5
Dari permasalahan yang dihadapi guru penjas dan peneliti pada saat melakukan Praktek Pengalaman Lapangan PPL dalam menyampaikan materi
teknik dribble, siswa merasa tidak nyaman pada saat menggunakan bola. Bola yang berat dan besar menjadikan siswa kurang bisa melakukan gerakan yang
efektif. Di SMK Negeri 8 Semarang belum pernah diadakan metode pembelajaran dengan menggunakan variasi bola. Sehingga peneliti tertarik melakukan
penelitian tindakan kelas PTK pada siswa kelas X SMK Negeri 8 Semarang dengan judul “ Pembelajaran Dribble Menggunakan Variasi Bola Terhadap Hasil
Dribble Dalam Permainan Bolabasket Pada Siswa Kelas X SMK Negeri 8 Semarang Tahun 2013”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1 Faktor metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam menyampaikan materi khususnya permainan bolabasket.
2 Kemampuan teknik dasar bermain bolabasket. 3 Perlunya peningkatan hasil pembelajaran dribble pada pembelajaran permainan
bolabasket.
1.3 Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah, maka munculah permasalahan yang dirumuskan dalam bent
uk pertanyaan “ Bagaimana penerapan pembelajaran
6
dribble menggunakan variasi bola terhadap hasil dribble dalam permainan bolabasket pada siswa kelas X SMK Negeri 8 Semarang?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan pembelajaran dribble menggunakan variasi bola terhadap hasil dribble dalam permainan
bolabasket pada siswa kelas X SMK Negeri 8 Semarang.
1.5 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Sebagai pengalaman dibidang penelitian dalam melakukan penelitian
tindakan pembelajaran pendidikan jasmani. 2. Untuk memotivasi guru agar lebih kreatif dalam pengembangan proses
pembelajaran dan tidak terpaku pada alat yang sesungguhnya.
1.6 Penegasan Istilah
Untuk menghindari salah penafsiran dalam memberi pengertian yang dimaksud dalam judul skripsi, maka penulis akan menjelaskan istilah-istilah yang
dianggap penting, dengan demikian ada kesamaan pendapat dalam memberikan penafsiran maka perlu adanya penegasan istilah yang meliputi:
7
1.6.1 Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkahlaku siswa berubah kearah yang lebih baik Max Darsono,
dkk., 2000: 24.
1.6.2 Variasi
Variasi merupakan tindakan atau hasil perubahan dari keadaan semula; selingan KBBI, 2007: 1259.
Variasi dalam pembelajaran adalah perubahan proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik, serta mengurangi
kejenuhan dan kebosanan Mulyasa, 2010: 78.
1.6.3 Dribble
Dribble adalah Pergerakan bola hidup yang disebabkan oleh seorang pemain yang sedang menguasai bola dengan melempar, menepis, menggelindingkan bola
ke lantai atau dengan sengaja melemparkan bola kepaparan pantul FIBA, 2010:83.
1.6.4 Bolabasket
Bolabasket dimainkan oleh dua tim dengan 5 pemain per tim. Tujuannya adalah mendapatkan nilai skor dengan memasukkan bola ke keranjang dan
mencegah tim lain melakukan hal serupa Wissel, H., 2000: 2.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Penelitian Tindakan Kelas PTK
Penelitian Tindakan Kelas PTK merupakan suatu cara memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru, karena guru merupakan orang yang paling
tahu segala sesuatu yang terjadi dalam pembelajaran Mulyasa, 2011: 88.
2.1.1.1 Tujuan Penelitian Tindakan Kelas PTK
Menurut Mulyasa 2011: 89 Penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi-kondisi belajar serta kualitas
pembelajaran, meningkatkan layanan profesional dalam konteks pembelajaran khususnya layanan kepada peserta didik sehingga tercipta layanan prima,
mempberika kesempatan kepada guru berimprovisasi dalam melakukan tindakan pembelajaran yang direncanakan secara tepat waktu dan sasarannya.
2.1.1.2 Manfaat Penelitian Tindakan Kelas PTK
Manfaat penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran adalah untuk mengembangkan dan melakukan inovasi pembelajaran, merupakan upaya
pengembangan kurikulum di tingkat kelas, dan untuk meningkatkan profesionalisme guru melalui upaya penelitian yang dilakukannya.
9
2.1.2 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Pendidikan jasmani merupakan usaha pendidikan dengan menggunakan aktifitas otot-otot besar hingga proses pendidikan berlangsung tidak terhambat
oleh gangguan kesehatan dan pertumbuhan badan Ateng, 1992: 4. Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang
memanfaatkan aktifitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional.
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan mempunyai manfaat, diantaranya untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan
kesehatan dan kesegaran jasmani, meningkatkan ketangkasan dan keterampilan, meningkatkan keterampilan dan kecerdasan, menanamkan hidup kreatif, rekreatif
dan sosial, mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab dan percaya diri.
2.1.3 Pembelajaran
Belajar adalah suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadi perubahan tingkah laku, maka pengertian pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan
oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik Max Darsono, dkk., 2000: 24.
Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang
saling bertukar informasi. Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup dan
10
adanya perubahan tingkah laku dalam diri orang tersebut yang menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan kognitif dan keterampilan psikomotorik
maupun yang menyangkut nilai dan sikap afektif.
2.1.3.1 Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah membantu pada siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa bertambah,
baik kuantitas maupun kualitas. Tingkah laku yang dimaksud meliputi pengetahuan , keterampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai
pengendali sikap dan perilaku siswa Max Darsono, dkk., 2000: 26.
2.1.3.2 Ciri-Ciri Pembelajaran
Menurut Max Darsono, dkk., 2000: 25 ciri-ciri pembelajaran dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis. 2. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam
belajar. 3. Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajaryang menarik dan menantang
bagi siswa. 4. Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik.
5. Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa.
11
6. Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran, baik secara fisik maupun psikologis.
2.1.4 Tujuan Pendidikan Jasmani
Tujuan pendidikan jasmani menurut Adang Suherman 2000: 23 dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori, yaitu:
1. Perkembangan fisik, tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan-kekuatan fisik dari berbagai
organ tubuh seseorang. 2. Perkembangan gerak, tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan
gerak secara efektif, efisien, halus, indah dan sempurna. 3. Perkembangan mental, tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berfikir
dan menginterprestasikan keseluruhan pengetahuan tentang pendidikan jasmani ke dalam lingkungannya sehingga memungkinkan tumbuh dan
berkembangnya pengetahuan, sikap, dan tanggungjawab siswa. 4. Perkembangan sosial, tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa
dalam menyesuaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat.
2.1.5 Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata
dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Beberapa metode pembelajaran menurut Mulyasa 2010: 107 harus dipilih dan dikembangkan untuk
12
meningkatkan aktivitas dan kreatifitas peserta didik. Berikut dikemukakan beberapa metode pembelajaran yang dapat dipilih oleh guru.
1. Metode Demonstrasi
Melalui metode demonstrasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, dari yang sekedar memberikan pengetahuan yang sudah diterima begitu saja oleh
peserta didik, sampai pada cara agar peserta didik dapat memecahkan suatu masalah.
2. Metode Inquiri
Inquiri berasal dari bahasa Inggris “inquiry”, yang secara harafiah berarti
penyelidikan. Adapun Piaget mengemukakan bahwa metode inquiri merupakan metode yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan
eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawabannya sendiri,
serta menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan yang ditemukan peserta didik
yang lain. 3.
Metode Penemuan Penemuan discovery merupakan metode yang lebih menekankan pada
pengalaman langsung.
Pembelajaran denagn
metode penemuan
lebih mengutamakan proses daripada hasil belajar.
4. Metode Eksperimen
Metode eksperimen merupakan suatu bentuk pembelajaran yang melibatkan peserta didik bekerja dengan benda-benda, bahan-bahan dan peralatan
13
laboratorium, baik secara perorangan maupun kelompok. Eksperimen merupakan situasi pemecahan masalah yang di dalamnya berlangsung pengujian suatu
hipotesis, dan terdapat viariabel-variabel yang dikontrol secara ketat. 5.
Metode Pemecahan Masalah Menurut Gagne 1985, kalau seorang peserta didik dihadapkan pada suatu
masalah, pada akhirnya mereka bukan hanya sekedar memecahkan masalah, tetapi juga juga belajar sesuatu yang baru.
6. Metode Karyawisata
Karyawisata merupakan suatu perjalanan atau pesiar yang dilakukan oleh peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar, terutama pengalaman
langsung dan merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah. Meskipun karyawisata memiliki banyak hal yang bersifat nonakademis, tujuan umum
pendidikan dapat segera dicapai, terutama berkaitan dengan pengembangan wawasan pengalaman tentang dunia luar.
7. Metode Perolehan Konsep
Belajar konsep merupakan hasil utama pendidikan, konsep-konsep merupakan batu-batu pembangun Building Block berfikir. Konsep-konsep
merupakan dasar bagi proses-proses mental yang lebih tinggi untuk memasukan prinsip-prinsip dan generalisasi-generalisasi. Oleh karena itu, untuk memecahkan
masalah, seorang peserta didik harus mematuhi aturan-aturan antara yang selaras dan aturan-aturan ini didasarkan paa konsep-konsep yang diperolehnya.
14
8. Metode Penugasa
Metode penugasan merupakan cara penyajian bahan pelajaran. Pada metode ini guru memberikan seperangkat tugas yang harus dikerjakan peserta didik, baik
secara individual maupun secara kelompok. 9.
Metode Ceramah Ceramah adalah metode yang paling umum digunakan dalam pembelajaran.
Pada metode ini, guru menyajikan bahan melalui penuturan atau penjelasan lisan secara langsung terhadap peserta didik.
10. Metode Tanya Jawab Metode tanya jawab merupakan cara menyajikan bahan ajar dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan jawaban untuk mencapai tujuan. Pertanyaan-pertanyaan bisa muncul dari guru, bisa juga dari peserta didik,
demikian halnya jawaban yang muncul bisa dari guru maupun dari peserta didik. 11. Metode Diskusi
Diskusi dapat diartikan sebagai percakapan responsif yang dijalin oleh pertanyaan-pertanyaan problematis yang diarahkan untuk memperoleh pemecahan
masalah.
2.1.6 Keterampilan Mengadakan Variasi
2.1.6.1 Pengertian
Mengadakan variasi menurut Mulyasa 2010: 78 merupakan keterampilan yang harus dikuasai guru dalam pembelajaran, untuk mengatasi kebosanan peserta
didik, agar selalu antusias, tekun, dan penuh partisipasi. Variasi dalam
15
pembelajaran adalah perubahan proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik, serta mengurangi kejenuhan dan
kebosanan.
2.1.6.2 Tujuan
Tujuan variasi dalam pembelajaran menurut Mulyasa 2010: 78 bertujuan untuk meningkatkan perhatian peserta didik terhadap materi standar yang relevan,
memberikan kesempatan bagi perkembangan bakat peserta didik terhadap berbagai hal baru dalam pembelajaran, memupuk perilaku positif peserta didik
terhadap pembelajaran, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sesui dengan tingkat perkembangan dan kemampuannya.
2.1.6.3 Pertimbangan Pendekatan Pengembangan Variasi
Pertimbangan pendekatan pengembangan variasi karena anak-anak belum memiliki kematangan fisik dan emosional seperti orang dewasa, berolahraga
dengan peralatan dan peraturan yang bervariasi akan mengurangi cedera pada anak, menggunakan variasi dalam pembelajaran akan mampu mengembangkan
keterampilan anak lebih cepat dibanding dengan peralatan standar untuk orang dewasa, olahraga yang dimodifikasi menumbuhkan kegembiraan dan kesenangan
pada anak-anak dalam situasi kompetitif. Dari pembahasan tersebut dapat diartikan bahwa pendekatan modifikasi
dapat digunakan sebagai suatu alternatif dalam pembelajaran pendidikan jasmani, oleh karenanya pendekatan ini mempertimbangkan tahap-tahap perkembangan
16
dan karakteristik anak, sehingga anak akan mengikuti pelajaran pendidikan jasmani dengan senang dan gembira.
2.2 Bolabasket
2.2.1 Ukuran Lapangan Bolabasket dan Perlengkapan
1. Lapangan bolabasket Bentuk lapangan bolabasket adalah persegi panjang dengan ukuran panjang
lapangan yaitu 26 meter, lebar lapangan 14 meter. Tiga buah lingkaran yang terdapat di dalam lapangan basket memiliki panjang jari-jari 1,80 meter.
Gambar 1. Ukuran lengkap lapangan permainan bolabasket PERBASI, 2010:3
17
2. Papan pantul Panjang papan pantul bagian luar adalah 1,80 meter sedangkan lebar papan
pantul bagian luar adalah 1,20 meter. Dan panjang papan pantul bagian dalam adalah 0,59 meter sedangkan lebar papan pantul bagian dalam adalah 0,45 meter.
Gambar 2. Papan Pantul Sumber: Imam Sodikun, 1992:83
3. Tiang penyangga basket Tiang penyangga terbuat dari besi dengan garis tengah 20 mm. Tiyang
penyangga berdiri dengan ketinggian dari atas lantai 3,03 meter.
Gambar 3. Tiyang Penyangga Sumber: Imam Sodikun, 1992:83
18
4. Bola Bola basket terbuat dari karet dan dilapisi bahan sintesis. Keliling bola
antara 75 cm sampai dengan 78 cm, berat antara 600 gram sampai dengan 650 gram. Ketentuan standar bola, ketika berisi udara bila dipantulkan di lantai yang
keras dari tempat ketinggian 1,80 meter bola akan memantul setinggi antara 1,20 meter sampai dengan 1,40 meter.
Gambar 4. Bola http:rismancikgu.blogspot.com
5. Perlengkapan Pemain harus menggunakan sepatu yang mendukung dan dilengkapi
bantalan yang sesuai untuk gerakan-gerakan dinamis yang dibutuhkan dalam permainan. Pakaian yang digunakan yaitu memakai pakaian olahraga yang tidak
membatasi gerak yang telah diatur oleh liga atau asosiasi pendukung celana pendek dan kaos seragam, pelindung, kaus kaki, dan aksesoris harus terbuat dari
karet dan bukan yang terbuat dari logam. Yang sesuai untuk gerakan dan kegiatan pertandingan pada umumnya. Oliver. J., 2007:9.
19
6. Perlengkapan Teknik Menurut PERBASIFIBA 2010: 6 perlengkapan teknik yang digunakan
yaitu jam pertandingan, papan pencatat angka, jam twenty four 24 seconds, stopwatch atau peralatan yang sesuai dapat terlihat, untuk mengukur waktu time-
out bukan jam pertandingan, dua sinyal suara secara terpisah yang berbeda dengan jelas dan keras, scoresheet, penunjuk foul pemain, penunjuk team foul.
2.2.2 Teknik Dasar Dalam Bolabasket
Beberapa macam teknik dasar dalam permainan bolabasket yaitu: 1 Shooting adalah usaha untuk memasukkan bola ke dalam ring basket
keranjang lawan untuk mencetak poin atau angka. 2 Mengoper Passing adalah memberikan bola ke kawan dalam permainan
bolabasket. Ada 3 jenis passing standar yaitu passing bounce pass memantul, passing chest pass operan dada, passing overhead pass diatas
kepala. 3 Pivot atau berputar adalah memutar badan dengan salah satu kaki menjadi
asporos putaran. 4 Menggiring bola dribble
Menggiring bola adalah suatu cara membawa bola ke depan dengan memantul-mantulkan bola ke lantai dengan satu tangan atau secara bergantian
baik dengan berhenti, berjalan atau berlari. Menggiring merupakan salah satu dasar bolabasket yang pertama diperkenalkan kepada pemain yang masih pemula,
karena keterampilan dalam menggiring bola sangat penting bagi setiap pemain
20
yang terlibat dalam pertandingan bolabasket. Tetapi tidak hanya mempelajari cara dribble yang bagus namun juga untuk mengetahui kapan harus dribble bola dan
tidak. Manfaat dribble dalam permainan bolabasket yaitu lebih cepat menuju ke
keranjang lawan, untuk menerobos pertahanan lawan dan untuk mengendalikan permainan.Dribble dapat dilakukan dengan baik jika menguasai teknik yang baik
dan benar. Cara dribble yang baik dan benar yaitu 1 gunakan ujung jari, bukan telapak tanagan, 2 gunakan lengan bawah dan pergelangan tangan untuk
memantulkan bola, 3 jangan melihat pada bola, jaga kepala tetap tegak dan pandangan ke depan.
Gambar 5. Dribble Danny Kosasih,2008: 39
Menggiring bola dibagi dalam beberapa teknik, Hartyani 2006: 18 mengungkapkan ada 7 teknik menggiring bola, yaitu:
1. The Change-of-Pace Dribble
21
2. The Low or Control Dribble
3. The High or Speed Dribble
4. The Crossover Dribble
5. The Behind-The-Back Dribble
6. The Between-The-Legs dribble
7. The Reverse Dribble
Ada 3 teknik dribble yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1. Menggiring dengan kontrol rendah.
Biasanya dipakai jika pemain dijaga oleh lawan dengan jarak yang dekat. Teknik ini dilakukan dengan menggiring rendah bola agar lebih mudah dikontrol.
Bola dipantulkan di samping badan untuk melindungi bola dari lawan.
Gambar 6. Low Dribble Wissel, H., 2000 :97
2. Menggiring dengan cepat. Ketika pemain berada di lapangan terbuka atau tidak ada penjagaan dari
lawan, maka pemain perlu menggiring dengan cepat. Dalam hal ini pemain tersebut berlari sambil menggiring bola dengan cara menjatuhkan bola
didepannya. Tangan pemain tidak berada di atas bola tetapi di belakang bola.
22
Gambar 7. Speed Dribble Wissel, H., 2000 :97
3. Menggiring dengan menyilang.
Menggiring dengan satu tangan, ketika lawan mendekat maka lawan dipindahkan dengan menyilang ke tangan yamg lainnya. Teknik ini sangat baik
untuk melewati lawan.
Gambar 8. Crossover Dribble Danny Kosasih, 2008: 41
23
2.2.3 Variasi Bola yang Digunakan
1. Bola voli Menurut Nuril Ahmadi 2007: 18 bola voli terbuat dari kulit lunak dan
lentur, atau bahan kulit sintetis dan sejenisnya. Penggunaan bahan sintetis, harus mendapat persetujuan pengesahan dari FIVB. Ketentuan mengenai bola voli
antara lain: -
Warna : seragam dan terang
- Keliling
: 165-167 cm -
Berat : 200-280 gram
- Tekanan udara : 0,30-0,325 kg
atau 294,3-318,82 mbar
Menggiring bola merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan bola basket. Dalam menggiring bola harus didukung dengan penguasaan bola yang
baik, kemampuan gerak tipu, kemampuan mengubah arah, kemampuan mengubah kecepatan, sehingga bola tetap dalam penguasaan dan tidak mudah direbut lawan.
Pembelajaran dribble menggunakan variasi bola berguna untuk mempermudah siswa untuk melakukan gerakan yang efisien dalam pembelajaran
dribble. Sebagai contoh variasi bola yang digunakan adalah bola voli. Bola voli hanya memiliki berat bola 200-280 gram, sedangkan bola yang sebenarnya
memiliki berat bola 20 ons. Dengan menggunakan bola yang lebih ringan maka siswa akan lebih mudah dalam menguasai bola dan dapat melakukan gerakan
yang efisien.
24
Variasi bola dalam pembelajaran bolabasket sangat penting bagi siswa kelas X karena kelas X merupakan kelas dasar dan masih perlu pembelajaran teknik
dasar. Jika teknik dasar siswa sudah merasa kesulitan maka akan mengakibatkan kekeliruan dalam melakukan teknik dasar. Kekeliruan dalam teknik dasar
merupakan kesalahan yang fatal dan membutuhkan waktu yang relatif lama untuk membenahinya. Oleh karena itu pembelajaran dengan variasi bola sangat penting
siswa belajar dari hal yang mudah ke hal yang sulit atau dari hal yang sederhana ke hal yang kompleks.
2.3 Hipotesis
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berfikir di atas, dapat dirumuskan hipotesis dari penelitian ini adalah pembelajaran dribble menggunakan variasi
bola memberikan pengaruh terhadap hasil pembelajaran dribble dalam permainan bolabasket pada siswa kelas X SMK Negeri 8 Semarang Tahun 2013.
25
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Subjek Penelitian
Subjek Penelitian Tindakan Kelas PTK ini di kelas X Rekayasa Perangkat Lunak RPL 3 dengan jumlah 35 siswa dengan komposisi perempuan 18 orang
dan laki-laki 17 orang. Peneliti memilih kelas X RPL 3 sebagai subjek penelitian dengan berdasarkan pada kurang berhasilnya pembelajaran dribble dalam cabang
olahraga bolabasket dan hasil pengamatan yang peneliti lakukan menunjukkan bahwa siswa kurang termotivasi dalam belajar dribble.
3.2 Objek Penelitian