Tabel 4. Jenis, Bentuk dan Sumber Data Penelitian No
Jenis Data Bentuk Data
Sumber Data 1.
Keadaan iklim, curah hujan, suhu udara, kelembaban, dan
demografi Penduduk Deskripsi
BPS 2.
Geografi, luas wilayah, batas wilayah
Deskripsi dan Peta
BPS 3.
Tata guna lahan Deskripsi
PEMDA 4.
Rencana Tata Ruang Wilayah Deskripsi
PEMDA 6.
Tingkat konsumsi bahan bakar Bensin, Solar, Minyak diesel,
LPG, dan Minyak tanah Deskripsi
PERTAMINA UNIT PEMASARAN III
JAKARTA 7.
Bentuk, luas dan jumlah hutan kota
Deskripsi Dinas Tata Kota
Pertamanan dan Pemakaman
8. Tingkat konsumsi bahan bakar
Gas alam Deskripsi
BPS dan perusahaan Nasional Gas
Kota Bogor 9.
Daftar nama indus tri di Kota Bogor
Informasi langsung
Dinas Perindustrian dan perdagangan kota
Bogor
2. Analisis Data
Analisa data ini digunakan untuk mengetahui apakah luasan hutan kota yang ada di Kota Bogor saat ini telah memenuhi standar optimum, terutama
berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku dan kemampuan hutan kota dalam menyerap CO
2
yang dihasilkan dari metabolisme manusia, pembakaran BBM Bensin, Solar, Minyak diesel dan Minyak tanah dan BBG LPG dan
Gas Negara.
a. Penentuan Luas an Hutan Kota Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No.63 Tahun 2002
Analisis kebutuhan luas hutan kota dilakukan berdasarkan PP RI No. 63 tahun 2002 tentang Hutan Kota. Dalam Pasal 8 ditetapkan bahwa luas hutan
kota dalam satu hamparan yang kompak paling sedikit 0,25 ha. Sedangkan presentase luas kota paling sedikit 10 dari wilayah perkotaan dan atau
disesuaikan dengan kondisi setempat.
b. Penentuan Luasan Hutan Kota Berdasarkan Fungsi sebagai Penyerap
Karbondioksida CO
2
Rumus:
K eZ
dY cX
bW aV
L +
+ +
+ =
Keterangan :
L : Luas hutan kota ha
a : Karbondioksida yang dihasilkan seorang manusia grjam
b : Karbondioksida yang dihasilkan dari pembakaran bensin grlt
c : Karbondioksida yang dihasilkan dari pembakaran solar grlt
d : Karbondioksida ya ng dihasilkan dari pembakaran minyak tanah grlt
e : Karbondioksida yang dihasilkan dari pembakaran LPG grgr
V : Jumlah penduduk jiwa
W : Jumlah konsumsi bensin ltjam
X : Jumlah konsumsi solar ltjam
Y : Jumlah konsumsi minyak tanah ltjam
Z : Jumlah konsumsi LPG grjam
K : Kemampuan hutan dalam menyerap karbondioksida 75.000 grjamha
Bernatzky 1978.
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Astronomis dan Administrasi
Kota Bogor secara astronomis terletak antara 106 43’30” BT – 106
5’0” BT dan 60
30’30” – 60 41’00” LS . Secara administrasi luas wilayah Kota
Bogor sebesar 11.850 ha terdiri dari 6 kecamatan dan 68 kelurahan. Terdapat 6 wilayah kecamatan, 31 kelurahan dan 37 desa, 210 dus un, 623 RW, 2.712 RT
dan dikelilingi oleh wilayah Kabupaten Bogor yaitu sebagai berikut:
Ø Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Kemang, Bojong Gede, dan Kecamatan Sukaraja -Kabupaten Bogor.
Ø Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Sukaraja dan Kecamatan Ciawi-Kabupaten Bogor
Ø Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Dramaga dan Kecamatan Ciomas-Kabupaten Bogor.
Ø Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cijeruk dan Kecamatan Caringin-Kabupaten Bogor.
Kotamadya Bogor berada di tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor serta lokasinya dekat dengan Ibukota Negara Jakarta dengan jarak
± 56 Km. Memiliki potensi yang strategis bagi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dan jasa, pusat kegiatan nasional untuk industri,
perdagangan, transportasi, komunikasi dan pariwisata. B. Topografi dan Tanah
Kota Bogor mempunyai rata-rata ketinggian minimum 190 m dan maksimum 330 m dari permukaan laut terletak di kaki pegunungan yang memiliki
konfigurasi bergelombang dimana terdapat lembah dan tebing dengan kedalaman antara 16-20 meter. Memiliki kondisi topografi yang bervariasi berkisar antara 0
sampai 20 yang ternyata menciptakan nilai visual pemandangan yang indah. Pemandangan Gunung Salak dapat dilihat secara utuh ke arah selatan pada
pandangan yang cukup terbuka dan akan terlihat semakin indah pada cuaca yang cerah.