Analisis Instrumen METODE PENELITIAN

30 6. Melakukan proses pembelajaran pada kelas kontrol dengan pendekatan STM tanpa CD Pembelajaran, dan kelas eksperimen dengan pendekatan STM Berbantuan CD Pembelajaran. Proses pembelajaran dilakukan dalam 4 kali pertemuan. 7. Melakukan pengambilan data hasil belajar melalui pemberian pos tes dan pemberian angket sikap kepada kelas eksperimen maupun kelas kontrol 8. Melakukan analisis data kuantitatif yang diperoleh dari pretes postes, hasil observasi aktivitas, dan hasil angket sikap siswa dengan menggunakan program Excel dan SPSS.

3.8. Analisis Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa: tes, lembar observasi, dan angket siswa. Instrumen tes sebelum diberikan diuji terlebih dahulu dengan validitas isi, analisis daya beda, tingkat kesukaran, dan reliabilitasnya, sedangkan instrumen yang berupa lembar observasi dan angket siswa sebelum diberikan dilakukan validitas dengan pertimbangan ahli dan uji reliabilitas. Dalam penelitian ini alat ukur diuji dengan menngunakan: a. Analisis validitas 1. Validitas isi Untuk instrumen yang berbentuk tes, maka pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. 31 2. Validitas tiap butir soal Rumus yang digunakan adalah: r p bis = q p x St Mt Mp − Keterangan: r p bis : koefisien korelasi biserial Mp : rata-rata skor siswa yang menjawab benar Mt : rata-rata skor seluruh siswa p : proporsi skor siswa yang menjawab benar q : 1 – p St : standar deviasi total Hasil perhitungan r p bis, kemudian digunakan untuk mencari uji signifikansi t hitung dengan rumus: t hitung = r p bis rpbis N − − 1 2 Keterangan: t hitung : uji signifikansi r p bis : koefisien korelasi biserial N : jumlah siswa yang mengerjakan soal p : proporsi skor siswa yang menjawab benar Kriteria pengukurannya adalah dikategorikan valid jika t hitung α − ≥ 1 t dengan dk = N – 2, r p bis signifikan atau butir tes valid. 32 b. Analisis reliabilitas Sebuah tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut dapat menunjukkan hasil yang relatif ajeg, jika tes tersebut digunakan pada kesempatan yang lain. Rumus yang digunakan pada penelitian ini adalah KR-21, dengan rumus sebagai berikut: r 11 = ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ − − ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ − Vt M K M K K 1 1 Keterangan: r 11 : reliabilitas tes secara keseluruhan Vt : S 2 t = variasi skor total M : N Y Σ = rata-rata skot total K : jumlah butir soal Menurut Arikunto, S. 2002 klasifikasi reliabel soal adalah: r = 0,800 – 1,000 : sangat tinggi r = 0,600 – 0,799 : tinggi r = 0,400 – 0,599 : cukup r = 0,200 – 0,399 : rendah r 0,200 : sangat rendah c. Analisis daya pembeda Daya beda soal ditentukan dengan rumus sebagai berikut: A B A JS JB JB DP − = Keterangan : DP : Daya Pembeda 33 JB A : Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas JB B : Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah JS A : Banyaknya siswa pada kelompok atas Kriteria soal yang dipakai sebagai instrumen berdasarkan daya pembedanya diklasifikasikan sebagai berikut Suherman, 1990:201: DP ≤ 0,00 = sangat jelek 0,00 DP ≤ 0,20 = jelek 0,20 DP ≤ 0,40 = cukup 0,40 DP ≤ 0,70 = baik 0,70 DP ≤ 1,00 = sangat baik d. Analisis tingkat kesukaran Rumus yang digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran item soal adalah: B A B A JS JS JB JB IK + + = Keterangan: IK : Indeks kesukaran JS A : Banyaknya siswa pada kelompok atas JS B : Banyaknya siswa pada kelompok bawah JB A : Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas JB B : Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah Kriteria yang menunjukkan tingkat kesukaran soal adalah Suherman, 1990:213 IK = 0,00 terlalu sukar 0,00 IK ≤ 0,30 sukar 34 0,30 IK ≤ 0,70 sedang 0,70 IK 1,00 mudah IK = 1,00 terlalu mudah

3.8. Pengambilan Data