, sayur kol, tomat, kentang, dan wortel yang dihasilkan dikabupaten karo. Simalungun, dan tapanuli utara. Produk holtikultura tersebut telah diekspor ke malaysia dan singapura. Pemerintah provinsi sumatera utara juga sudah membangun berbagai prasarana dan infrastuktur untuk memperlancar perdagangan baik antar kabupaten di sumatera utara dan antar provinsi lainnya. Sektor swasta juga terlibat dengan mendirikan berbagai properti untuk perdagangan, perkantoran, hotel dan lain-lain. Sektor lainnya seperti koperasi, pertambangan dan energi, industri, pariwisata, pos dan telekomunikasi, transmigrasi, dan sektor sosial kemasyarakatan juga ikut dikembangkan. Untuk memudahkan koordinasi pembangunan, maka sumatera utara dibagi kedalam wilayah pembangunan.Sumatera Utara merupakan provinsi terbesar jumlah penduduknya di indonesia setelah jawa barata, Jawa Timur, dan jawa Tengah.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Gambaran Umum Responden

Pada sub bab ini penulis akan menguraikan hasil survey yang telah diperoleh. data yang diperoleh harus diolah terlebih dahulu agar dapat dianalisis dan dapat digunakan untuk pengujian hipotesis. Objek dalam penelitian ini adalah sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2015. Responden dalam penelitian ini adalah karyawan atau staff yang ada pada bagian keuangan atau akuntansi di SKPD Provinsi Sumatera Utara. Jumlah responden yaitu sebanyak 45 Universitas Sumatera Utara 34 responden. Untuk menjelaskan latar belakang responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini, maka dibuatkan tabel deskripsi profil responden. Deskripsi profil responden terdiri dari : Usia, jenis Kelamin dan pendidikan terakhir. Adapun data yang penulis peroleh mengenai profil responden adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Kelompok Responden Berdasarkan Usia Jenjang Usia Frekuensi Persentase 25 – 35 9 20 36 – 45 18 40 46 – 55 27 60 Total 45 100 Sumber : Data primer yang telah diperoleh SPSS,2015 Dari tabel 4.1 diatas dapat kita lihat bahwa dominan pegawai atau staff yang ada pada SKPD provinsi sumatera utara berusia 46-55 tahun dengan persentase 60. Hal tersebut menurut penulis berpengaruh kepada pengisian kuesioner yang diberikan memiliki jawaban yang sebenarnya dikarenakan pemahan para responden terhadap sistem akuntansi keuangan pemerintahan sangat baik karena masa bekerja para responden yang telah lama di bidang keuangan pemerintahan. Tabel 4.2 Kelompok Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Presentase Pria 36 80 wanita 9 20 Total 45 100 Sumber : Data primer yang telah diperolehSPSS, 2015 Pengelompokan berdasarkan kelamin dapat kita lihat bahwa pria lebih banyak yaitu 80 dibandingkan dengan kaum wanita yang ada di bidang keuangan. Universitas Sumatera Utara 35

4.3 Deskripsi Variabel Penelitian

4.3.1 Gambaran Mengenai sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah

Penerapan sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah harus sesuai dengan standar akuntansi keuangan pemeritah daerah yang telah disosialisasikan oleh pemerintah kepada karyawan atau staff bagian keuangan SKPD. Kuesioner yang diberikan terdiri dari beberapa sub bagian yang tiap sub memiliki isi kandungan seperti kesesuaian sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah dengan sistem yang dibuat oleh pemerintah, prosedur pencatatan akuntansi yang dilakuakn berlaku secara umum, kemudian pembuatan laporan keuangan apakah sudah dilakukan secara periodik. Untuk mengetahui jawaban dari para responden penulis menjabarkan kuesioner yang telah diisi oleh responden pada tabel berikut : Tabel 4.3 Kesesuaian Sistem Akuntansi Keuangan dengan Standar Akuntansi Keuangan No Item Pertanyaan Alternatif Jawaban Mean SS S KS TS STS 1 Sistem Akuntansi Keuangan pada Dinas ini Sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan F 17 28 4.3778 37.8 62.2 Akumulasi Jawaban F 17 28 4.3778 37.8 62.2 Sumber : Data primer yang telah diperolehSPSS,2015 Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab setuju sebanyak 28 orang 62.2, kemudian 17 orang 37.8 Universitas Sumatera Utara 36 menjawab sangat setuju, dengan nilai rata-rata sebesar 4.3778 maka dapat diartikan bahwa tanggapan responden tentang kesesuaian sistem akuntansi keuangan dengan standar akuntansi pemerintahan adalah sangat baik, sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah pada SKPD provinsi sumatera utara sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Tabel 4.4 Prosedur Pencatatan Akuntansi dengan Pencatatan Standar Akuntansi yang Berlaku Umum No Item Pertanyaan Alternatif Jawaban Mean SS S KS TS STS 1 Setiap transasksi keuangan pada dinas ini dilakukan dengan analisis transaksi identifikasi transaksi F 13 32 4.2889 28.9 71.1 2 Pada dinas ini dilaksanakan pengidentifikasian terhadap pencatatan F 10 35 4.2222 22.2 77.8 3 Setiap transaksi keuangan pada dinas ini didukung oleh bukti transaksi F 27 18 4.6000 60.0 40.0 4 Pada dinas ini semua transaksi keuangan dilakukan pencatatan secara kronologis F 11 31 3 4.1778 24.4 68.9 6.7 5 Pada dinas ini dilakukan pengklasifikasian terjadap transaksi yang terjadi F 18 26 1 4.3778 40.0 57.8 2.2 Akumulasi Jawaban F 79 142 4 4.3334 35.1 63.1 1.8 Sumber : Data primer yang telah diperoleh SPSS,2015 Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab setuju sebanyak 63.1, kemudian sangat setuju 35.1, disusul kurang setuju sebanyak 1.8, dengan nilai rata-rata sebesar 4.3334 yang berarti bahwa responden sangat setuju dengan prosedur pencatatan akuntansi pada SKPD provinsi Sumatera, yang dapat diartikan bahwa prosedur pencatatan akuntansi Universitas Sumatera Utara 37 pada SKPD tingkat provinsi Sumatera Utara sudah dilaksanakan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum. Tabel 4.5 Pembuatan Laporan Keuangan yang Dilaporkan secara Periodik No Item Pertanyaan Alternatif Jawaban Mean SS S KS TS STS 1 Pada dinas ini dilakukan klasifikasi atas transaksi sesuai dengan pos-pos semestinya F 21 24 4.4667 46.7 53.3 2 Sistem pengendalian dilakukan dalam mengukur dan melaporkan pencatatan F 17 26 2 4.3333 37.8 57.8 4.4 3 Pembuatan laporan keuangan dilakukan setiap periode akuntansi F 23 22 4.5111 51.1 48.9 4 Pelaporan laporan keuangan dilakukan secara konsisten dan periodik. F 26 19 4.5778 57.8 42.2 Akumulasi Jawaban F 87 91 2 4.4722 48.3 50.5 1.2 Sumber : Data primer yang telah diperolehSPSS,2015 Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa 50.5 responden setuju, 48.3 sangat setuju, dan 1.2 kurang setuju, dengan nilai rata-rata sebesar 4.4722 yang berarti bahwa pembuatan laporan keuangan yang dilaksanakan oleh SKPD provinsi Sumatera Utara telah dilaporkan secara periodik dengan baik.

4.3.2 Gambaran Mengenai Kualitas Laporan Keuangan

Mengenai Kualitas laporan keuangan dapat dianggap baik apabila laporan keuangan tersebut telah mememnuhi kriteria yang telah ditetapkan handal, relevan, dapat dibandingkan dan dapat dipahami. Untuk mengetahui apakah SKPD provinsi sumatera utara sudah termasuk kedalam golongan kualitas yang baik atau tidak baik, dapat kita lihat pada tabel berikut: Universitas Sumatera Utara 38 Tabel 4.6 Laporan Keuangan harus Handal, Relevan, Dapat Dipahami dan Dibandingkan No Item Pertanyaan Alternatif Jawaban Mean SS S KS TS STS 1 Laporan keuangan menyediakan informasi yang dapat mengoreksi aktifitas keuangan di masa lalu. F 16 23 6 4.2222 35.6 51.1 13.3 2 Laporan Keuangan menyediakan informasi yang mampu memprediksi masa yang akan datang F 6 33 6 4.0000 13.3 73.3 13.3 3 Penyajianpenerbitan laporan keuangan tepat waktu sesuai periode akuntansi F 17 22 6 4.2444 37.8 48.9 13.3 4 Laporan keuangan menghasilkan informasi yang lengkap mencakup semua informasi yang dibutuhkan guna pengambilan keputusan F 24 21 4.5333 53.3 46.7 5 Laporan keuangan menghasilkan informasi yang wajar dan jujur sesuai transaksi dan peristiwa keuangan lainnya yang seharusnya di sajikan F 20 22 3 4.3778 44.4 48.9 6.7 6 Informasi laporan keuangan apabila diuji oleh pihak berbeda akan mewujudkan simpulan yang berbeda F 1 15 19 10 3.1556 2.2 33.3 42.2 22.2 7 Informasi laporan keuangan berpihak pada kebutuhan pihak tertentu F 16 21 4 4 3.0889 35.6 46.7 8.9 8.9 8 Laporan keuangan menghasilkan informasi yang dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya F 9 31 5 4.0889 20.0 68.9 11.1 9 Laporan keuangan menghasilkan informasi yang dapat dibandingkan dengan entitas lain yang menerapkan kebijakan akuntansi yang sama F 15 25 5 4.2222 33.3 55.6 11.1 10 Informasi dari laporan keuangan yang dihasilkan dapat dipahami dengan jelas F 29 16 4.6444 64.4 35.6 11 Laporan keuangan yang dihasilkan oleh instansi sudah disajikan dalam bentuk dan istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna F 17 27 1 4.3556 37.8 60.0 2.2 Akumulasi Jawaban F 170 256 55 14 4.0848 34.3 51.7 11.1 2.9 Sumber : Data primer yang telah diperoleh SPSS,2015 Universitas Sumatera Utara 39 Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa 51.7 responden setuju, 34.3 responden sangat setuju, 11.1 responden kurang setuju, dan 2.9 tidak setuju, dengan nilai rata-rata sebesar 4.0848 yang dapat diartikan bahwa responden sudah setuju secara keseluruhan pelaporan keuangan sudah handal, relevan, dapat dipahami dan dibandingkan, sehingga dapat diketahui bahwa pelaporan keuangan sudah memenuhi kriteria handal, relevan, dapat dipahami dan dapat dibandingkan.

4.3.3 Analisis Jawaban Responden

Pada bagian ini akan disajikan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh dari penyebaran kuisioner kepada responden sebagai sumber data utama dalam penelitian ini, selain upaya perolehan data melalui observasi, wawancara dan studi pustaka untuk melengkapi data utama. Kuisioner terdiri dari 21 butir pernyataan dengan perincian 10 butir pernyataan mengenai sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah dan 11 butir pernyataan mengenai kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Metode yang digunakan untuk mengolah dan menganalisis data pada penelitian ini adalah pengujian validitas dan reliabilitas serta analisis korelasi Rank Spearman dan pengujian hipotesis untuk pengambilan keputusan. Opsinya untuk menentukan bobot dari setiap jawaban yang diberikan responden akan diberikan skor nilai pada setiap jawaban yaitu arah pernyataan untuk pernyataan positif akan diberi skor 5-4-3-2-1 dengan menggunakan skala likert yang dapat dilihat sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 40 1. Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah dan Kualitas Laporan Keuangan Skor 5 untuk jawaban Sangat Setuju SS Skor 4 untuk jawaban Setuju S Skor 3 untuk jawaban Kurang Setuju KS Skor 2 untuk jawaban Tidak Setuju TS Skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju STS

4.3.4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum data hasil penelitian dianalisis lebih lanjut, terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya untuk menguji apakah alat ukur yang digunakan berupa butir item pernyataan yang diajukan kepada responden telah mengukur secara cermat dan tepat apa yang ingin diukur pada penelitian ini. 4.3.4.1 Hasil Uji Validitas Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang dirancang dalam bentuk kuesioner benar-benar dapat menjalankan fungsinya. Dalam pengujian validitas bertujuan untuk mengetahui apakah pernyataan yang telah diterapkan dalam kuisioner dapat mengukur variabel yang telah ada. Pengujian validitas ini dilakukan dengan mengkorelasi skor jawaban responden dari setiap pertanyaan. Nilai R hitung dibandingkan dengan R tabel, apabila R hitung R tabel maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut valid. Berdasarkan uji validitas yang dilakukan terhadap pertanyaan kuisioner dari variabel sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 41 Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah Butir Pernyataan R hitung R tabel Keterangan 1 0.527 0.361 Valid 2 0.636 0.361 Valid 3 0.453 0.361 Valid 4 0.669 0.361 Valid 5 0.515 0.361 Valid 6 0.744 0.361 Valid 7 0.626 0.361 Valid 8 0.581 0.361 Valid 9 0.465 0.361 Valid 10 0.615 0.361 Valid Sumber : Data primer yang telah diperoleh Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Butir Pernyataan R hitung R tabel Keterangan 1 0.446 0.361 Valid 2 0.546 0.361 Valid 3 0.539 0.361 Valid 4 0.508 0.361 Valid 5 0.471 0.361 Valid 6 0.477 0.361 Valid 7 0.658 0.361 Valid 8 0.519 0.361 Valid 9 0.382 0.361 Valid 10 0.674 0.361 Valid 11 0.566 0.361 Valid Sumber : Data primer yang telah diperolehSPSS,2015 Berdasarkan Tabel 4.7 dan 4.8 mengenai uji validitas dapat diketahui bahwa seluruh pernyataan telah valid, sehingga dapat dilanjuykan dengan uji reliabilitas.

4.3.4.2 Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan suatu ukuran kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan pertanyaan yang merupakan suatu variable dan disusun dalam satu bentuk kuisioner. Uji Universitas Sumatera Utara 42 reliabilitas dapat dilakukan bersama-sama terhadap seluruh butir pertanyaan untuk lebih dari satu variabel. Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Cronbach’s Alpha N of items X 0.867 10 Y 0.831 11 Sumber : Data primer yang telah diperolehSPSS,2015 Berdasarkan hasil uji reliabilitas diketahui bahwa nilai Cronbach’s Alpha telah memenuhi standar 0.80, yakni 0.831 dan 0.867 sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel telah lulus uji reliabilitas.

4.3.5 Analisis Koefisien Korelasi Rank Spearman

Analisis ini mengukur bagaimana hubungan dan arahnya variabel independen dengan variabel dependen. Kedua variabel tersebut diukur dalam skala ordinal. Tabel 4.10 Analisis Koefisien Korelasi Rank Spearman Correlations X Y Spearmans rho X Correlation Coefficient 1.000 .442 Sig. 2-tailed . .002 N 45 45 Y Correlation Coefficient .442 1.000 Sig. 2-tailed .002 . N 45 45 Sumber : Data primer yang telah diperolehSPSS,2015 Berdasarkan Tabel 4.10 diketahui nilai koefisien korelasi Rank Spearman sebesar 0.442, nilai koefisien ini menunjukkan bahwa hubungan antara variabel independen yakni Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah dan variabel dependen yakni Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah memiliki hubungan yang Universitas Sumatera Utara 43 sedang dimana hasil berada di antara 0.400 0.442 0.599, serta nilai positif menunjukkan bahwa apabila Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah mengalami peningkatan, maka Kualitas Laporan keuangan Pemerintah Daerah juga akan mengalami peningkatan.

4.3.6 Analisis Koefisien Determinasi

Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen yakni Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah terhadap variabel dependen yakni Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Koefisien Determinasi ini dihitung dengan: Hasil tersebut menunjukkan bahwa 19.5 Kualitas Laporan keuangan Pemerintah Daerah dipengaruhi oleh Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah, kemudian 80.5 sisanya dipengaruhi oleh variiabel lain di luar model penelitian ini.

4.3.7 Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui apakah Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah berpengaruh secara signifikan terhadap Kualitas Laporan Keuangan, maka dapat dilakukan suatu perbandingan antara t hitung dengan t tabel yang terdapat dalam tabel distribusi t. Adapun taraf nyata yang digunakan adalah α = 0,05 dengan derajat kebebasan degree of freedom df= n-2. Universitas Sumatera Utara 44 Pengujian hipotesis ini menggunakan model statistik uji t, untuk mengetahui t hitung dapat menggunakan rumus sebagai berikut : dan untuk pengujian t tabel diperoleh sebagai berikut: = 1.6810 2. Jika t hitung ≥ t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada hubungan antara sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah dengan kualitas laporan keuangan. 3. Jika t hitung t tabel maka Ho tidak dapat ditolak dan Ha ditolak. Artinya tidak ada hubungan antara sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah kualitas laporan keuangan. Dari hasil pengujian t hitung diatas didapat nilai 3.2321 dimana t tabel 1.6810, sehingga t hitung 3.2321 1.6810 t tabel dengan kata lain dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan anatara sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah dengan kualitas laporan keuangan, yang berarti bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Universitas Sumatera Utara 45

4.4 Pembahasan

4.4.1 Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah di SKPD

Hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 45 SKPD yang ada di provinsi Sumatera Utara dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah di SKPD Sumatera Utara termasuk ke dalam kategori yang baik, yang terlihat dari tanggapan responden mengenai sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah di mana nilai rata-rata untuk kesesuaian sistem akuntansi keuangan dengan standar akuntansi pemerintahan sebesar 4.3778, kemudian prosedur pencatatan akuntansi berdasarkan dengan standar pencatatan akuntansi yang berlaku umum sebesar 4.3334, dan pembuatan laporan keuangan dan dilaporkan secara periodik sebesar 4.4722.

4.4.2 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di SKPD

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa secara keseluruhan sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah di SKPD Provinsi Sumatera Utara berada dalam kategori yang baik, yang terlihat dari tanggapa responden mengenai laporan keuangan pemerintah daerah di SKPD dengan nilai rata-rata sebesar 4.0848. 4.4.3 Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan pemerintah Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Berdasarkan pengujian hipos tesis menggunakan model statistik uji t, diketahui nilai t hitung adalah sebesar 3.2321 dan nilai t tabel adalah 1.6810, yang mana menunjukkan bahwa penerapan sistem akuntansi keuangan pemerintah Universitas Sumatera Utara 46 daerah memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Permadi 2013 yang meneliti mengenai Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan pemerintah Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Studi Kasus pada Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat, yang menyimpulkan bahwa penerapan sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Hasil penelitian ini juga didukung oleh landasan teori pada pembahasan sebelumnya yang menyebutkan bahwa untuk dapat menghasilkan laporan keuangan yang relevan, handal, dan dapat dipercaya, pemerintah daerah harus memiliki sistem akuntansi yang handal. Sistem akuntansi yang lemah menyebabkan laporan keuangan yang dihasilkan juga kurang handal dan kurang relevan untuk pembuatan keputusan. Oleh karena itu untuk dapat menghasilkan laporan keuangan daerah yang berkualitas diperlukan penerapan sistem akuntansi keuangan daerah yang baik. Universitas Sumatera Utara 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini meneliti tentang pengaruh penerapan sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Variabel penelitian yang digunakan adalah variabel dependen, yaitu kualitas laporan keuangan pemerintah daerah, sedangkan varibael independen yang digunakan adalah penerapan sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah.analisis dilakukan dengan menggunakan korelasi Rank Spearman dengan program SPSS Ver. 19.00. Subjek penelitian ini adalah Seluruh SKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015. Dari total kuesioner yang disebar sebanyak 45 kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah di SKPD Provinsi Sumatera Utara sudah berada dalam kategori yang baik, kemudian laporan keuangan pemerintah daerah di SKPD Provinsi Sumatera Utara juga sudah berada dalam kategori yang baik. 2. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan nilai koefisien korelasi Spearman Rank yang baik dan berarti hubungan antara sistem akuntansi dan laporan keuangan pemerintah daerah berada di tingkat sedang,kemudian berdasarkan hasil uji hipotesis t, diketahui bahwa nilai t hitung dan t tabel mengikuti dengan memiliki hasil yang baik Universitas Sumatera Utara 48 sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi laporan keuangan pemerintah daerah memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap laporan keuangan pemerintah daerah

5.2 Keterbatasan Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

22 191 103

Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan Daerah dan Aksesibilitas Laporan Keuangan Terhadap Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Samosir

22 160 109

Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kinerja SKPD Pada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

14 95 93

PENGARUH PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kabupaten/Kota Se-Provinsi Lampung)

2 23 65

Pengaruh Kompetensi SDM, Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Langkat

13 63 113

PENGARUH PEMAHAMAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH, PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH DAN PENGELOLAAN ASET TETAP DAERAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA.

5 19 73

PENGARUH PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DAN PENERAPAN PRINSIP PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ACEH BARAT (Studi pada SKPD Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat)

0 0 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemahaman Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah(Studi Kasus Pada Seluruh Skpd Di Provinsi Sumatera Utara)

0 1 10

KATA PENGANTAR - Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah(Studi Kasus Pada Seluruh Skpd Di Provinsi Sumatera Utara)

0 0 13

PENGARUH PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada SKPD Kabupaten PATI) - Unissula Repository

0 0 9