KARTU KREDIT Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu yang dapat

sistem elektronik menjanjikan sistem pembayaran yang efisien dibandingkan sistem pembayaran non tunai berbasis kertas paper based, ada beberapa faktor yang memperlambat pergeseran sistem pembayaran menuju elektronik. Pertama, besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk membangun jaringan telekomunikasi dan mempersiapkan sistem komputer untuk mendukung pembayaran elektronik. Kedua, keuntungan menggunakan cek adalah adanya tanda bukti penyetoran berupa kwitansi yang pada umumnya dibutuhkan konsumen sebagai bukti tertulis. Ketiga, bagi pihak yang mengeluarkan cek ada rentang waktu yang diperlukan sebelum pencairan dana sehingga nasabah masih mendapatkan bunga bank dari nilai uang yang belum dicairkan, sedangkan sistem pembayaran elektronik yang bersifat segera tidak memberi kesempatan nasabah menikmati bunga. Keempat, pembayaran elektronik menuntut peningkatan pengamanan dan privasi, karena media telah membuktikan bahwa sistem komputerisasi masih mungkin diganggu oleh hacker yang dapat mengakses rekening seseorang dan mencuri dananya Mishkin, 2001. Kartu plastik adalah salah satu bentuk populer dari sistem pembayaran elektronik. Berikut ini adalah beberapa bentuk dari kartu plastik dan definisinya menur lat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu yang dapat mbayaran atas kewajiban yang timbul dari ut Bank Indonesia:

a. KARTU KREDIT

Kartu Kredit adalah A digunakan untuk melakukan pe suatu kegiatan ekonomi, termasuk transaksi pembelanjaan dan atau untuk melakukan penarikan tunai dimana kewajiban pembayaran pemegang kartu dipenuhi terlebih dahulu oleh penerbit atau aquirer, dan pemegang kartu berkewajiban melakukan pelunasan kewajiban pembayaran tersebut pada waktu yang disepakati baik secara sekaligus ataupun secara angsuran Bank Indonesia, 2004. KARTU DEBIT Kartu Debit adalah

b. Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu yang dapat

lakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul dari c. ran dengan Menggunakan Kartu yang dapat lakukan penarikan tunai dan atau pemindahan dana nsaksi. Proses ini terdapat pada Gambar 2.2 meliputi lima pihak utama, yaitu: digunakan untuk me suatu kegiatan ekonomi, termasuk transaksi pembelanjaan, penarikan tunai, dan atau pemindahan dana, dimana kewajiban pemegang kartu dipenuhi seketika dengan mengurangi secara langsung simpanan pemegang kartu pada bank atau lembaga selain bank yang mendapat persetujuan untuk menghimpun dana Bank Indonesia, 2004. Jika kartu kredit bersistem “pay later” maka kartu debit bersistem “pay now”. KARTU ATM Kartu ATM adalah Alat Pembaya digunakan untuk me dimana kewajiban pemegang kartu dipenuhi seketika dengan mengurangi secara langsung simpanan pemegang kartu pada bank atau lembaga selain bank yang mendapat untuk menghimpun dana Bank Indonesia, 2004. Transaksi kartu pembayaran elektronik mengikuti proses dasar tra • Card Holder you Orang yang memiliki account pada lembaga institusi yang mengeluarkan kartu pembayaran kartu debit atau kartu kredit • RetailerMerchant Organisasi yang menerima pembayaran atas barang atau jasa dari cardholder dapat berupa outlet, supermarket, dan toko-toko • Acquirer Bank atau lembaga selain bank yang melakukan kegiatan APMK baik sebagai financial acquirer melakukan kegiatan pembayaran terlebih dulu kepada kartu atau sebagai technical acquirer menyediakan sarana yang • pemegang diperlukan dalam pemrosesan kegiatan APMK. Card Scheme Organisasi penyedia jaringan kartu kredit yang mengontrol dan mengatur transaksi kartu kredit. Misalnya: Visa, MasterCard, dan Maestro. • Card Issuer Bank atau lembaga keuangan yang mengeluarkan kartu pembayaran kredit, debit, dan charge kepada nasabahnya. 2.2. ri ekonomi klasik dan dikembangkan leh dua pendekatan, yaitu pendekatan oleh Irving Fisher ekonom Universitas idge cash balance approach yang dikembangkan oleh Marshall dan Pigou. Teori Kuantitas Uang Teori ini masih termasuk dalam teo o Yale, serta pendekatan Cambr Jaringan Penyedia Kartu Kredit VisaMastercard Sumber: Publikasi elektronik http:www.apacs.org.ukpayment optionscharge cards.html , 2006 Gambar 2.2. Mekanisme transaksi pembayaran elektronik Teori kuantitas uang dikembangkan oleh Irving Fisher pada awal abad dua puluh. Teori kuantitas uang tersebut disampaikan dalam bukunya The Purchasing Power of Money tahun 1911. Fisher ingin melihat hubungan antara kuantitas uang money supply dan PDB nominal Y P × . Konsep yang menghubungkan M dan Y P × disebut velositas uang velocity of money. Velositas uang adalah tingkat perputaran uang yang didefinisikan sebagai berikut : M Y P V × = 2.1 Card issuer cardholder’s bank Retailer Card holder you Acquirer Transaksi data Penarikan account Transaksi data Kartu untuk pembayaran barang dan jasa dengan : = Velositas uang, = Tingkat harga, V P Y = Pendapatan agregat, M = Kuantitas uang. Dengan mengalikan kedua sisi dengan M , maka persamaan yang menghubungkan pendapatan nominal dengan kuantitas uang dan velositas equation of exchange adalah : Y P V M × = × 2.2 Irving Fisher juga mengemukakan bahwa velositas uang ditentukan oleh kelembagaan dalam ekonomi yang akan mempengaruhi cara individu melakukan transaksi. Dalam jangka pendek, aspek kelembagaan sulit berubah. Oleh karena itu, dalam jangka pendek velositas uang akan konstan. Pandangan Fisher bahwa velositas uang adalah konstan pada jangka pendek telah mentransformasi equation of exchange menjadi teori kuantitas uang yang menyebutkan bahwa pendapatan nominal ditentukan oleh pergerakan dalam kuantitas uang. Para ahli ekonomi klasik termasuk Fisher menganggap bahwa upah dan harga adalah fleksibel. Oleh karena itu mereka percaya bahwa tingkat output agregat Y yang diproduksi oleh perekonomian pada waktu normal akan berada pada tingkat full equilibrium, sehingga Y juga akan konstan dalam jangka ikian, teori kuantitas uang mengemukakan bahwa jika pendek. Dengan dem M berubah maka juga akan berubah dalam jangka pendek karena dan P V Y konstan. Untuk para ekonom klasik, teori kuantitas uang mampu menjelaskan pergerakan dalam tingkat harga, yaitu: pergerakan tingkat harga merupakan akibat dari perubahan kuantitas uang. Teori kuantitas uang menunjukkan berapa banyak uang yang ipegan untuk tingkat pendapatan tertentu, sehingga teori ini juga merupakan teori permintaan uang theory of the demand for money. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan membagi d g kedua sisi dari persamaan teori kuantitas uang dengan V , sehingga diperoleh : PY M × = 1 2.3 V Dimana PY adalah Y P × , yang merupakan pendapatan nominal. Ketika pasar uang dalam ekuilib aka kuantitas uang rium m M akan sama dengan jumlah uang yang diminta d M dapat diganti dengan d M , sehingga M . Dengan demikian persamaan 2.3 dapat dituliskan : PY k PY V M d . 1 × 2.4 = = Oleh karena itu, teori kuantitas uang dari Irving Fisher menyebutkan bahwa permintaan uang merupakan fungsi dari pendapatan dan suku bunga tidak berpengaruh terhadap permintaan uang. Fisher berkesimpulan seperti itu karena ia percaya bahwa orang m Sehin emegang uang hanya untuk melakukan transaksi. gga teori ini berpandangan bahwa uang hanya berfungsi sebagai alat tukar. Dengan demikian, menurut teori ini permintaan uang ditentukan oleh: 1 tingkat transaksi yang dihasilkan oleh tingkat pendapatan nominal PY , dan 2 kelembagaan dalam ekonomi yang akan mempengaruhi cara individu melakukan transaksi yang menentukan velositas uang, dengan demikian juga menentukan k . Model Cambridge Model Cambridge adalah model permintaan uang yang dikembangkan oleh para ekonom Cambridge, khususnya Marshall dan Pigou. Sebagai ahli ekonomi aliran klasik, mereka memandang uang sebagai alat tukar. Tetapi aliran mo el d ui juga fungsi uang sebagai alat penyimpan kekayaan store of wealth emegang uang tunai adalah kehila a para ekonom Cambridge berpendapat bahwa Cambridge mengak . Karena itu manusia memiliki dua pilihan dalam menyimpan asetnya, yaitu uang tunai dan surat-surat berharga atau barang. Manfaat dari memegang uang tunai adalah sifatnya yang sangat likuid dan terbebasnya dari resiko gagal tagih default jika uang disimpan dalam bentuk surat berharga dan juga terhindar dari resiko kerugian akibat jual beli surat-surat berharga capital loss. Tetapi, biaya ekonomi dari m ngan kesempatan memperoleh pendapatan bunga dan keuntungan dari jual beli surat-surat berharga capital gain. Para teoritisi moneter Cambridge berpandangan bahwa permintaan uang selain dipengaruhi oleh tingkat volume transaksi PDB riil juga dipengaruhi oleh tingkat kekayaan seseorang atau masyarakat, tingkat bunga, dan ekspektasi masyarakat tentang masa depan. Karen nilai aset dihitung dalam nilai nominal, maka mereka percaya bahwa permintaan terhadap uang karena faktor kekayaan berhubungan proporsional dengan pendapatan nasional nominal. Karena itu mereka juga percaya bahwa permintaan uang mempunyai hubungan proporsional dengan pendapatan nominal, sebagai berikut : bPY M d = 2.5 dimana : d M = Permintaan uang, P = Tingkat harga, Y = Tingkat jangka pendek dianggap konstan. pintas sama dengan persamaan 2.4. Hal ini bermakna ba sependapat dengan Fisher tentang fungsi uang se a sekali mengabaikan fu n, sehingga tidak ada alternatif selain menyi . output riil PDB riil, b dalam Persamaan 2.5 se hwa para ekonom Cambridge bagai alat tukar. Letak perbedaannya adalah Fisher sam ngsi uang sebagai alat penyimpan kekayaa mpan uang dalam bentuk kas. Selain itu Fisher lebih menekankan pada aspek kelembagaan atau teknologi yang dalam jangka pendek diasumsikan konstan, sehingga velositas uang dalam jangka pendek juga konstan. Sebaliknya, ekonom Cambridge tidak menutup kemungkinan bahwa masyarakat dapat saja mengalokasikan kekayaannya dalam bentuk surat-surat berharga. Keputusan pengalokasian tersebut ditentukan oleh tingkat bunga dan tingkat hasil yang diharapkan expected return. Karena itu, para ekonom Cambridge berpendapat bahwa b dalam jangka pendek pun dapat berubah. Dengan kata lain, velositas uang dapat saja berfluktuasi. Pendapat bahwa b dalam jangka pendek dianggap konstan dihasilkan dari penyusunan asumsi bahwa dalam jangka pendek jumlah kekayaan, volume transaksi, dan produksi riil mempunyai hubungan proporsional- konstan

2.3. Penelitian Terdahulu