Selanjutnya menurut Bloom dalam Rusmono 2014: 8, hasil belajar merupakan perubahan prilaku yang meliputi tiga ranah, yaitu ranah
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah kognitif meliputi tujuan-tujuan belajar yang berhubungan dengan memanggil kembali pengetahuan dan
pengembangan kemampuan intelektual dan keterampilan. Ranah afektif meliputi tujuan-tujuan belajar yang menjelaskan perubahan sikap, minat,
nilai-nilai, dan pengembangan apresiasi serta penyesuaian. Ranah psikomotorik mencakup perubahan prilaku yang menunjukkan bahwa
siswa telah mempelajari keterampilan manipulatif fisik tertentu.
Dari pengertian-pengertian tersebut dapat dipahami bahwa hasil belajar merupakan suatu angka yang menentukan berhasil atau tidaknya seorang
siswa dalam proses pembelajaran serta merupakan hasil dari interaksi belajar dan mengajar dan juga merupakan perubahan prilaku yang meliputi
ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
2. Teori belajar
Pengertian belajar erat kaitannya dengan teori belajar. Teori belajar sendiri disusun berdasarkan pemikiran bagaimana proses belajar terjadi. Teori
belajar itu antara lain : a. Teori behaviorisme
Behaviorisme adalah suatu studi tentang kelakuan manusia. Timbulnya aliran ini disebabkan rasa tidak puas terhadap teori psikologi daya dan
teori mental state. Sebabnya ialah karena aliran-aliran terdahulu menekankan pada segi kesadaran saja. Beberapa ilmuwan yang termasuk
pendiri sekaligus penganut behavioristik antara lain adalah Thorndike, Watson, Hull, Guthrie, dan Skinner.
Menurut Guthrie bahwa tingkah laku manusia itu dapat diubah, tingkah laku baik dapat diubah menjadi buruk dan sebaliknya, tingkah laku buruk
dapat diubah menjadi baik. Sedangkan menurut Watson ia menyimpulkan bahwa
pengubahan tingkah
laku dapat
dilakukan melalui
latihanmembiasakan mereaksi terhadap stimulus-stimulus yang diterima Siregar, 2014: 26-27.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa teori behaviorisme ini menggambarkan belajar merupakan pemberian stimulus-stimulus dan
kemudian akan menimbulkan perubahan yaitu tingkah laku, baik itu berubah menjadi baik maupun berubah menjadi buruk yang didasari pada
kebiasaan. b. Teori kognitivisme
Teori belajar kognitif merupakan suatu teori belajar yang lebih mementingkan proses belajar itu sendiri. Menurut Riyanto 2010: 9,
bahwa belajar tidak hanya sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon, lebih dari itu belajar melibatkan proses berpikir yang sangat
kompleks. Ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seorang individu melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan.
Sementara menurut Sani 2013: 10, belajar menurut aliran kognitivisme merupakan perubahan persepsi dan pemahaman, dimana proses belajar
terjadi bila materi yang baru beradaptasi dengan struktur kognitif yang sudah dimilikinya serta pembelajaran terjadi dengan mengaktifkan indra
siswa agar memperoleh pemahaman. Pendapat lain yaitu Brunner dalam Herpratiwi 2009: 23, mencetuskan
teori belajar penemuan discovery learning merupakan suatu pendekatan dalam belajar dimana siswa berinteraksi dengan lingkunganya dengan
jalan mengekspos dan memanipulasi obyek. Siswa akan mudah mengingat suatu konsep jika konsep tersebut mereka dapat sendiri melalui proses