2.3. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang menganalisis penggunaan kartu pembayaran elektronik dan ensubstitusian transaksi non tunai terhadap transaksi tunai telah banyak
ilakukan. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut: mphrey 2000, Eropa.
ni menyimpulkan bahwa adap transaksi tunai di
b.
ya menunjukkan bahwa keseluruhan variabel dalam penelitian tif antara
gerai-gerai EFT-POS dan ATM terhadap jumlah uang tunai yang beredar, p
d a. Snellman, Vesala, dan Hu
Menganalisis pensubstitusian transaksi non tunai terhadap transaksi tunai di Eropa. Penelitian ini menganalisis perbedaan kemampuan pensubstitusian
antara sepuluh negara di Eropa. Hasil penelitian i ada pensubstitusian transaksi non tunai terh
kesepuluh negara di Eropa. Secara sederhana perkembangan teknologi di tiap negara yang menentukan proses pensubstitusian. Jumlah terminal
EFTPOS dan ATM mempunyai hubungan yang negatif terhadap jumlah uang tunai yang diminta. Peningkatan jumlah ATM akan menurunkan biaya
penarikan tunai, dengan demikian hal ini akan mendorong peningkatan frekuensi penarikan tetapi secara rata-rata menurunkan nilai penarikan
tunainya. Rinaldi 2001, seorang ekonom dari Universitas Leuven Belgia.
Mengkaji pengaruh dari kartu debet dan kredit, ATM, EFT-POS serta gerai EFT-POS terhadap jumlah uang tunai uang beredar di negara Belgia. Hasil
penelitiann terkointegrasi. Dalam jangka panjang, terdapat hubungan nega
namun terhadap jumlah kartu ATM berhubungan positif meskipun lemah. Dari uji Error Correction Model yang dilakukannya, Rinaldi 2001
mengestimasi dalam jangka pendek jumlah ATM berhubungan positif dengan permintaan jumlah uang tunai yang beredar.
Rachmat 2005, Indonesia. Mengkaji pengaruh jumlah ATM di Indonesia terhadap permintaan uang
pada kurun waktu Januari 2000 hingga Desember 2004. Dengan menggunakan metodologi ECM didapatkan hasil bahwa kenaikan 1 persen
jumlah ATM dalam jangka pendek secara signifika c.
n berpengaruh negatif M1 sebesar 0,078601 persen. Sementara itu,
d.
io konsumsi masyarakat dengan uang kartal CPCUR serta rasio an ATM CPATM. Dari kedua indikator
terhadap permintaan uang jumlah ATM dalam jangka panjang tidak mempengaruhi permintaan uang
M1. Jumlah ATM juga berpengaruh kepada kebijakan moneter secara umum.
Warjiyo 2006, Indonesia. Menganalisis pengaruh pembayaran non-tunai terhadap permintaan uang
M1 di Indonesia berdasarkan analisis data dari 1998:1 hingga 2005:4. Peneliti ini memakai dua pendekatan sebagai indikator pembayaran non-
tunai, ras konsumsi masyarakat deng
tersebut menunjukkan hasil yang sama, dimana pembayaran non tunai mengurangi permintaan untuk M1.
e.
permintaan uang tunai membuktikan danya hubungan jangka panjang antara penggunaan ATM terhadap
ermintaan uang M1 dan uang tunai. Sementara itu, penggunaan kartu kredit dan debit tidak signifikan mempengaruhi permintaan uang M1 dan
uang tunai. Hasil berbeda ditunjukkan dalam jangka pendek dimana
2.4. Kerangka Pemikiran