5. Dengan mengucap syukur Alhamdulillah maka selesailah pembangunan musholla Ma’al Abror ini. Mengandung ketidaksejajaran makna.
Apakah mungkin hanya dengan mengucap Alhamdulillah maka pembangunan mushola Maal Abror bisa langsung selesai?.
Pembetulan: Marilah kita mengucapkan Alhamdulillah atas selesainya pembangunan musholla Ma’al Abror ini.
6. Pekerjaannya menangani peminjaman, pengembalian, dan menata buku di perpustakaan. Mengandung ketidaksejajaran bentuk kata.
Seharusnya jika setelah kata menangani P berwujud KB peminjaman, pengembalian maka menata seharusnya penataaan atau semuanya
dijadikan KK menjadi meminjamkan, mengembalikan, dan menata
a. Pekerjaannya menangani peminjaman, pengembalian, dan penataan buku di perpustakaan.
b. Pekerjaannya menangani meminjamkan, mengembalikan, dan menata
2. Kalimatnya tidak logistidak masuk akal Contoh:
1. Pencuri berhasil ditangkap polisi. Yang berhasil bukan pencurinya, tetapi polisinya sebab pencuri yang berhasil seharusnya tidak tertanggkap, tetapi
mampu melarikan diri.
Pembetulan: Polisi berhasil menangkap pencuri.
2. Yang merasa kehilangan dompet dapat diambil di kantor tata usaha. Yang diambil dalam kalimat tersebut adalah yang kehilangan orangnya, bukan
dompetnya.
Pembetulan: Yang merasa kehilangan dompet dapat mengambilnya di kantor tata usaha.
3. Tidak mengandung unsur mubadzir Contoh:
1. Kedua orang itu saling berpandang-pandangan. kata ulang berpandang-pandangan sudah bermakna ’saling’.
Pembetulan: Kedua orang itu berpandang-pandangan.
Kedua orang itu salingberpandangan.
Buku Guru Bahasa Indonesia
263
Pembetulan:
2. Penjelasan petugas dari Dinas Kesehatan Kota Batu amat sangat jelas bagi kami.
Pembetulan: Penjelasan petugas Dinas Kesehatan Kota Batu sangat jelas bagi kami.
3. Pilihan kata tidak tepat.
Contoh: Selesai belajar bunuhlah lampunya. Pembetulan: Selesai belajar padamkan lampunya.
4. Mengandung unsur kedaerahanasing.
Contoh: Gue nggak mau ngurusin soal itu lagi.
Demi kepuasan para kustomer kami akan meningkatkan pelayanan. kata kustomer seharusnya pelanggan.
5. Bermakna ambigu atau ganda.
Contoh: Istri pak lurah yang baru itu meninggal dunia. yang baru ‘pak lurah’ atau ‘istrinya’. Pesawat Fokker baru mendarat di lapangan
terbang Adi Sucipto Malang. pesawat fokker baru atau baru mendarat?
Sumber:http:istiqomahalmaky.blogspot.co.id201601belajar-kalimat-efektif.html
Selain itu, dalam debat sebaiknya mengurangi penggunaan kata-kata berbahasa daerah atau asing, bahasa prokem dan bahasa gaul harus diminimalkan. Hal ini semata
agar terhindar dari ketersinggungan dan kacaunya acara debat karena antarpihak tidak saling memahami kata yang digunakan.
Perhatikan contoh kalimat berikut ini. 1. Pemerintah seharusnya tidak menutup mata pada fakta bahwa UN telah
memakan banyak korban.
2. Banyak banget siswa jatuh bergelimpangan karena takut atau gagal dalam Ujian Nasional.
Kalimat 1 dan kalimat 2 di atas merupakan contoh kalimat tidak baku. Ketidakbakuan kalimat 1 dan 2 karena menggunakan frasa bermakna
konotatif yaitu frasa menutup mata dan jatuh bergelimpangan. Kalimat kedua ketidakefektifan kalimatnya juga disebabkan penggunaan kata-kata dari bahasa
daerah yaitu kata banget.
Pembenahan kedua kalimat di atas agar menjadi kalimat ragam ilmiah yang baku dapat kamu lihat pada bagian berikut.
1. Pemerintah seharusnya peduli pada fakta bahwa UN telah memakan banyak korban. 2. Banyak sekali siswa frustasi karena takut atau gagal dalam Ujian Nasional.
Guna memberitahukan bahwa Apakah Ponsel Berbahaya? digunakan untuk menyelesaikan tugas berikut ini..
Kelas X SMAMASMKMAK
264
Tugas
Petunjuk: 1. Bacalah kembali teks debat Penyerapan Kosa kata Bahasa Asing, Apakah Ponsel
Berbahaya atau teks debat lainnya termasuk dari rekaman video. 2. Temukanlah penggunaan ragam bahasa tidak baku di dalam teks tersebut
3. Analisislah penyebab ketidakbakuan kalimat tersebut 4. Benahilah kalimat tidak baku tersebut agar menjadi kalimat dengan ragam baku.
Contoh Jawaban
Kalimat Tidak Baku
Penyebab Ketidakbakuan Pembenahan
Namun dengan adanya kosa kata
serapan dari bahasa asing hal tersebut
mempermudah kita dalam pelafalan,
pemahaman sekaligus menjadikan interaksi
antar bahasa menjadi lebih mudah.
1. Setelah konjungsi ‘namun’ tidak diikuti
tanda koma , 2. Penulisan antar
bahasa dipisah padahal seharusnya dirangkaikan.
Namun, dengan adanya kosa kata
serapan dari bahasa asing hal tersebut
mempermudah kita dalam pelafalan,
pemahaman sekaligus menjadikan interaksi
antarbahasa menjadi lebih mudah.
Sehingga saya tetap setuju bahwa kosa
kata bahasa asing yang masuk kedalam
bahasa Indonesia membuktikan
ketidakberdayaan bahsa Indonesia dalan
interaksi antar bahasa. Penggunaan konjungsi
subordinatif ‘sehingga’ di awal kalimat.
Jadi, saya tetap setuju bahwa kosa
kata bahasa asing yang masuk kedalam
bahasa Indonesia membuktikan
ketidakberdayaan bahsa Indonesia dalan
interaksi antar bahasa.
Bahasa Indonesia mampu untuk
berinteraksi antar bahasa karena
memiliki banyak variasi kosa kata.
1. Tidak logis. Apakah mungkin “bahasa
Indonesia” mampu berinteraksi? Bukankah
yang mampu berinteraksi adalah pemakai bahasa
Indonesia? 2. Penulisan antar
bahasa dipisah padahal seharusnya dirangkaikan.
Bahasa Indonesia dapat digunakan
untuk berinteraksi antarbahasa karena
memiliki banyak variasi kosa kata.
Catatan: Guru sebaiknya juga mengajarkan pada siswa tentang jenis-jenis konjungsi.
Buku Guru Bahasa Indonesia
265
D. Berlatih Praktik Debat