Respon Masyarakat terhadap Program Beras Bagi Keluarga Miskin (RASKIN)

(1)

RESPON MASYARAKAT TERHADAPPROGRAM BERAS

BAGI KELUARGA MISKIN (RASKIN)

Studi Kasus : Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor Kota Medan

SKRIPSI

SITI ULPARIA LUBIS 090304062

AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

RESPON MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM BERAS

BAGI KELUARGA MISKIN (RASKIN)

Studi Kasus : Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor Kota Medan

SKRIPSI

OLEH:

SITI ULPARIA LUBIS 090304062

AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

Disetujui Oleh, Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

Dr. Ir. Tavi Supriana, MS Emalisa, SP.M.si NIP. 196411021989032001 NIP. 197211181998022001

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2013


(3)

ABSTRAK

SITI ULPARIA LUBIS (00304062), dengan judul skripsi Respon Masyarakat terhadap Program Beras Bagi Keluarga Miskin (RASKIN). Peneliti dibimbing oleh Ibu Dr.Ir. Tavi Supriana, MS dan Ibu Emalisa, SP.M.Si.

Program Raskin adalah salah satu program nasional yang bertujuan untuk membantu rumah tangga miskin dalam memenuhi kecukupan kebutuhan pangan dan mengurangi beban finansial. Program ini sudah terlaksana selama 16 tahun. Dalam pelaksanaan program, ditemukan barbagai permasalahan yang menimbulkan keresahan dan polemik bagi masyarakat, apakah program Raskin masih diharapkan oleh masyarakat atau sebaliknya.

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pelaksanaan program Raskin di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor dan untuk menganalisis bagaimana respon masyarakat penerima Raskin terhadap program beras bagi keluarga miskin (Raskin). Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive. Besar sampel dalam penelitian ditentukan dengan metode slovin. Metode analisis yang digunakan adalah pendekatan deskriptif dan kualitatif. Pelaksanaan Raskin di daerah ini masih aktif dan penelitian yang mencakup program Raskin di daerah tersebut masih terbatas. Jumlah sampel sebanyak 94 KK yaitu Rumah tangga yang terdaftar sebagai penerima Raskin. Respon masyarakat terhadap program Raskin dianalisis dengan deskriptif kualitatif.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa penyaluran beras Raskin di Kelurahan Kwala Bekala tidak tepat jumlah dan harga yaitu 10 kg/RTS dengan harga Rp.17000/Kg. Respon masyarakat terhadap pelaksanaan Raskin adalah netral hal ini dapat diperoleh dari persepsi masyarakat yang netral, sikap yang positif, dan partisipasi yang bersifat netral. Adanya kecenderungan umur masyarakat mempengaruhi respon (persepsi, sikap dan partisipasi) masyarakat terhadap Program Raskin di Kelurahan Kwala Bekala.


(4)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Laguboti, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara pada tanggal 23 Maret 1991. Merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara dari Bapak P. Lubis dan Ibu L. Pangaribuan.

Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis adalah sebagai berikut : 1. Tahun 2001 lulus dari Sekolah Dasar Negeri 0304062 Laguboti.

2. Tahun 2006 lulus dari Sekolah Menengah Pertama Swasta Budhi Darma. 3. Tahun 2009 lulus dari Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Balige.

4. Tahun 2009 diterima di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara melalui jalur reguler Ujian Masuk Bersama (UMB).

Bulan Juli – Agustus 2013, penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Tanah Raja, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai. Bulan Juni 2013 penelitian skripsi dilaksanakan di Kelurahan Kwala Bekala, Kecamatan Medan Johor.

Selama masa perkuliahan, penulis mengikuti organisasi kemahasiswaan yaitu Organisasi Ikatan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (IMASEP) dan Unit Kegiatan Kebaktian Mahasiswa Kristen Universitas Sumatera Utara (UKM-KMK USU).


(5)

KATA PENGANTAR

Segala pujian, hormat dan syukur penulis ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih karunia dan berkatNya yang berkelimpahan yang telah memampukan penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan persyaratan untuk mencapai gelar sarjana Pertanian Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Judul Skripsi ini adalah “Respon Masyarakat terhadap Program Beras Bagi Keluarga Miskin (RASKIN) (Studi Kasus : Kelurahan Kwala Bekala, Kecamatan Medan Johor, Kota Medan)”.

Skripsi ini diajukan untuk Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara dan merupakan suatu karya ilmiah yang disusun sebagai syarat untuk melengkapi kewajiban penulis sebagai mahasiswa di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dr.Ir.Tavi supriana, MS selaku ketua komisi pembimbing dan kepada Ibu Emalisa, SP.M.si selaku anggota komisi pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Dr.Ir.Salmiah Selaku ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Dr.Ir.Satia Negara Lubis, MEc selaku sekretaris Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

4. Seluruh dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan dan memebekali ilmu pengetahun


(6)

5. Seluruh pegawai Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara khususnya Kak Lisbet, Kak Seruni, dan Kak Yani yang telah membantu penulis dalam administrasi kampus.

6. Seluruh Staff pemerintahan Kelurahan Kwala Bekala dan juga seluruh responden di Kelurahan Kwala Bekala yang telah banyak membantu dalam penelitian penulis.

Penulis juga menyampaikan terimakasih banyak secara khusus kepada Ayahanda st.P.Lubis. BE dan kepada Ibunda L.Pangaribuan,AmaPd yang selalu memberi dukungan baik materi, doa, kasih sayang dan semangat kepada penulis selama ini. Juga ucapan terima kasih kepada kakanda Mindo Lubis, SPd, Anita Lubis, SE, Marsauli Lubis, Ak.bid, Togina Lubis, SE, Rotua Lubis, ST, Mangatur Lubis, juga kepada Abangda S.Sitorus, SE, R.Nababan, ST, juga F.Tobing, ST dan tidak lupa kepada keponakan penulis Yosia sitorus, Yohana Sitorus, Yusuf Sitorus, Angel Nababan, Hotdy Tobing, Ernest Tobing yang juga memberikan dukungan, motivasi dan doa kepada penulis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua teman – teman di agribisnis baik satu stambuk 2009, Abang dan kakak stambuk serta adik stambuk, terkhusus juga kepada sahabat-sahabat penulis Arianty Lediana Damanik, Septionery Sibuea, Sartika Krisna Panggabean yang juga memberikan saran, motivasi dan doa kepada penulis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Pemimpin Kelompok Kecil Penulis Abang Anwar dan Kak Martiana juga teman – teman satu Kelompok Tumbuh Bersama Septy, Arianty dan Reyando, juga Adik – Adik Kelompok Kecil penulis Nadia, Nelson, Sarijan, Donny, Aswita, dan William


(7)

serta teman – teman pelayanan di organisasi UKM-KMK USU atas dukungan dalam doa dan motivasi kepada penulis.

Penulis juga mengucapkan terma kasih kepada teman – teman satu kos di Jln.Terompet No. 12 yang telah mendukung penulis dalam doa, dan memberikan saran dan motivasi kepada penulis.

Seperti kata pepatah “Tak ada gading yang tak retak” oleh karena itu Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, Penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang membaca skripsi ini untuk kedepanya lebih baik lagi yang harapannya skripsi ini berguna bagi banyak pihak.

Medan, September 2013


(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... ... i

RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4Kegunaan penelitian ... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka ... 8

2.2Landasan Teori ... 19

2.3 Kerangka Pemikiran ... 24

2.4Hipotesis Penelitian ... 27

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 28

3.2 Metode Penentuan Sampel ... 29

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 30

3.4Metode Analisi Data ... 32

3.5 Defenisi dan Batasan Operasional ... 35

BAB IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 4.1Gambaran Umum, Dasar Pembentukan, dan Pengertian Nama Kelurahan Kwala Bekala ... 37

4.2 Geografi, Luas dan Batas Wilayah Kelurahan Kwala Bekala ... 37

4.3Keadaan Penduduk ... 39


(9)

4.3.2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia ... 40

4.3.3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan ... 40

4.3.4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama ... 41

4.3.5 Komposisi Penduduk Berdasarkan Etnis ... 41

4.3.6 Komposisi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan ... 42

4.4 Sarana dan Prasarana Kelurahan Kwala Bekala ... 43

4.5 Karakteristik Responden ... 45

4.5.1 Data Usia ... 45

4.5.2 Data Jenis Kelamin ... 46

4.5.3 Data Agama ... 46

4.5.4 Data Pendidikan ... 47

4.5.5 Data Etnis ... 47

4.5.6 Data Jumlah Tanggungan ... 48

4.5.7 Data Jumlah Anak ... 49

4.5.8 Data Pekerjaan ... 49

4.5.9 Data Pendapatan Perbulan ... 50

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum Pelaksanaa Raskin di Kelurahan Kwala Bekala 51 5.2 Respon Masyarakat dalam Program Raskin ... 54

5.2.1 Analisis Data Kualitatif Responden terhadap Program Beras Bagi Masyarakat Miskin ... 54

5.2.1.1 Persepsi ... 54

5.2.1.2 Sikap ... 58

5.2.1.3 Partisipasi ... 64

5.2.2Analisis Data Kuantitatif Responden terhadap Program Beras Bagi Masyarakat Miskin ... 68

5.2.2.1 Persepsi ... 68

5.2.2.2 Sikap ... 70

5.2.2.3 Partisipasi ... 71

5.3 Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Respon Masyarakat terhadap Program Beras Bagi Masyarakat miskin (Raskin) ... 73

5.3.1 Umur dengan Respon ... 73

5.3.2 Pendidikan dengan Respon ... 74

5.3.3 Jumlah Tanggungan dengan Respon ... 75

5.3.4 Jumlah Anak dengan Respon ... 76

5.3.5 Pekerjaan dengan Respon ... 77

5.3.6 Tahun Pertama dapat Raskin dengan Respon ... 77

5.3.7 Pendapatan dengan Respon ... 78

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 79

6.2 Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Hal

1 Daftar Pagu Raskin Periode Januari-Mei 2012 Kabupaten/ Kota Se Sumatera Utara

4 2

3

Daftar Pagu Raskin Kecamatan Medan Johor Periode Juli – Desember 2013

Metode Pengumpulan Data

28 31 4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin 39

5 Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia 40

6 Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan 40

7 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama 41

8 Komposisi Penduduk Berdasarkan Etnis 42

9 Komposisi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan 43

10 Sarana Ibadah 43

11 Sarana Olah Raga 44

12 Prasarana Pendidikan 44

13 Prasarana Kesehatan 45

14 Data Usia 45

15 Data Jenis Kelamin 46

16 Data Agama 46

17 Data Pendidikan 47

18 Data Etnis 47

19 Jumlah Tanggungan 48

20 Jumlah Anak 49

21 Pekerjaan Responden 49

22 Pendapatan/Bulan 50

23 Adanya Biaya Tambahan 53

24 Ketepatan Waktu Penyaluran Beras 54

25 Tahun Awal Responden Menerima Beras untuk Keluarga Miskin 55 26 Sumber Informasi Tentang Program Beras untuk Keluarga

Miskin

56 27 Pengetahuan Responden tentang Tujuan Program Raskin 57 28 Pengetahuan tentang Jumlah Raskin yang Ditetapkan Oleh

Pemerintah Setiap Bulannya

57 29 Pengetahuan tentang Harga Raskin yang Ditetapkan Oleh

Pemerintah Setiap Bulannya

57 30 Tanggapan Responden terhadap Manfaat Raskin 58 31 Penilaian Reponden terhadap Informasi Pelaksanaan Program

Raskin

59 32 Penilaian Responden terhadap Prosedur/Tata Cara Penyaluran

Raskin di Titik Distribusi

60 33 Penilaian Responden terhadap Mekanisme Penyaluran Raskin 60 34 Distribusi Reaponden Berdasarkan Penilaian terhadap Mutu

Beras

61 35 Penilaian Responden terhadap Keterbukaan Panitia Program 62


(11)

36 Penilaian Responden Berdasarkan Ketergantungan Responden terhadap Program Raskin

62 37 Tanggapan Responden terhadap Keberlanjutan Pelaksanaan

Program Raskin

63 38 Distribusi Responden tentang Keikutsertaan Masyarakat dalam

Memberitahukan Informasi Pelaksanaan Program Raskin

64 39 Distribusi Responden tentang Keikutsertaan Masyarakat dalam

Musyawarah Pelaksanaan Program Raskin

65 40 Distribusi Responden tentang Keikutsertaan Masyarakat

Memberikan Saran Atau Kritik dalam Musyawarah Pelaksanaan Program Raskin

65

41 Distribusi Responden tentang Ketepatan Waktu dalam Mengambil Beras

65 42 Distribusi Responden tentang Keikutsertaan Masyarakat dalam

Membantu Pembagian Raskin

66 43 Distribusi Responden tentang Keikutsertaan dalam Menikmati

Raskin

66 44 Distribusi Responden tentang Keikutsertaan Masyarakat

Memberikan Saran atau Kritik Apabila Tidak Sesuai dengan Ketetapan Pemerintah

67

45 Persepsi Responden terhadap Program Beras untuk Keluarga Miskin

68 46 Sikap Responden terhadap Program Beras untuk Keluarga

Miskin

70 47 Partisipasi Responden terhadap Program Beras untuk Keluarga

Miskin

71

48 Umur dengan Respon 73

49 Pendidikan dengan Respon 74

50 Jumlah Tanggungan dengan Respon 75

51 Jumlah Anak dengan Respon 76

52 Pekerjaan dengan Respon 77

53 Tahun Pertama Dapat Raskin dengan Respon 77


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Hal

1 Alur Mekanisme Distribusi Raskin 16


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul

1 Kuisioner Penelitian 2 Karakteriatik Responden

3 Hasil Kuisioner Gambaran Umum Pelaksanaan Program Raskin 4 Hasil Kuisioner Persepsi Reponden Terhadap Program Raskin 5 Hasil Kuisioner Sikap Reponden Terhadap Program Raskin 6 Hasil Kuisioner Partisipasi Reponden Terhadap Program Raskin 7 Hasil Persentasi Persepsi, Sikap dan Partisipasi Reponden 8 Hasil SPSS Uji Chi-Square Umur dengan Respon

9 Hasil SPSS Uji Chi-Square Pendidikan dengan Respon

10 Hasil SPSS Uji Chi-Square Jumlah Tanggungan dengan Respon 11 Hasil SPSS Uji Chi-Square Jumlah Anak dengan Respon

12 Hasil SPSS Uji Chi-Square Pekerjaan dengan Respon

13 Hasil SPSS Uji Chi-Square Tahun Pertama Dapat Raskin dengan


(14)

ABSTRAK

SITI ULPARIA LUBIS (00304062), dengan judul skripsi Respon Masyarakat terhadap Program Beras Bagi Keluarga Miskin (RASKIN). Peneliti dibimbing oleh Ibu Dr.Ir. Tavi Supriana, MS dan Ibu Emalisa, SP.M.Si.

Program Raskin adalah salah satu program nasional yang bertujuan untuk membantu rumah tangga miskin dalam memenuhi kecukupan kebutuhan pangan dan mengurangi beban finansial. Program ini sudah terlaksana selama 16 tahun. Dalam pelaksanaan program, ditemukan barbagai permasalahan yang menimbulkan keresahan dan polemik bagi masyarakat, apakah program Raskin masih diharapkan oleh masyarakat atau sebaliknya.

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pelaksanaan program Raskin di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor dan untuk menganalisis bagaimana respon masyarakat penerima Raskin terhadap program beras bagi keluarga miskin (Raskin). Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive. Besar sampel dalam penelitian ditentukan dengan metode slovin. Metode analisis yang digunakan adalah pendekatan deskriptif dan kualitatif. Pelaksanaan Raskin di daerah ini masih aktif dan penelitian yang mencakup program Raskin di daerah tersebut masih terbatas. Jumlah sampel sebanyak 94 KK yaitu Rumah tangga yang terdaftar sebagai penerima Raskin. Respon masyarakat terhadap program Raskin dianalisis dengan deskriptif kualitatif.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa penyaluran beras Raskin di Kelurahan Kwala Bekala tidak tepat jumlah dan harga yaitu 10 kg/RTS dengan harga Rp.17000/Kg. Respon masyarakat terhadap pelaksanaan Raskin adalah netral hal ini dapat diperoleh dari persepsi masyarakat yang netral, sikap yang positif, dan partisipasi yang bersifat netral. Adanya kecenderungan umur masyarakat mempengaruhi respon (persepsi, sikap dan partisipasi) masyarakat terhadap Program Raskin di Kelurahan Kwala Bekala.


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi berkaitan erat dengan ketahanan pangan. Tidak ada satu negara pun yang dapat mempertahankan proses pertumbuhan ekonomi tanpa terlebih dahulu memecahkan masalah ketahanan pangan (food security). Dalam kaitannya dengan politik, pangan merupakan komoditas terpenting sebagai

stabilisator politik dan sosial untuk memulihkan kepercayaan masyarakat (Amang, 1999).

Penyediaan pangan, terutama beras dalam jumlah yang cukup dan harga yang terjangkau tetap merupakan prioritas utama pembangunan nasional, oleh karena itu pemerintah telah menetapkan berbagai kebijakan dalam hal ketahanan pangan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Salah satu paket kebijakan ekonomi perberasan nasional dalam program jaminan ketersediaan pangan bagi konsumen rawan pangan adalah menetapkan pendistribusian/bantuan pangan bagi kelompok miskin (targeted food subsidy). Program pendistribusian pangan bagi kelompok miskin ditetapkan pada saat terjadinya krisis ekonomi di negara Indonesia yaitu pada bulan Juli 1998, yang dikenal dengan Operasi Pasar Khusus (OPK), dimana masyarakat memperoleh beras dengan harga Rp.1000/kg (54 % dari harga beras saat itu) dengan jumlah 10 kg setiap rumah tangga. Pelaksanaan program ini dilatarbelakangi oleh dampak kemarau panjang, serangan wereng dan belalang, harga pupuk dan pestisida mahal yang mengakibatkan produksi beras nasional mengalami penurunan yang sangat tajam pada tahun 1997 dan tahun 1998 masing – masing 3,34 persen dan 4,46 persen (Suryana, 2003).


(16)

Pelaksanaan OPK ataupun subsidi beras bagi masyarakat kurang mampu tetap dipandang baik oleh pemerintah khususnya untuk mengurangi beban pengeluaran rumah tangga. Hal ini dapat diketahui dari beberapa hasil studi, kajian dan penilaian yang dilakukan oleh berbagai pihak meliputi perguruan tinggi, lembaga pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, lembaga Internasional, dan lembaga profesi yang independen yang dilaksanakan selama 5 tahun yaitu tahun 1998-2003, sehingga kebijakan ini tetap dilaksanakan dalam rangka pengetasan kemiskinan. Pada tahun 2002, program OPK berganti namanya menjadi program Raskin atau program beras bagi masyarakat miskin. Perubahan ini bertujuan untuk lebih mempertajam ketepatan sasaran penerima manfaat (Self targeting) (BULOG, 2010).

Dari hasil penelitian/evaluasi terhadap pelaksanaan Raskin yang dilaksanakan dibeberapa daerah di Indonesia, timbul beberapa permasalahan. Permasalahan kekurang- akuratan data yang ditentukan oleh Biro Pusat Statistik (BPS), yaitu masih terdapat rumah tangga miskin yang tidak terdaftar, juga penerima Raskin yang fiktif/palsu, orangnya sudah meninggal dunia tetapi namanya masih tercantum di daftar penerima. Di lain pihak, kecamatan, desa dan ketua RT merasa tidak dilibatkan sehingga Raskin yang disalurkan tidak tepat sasaran. Pengawasan yang tidak baik berdampak terhadap kualitas beras, dimana pengawasan terhadap penyimpanan Raskin itu masih kurang, maka beras yang sampai kepada masyarakat adalah beras yang kualitasnya semakin rendah (berkutu, berulat dan bau). Hasil penjualan Raskin yang tidak disetorkan ke BULOG menjadi suatu masalah, karena BULOG tidak mau menyalurkan lagi jatah Raskin sebelum tunggakan dilunasi. Masalah ini tentunya merugikan


(17)

masyarakat penerima manfaat Raskin, karena mereka membeli secara kontan. Pengawasan yang kurang terhadap aparat pemerintah yang menyalurkan Raskin merupakan masalah yang sering dihadapi dimana terjadi beberapa kecurangan yang dilakukan untuk keuntungan pribadi.

Meskipun pelaksanaan Raskin sudah berlangsung lebih dari 14 tahun namun, perlu juga diperhatikan untuk peningkatan kualitas program sesuai dengan indikator ketepatan (tepat sasaran, jumlah, harga, waktu, administrasi, kualitas) dan prinsip perencanaan dan pelaksanaan program Raskin yang mengacu kepada transparasi, akuntabilitas, dan partisipatif (TAP). Dalam mengevaluasi program Raskin yang ditetapkan oleh perintah maka perlu diketahui respon masyarakat penerima Raskin terhadap pelaksanaan program tersebut. Respon masyarakat yang mencakup persepsi, sikap dan partisipasi terhadap program beras bagi keluarga miskin (Raskin) penting juga bagi pengelola Raskin. Respon masyarakat dibutuhkan dalam merancang implementasi Raskin yang berorientasi sesuai harapan dan kepuasan rumah tangga sasaran. Kepuasan RTS dinilai dengan perbandingan kinerja Raskin selama ini dengan harapan terhadap Raskin. Sehingga penelitian berguna untuk memberikan masukan dan sebagai bahan evaluasi dalam peningkatan efektivitas program Raskin di masa yang akan datang, sehingga manfaat Raskin benar – benar dirasakan oleh rumah tangga sasaran dalam upaya pengetasan kemiskinan.

Penduduk miskin di provinsi Sumatera Utara yaitu 1.378.400 jiwa (BPS SUMUT, 2012), dimana angka tersebut menunjukkan tingkat kemiskinan yang cukup besar, sehingga masyarakat miskin di provinsi Sumatera Utara membutuhkan pagu Raskin untuk memenuhi sebagian kebutuhan pangannya.


(18)

Jumlah pagu Raskin untuk rumah tangga miskin menurut kabupaten di provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut :

Tabel 1.Daftar Pagu Raskin Periode Januari-Mei 2012 Kabupaten/ Kota Se Sumatera Utara

No Kabupaten/Kota Jumlah Kec. Rumah Tangga Sasaran Penyaluran Per Bulan 15 Kg

Jan s/d Mei (Kg) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 Deli Sedang Serdang Bedagai Langkat Karo Dairi Pakpa Bharat Medan Binjai Tebing Tinggi Simalungun Tapanuli Utara Pematang Siantar Toba Samosir Samosir Humbang Hasundutan Asahan Batubara Tanjung Balai Labuhan Batu Labuhan Batu utara Labuhan Batu selatan Mandailing Natal Tapanuli Selatan Tapanuli Tengah Nias Nias Selatan Gunung Sitoli Nias Utara Nias Barat Padang Sidimpuan Sibolga Padang Lawas Padang Lawas Utara

22 17 23 17 15 8 21 5 5 31 15 6 14 9 10 13 7 6 9 8 5 23 12 19 9 18 6 11 8 6 4 9 9 77.203 21.002 86.012 29.981 26.096 5.228 79.136 7.153 4.470 61.326 19.645 11.596 15.393 14.652 14.663 32.303 24.174 10.145 20.411 16.870 6.680 35.548 26.550 33.668 21.128 36.917 9.635 16.937 10.187 8.809 4.270 18.015 12.560 1.158.045 615.030 1.290.180 449.715 391.440 78.420 1.187.040 107.295 67.050 919.890 294.675 173.940 230.895 219.780 219.945 484.545 362.610 152.175 306.165 253.050 100.200 533.220 398.250 505.020 316.920 553.755 144.525 254.055 152.805 132.135 64.050 270.225 188.400 5.790.225 3.075.150 6.450.900 5.396.580 1.957.200 392.100 5.935.200 536.457 335.250 4.599.450 1.473.375 869.700 1.154.475 1.098.900 1.099.725 2.422.725 1.813.050 760.876 1.530.825 1.265.250 501.000 2.666.100 1.991.250 2.525.100 1.584.600 2.768.775 722.625 1.270.275 764.025 660.675 320.250 1.351.125 942.000

JUMLAH 400 838.363 12.575.445 62.877.225


(19)

Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa Kota Medan memiliki 21 kecamatan dengan jumlah rumah tangga sasaran penerima manfaat untuk periode Januari sampai dengan Mei tahun 2012 sebesar 79.136 KK. Angka tersebut menunjukkan bahwa pagu Raskin untuk Kota Medan cukup besar dimana tingkat kemiskinan di Kota Medan masih tinggi.

1.2Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang di atas dapat dirumuskan identifikasi masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan program Raskin di daerah penelitian?

2. Bagaimana respon masyarakat penerima Raskin terhadapprogram beras bagi keluarga miskin (Raskin) ?

3. Apa faktor – faktor yang mempengaruhi Respon masyarakat terhadap beras bagi keluarga miskin (Raskin)?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan identifikasi masalah maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pelaksanaan program Raskin di daerah penelitian

2. Untuk menganalisis bagaimana respon masyarakat penerima Raskin terhadap program beras bagi keluarga miskin (Raskin).

3. Untuk menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi respon masyarakat terhadap peogram beras bagi masyarakat miskin (Raskin).


(20)

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat penerima Raskin sehingga dapat diketahui bagaimana pelaksanaan Raskin di daerah penelitian dan respon masyarakat secara umum terhadap pelaksanaan program Raskin.

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam membuat kebijakan, khususnya dalam peningkatan kesejahtraan rakyat terkait dalam program Raskin.

3. Sebagai bahan referensi dan informasi bagi pihak yang membutuhkan khususnya kalangan akademis yang akan mengadakan penelitian selanjutnya.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Tinjauan Pustaka

Dalam pembangunan nasional, sektor pertanian pangan menempati prioritas penting. Keadaan ini tercermin dari berbagai bentuk intervensi yang dilakukan pemerintah di sektor pangan terutama beras, seperti intervensi pengembangan teknologi pangan, ketahanan pangan maupun kebijaksanaan harga. Intervensi tersebut ditujukan untuk memecahkan masalah pangan nasional, yaitu penyediaan pangan yang tidak merata di seluruh tanah air serta terjangkauanya daya beli masyarakat (Amang, 1993).

Konsep ketahanan pangan yang tercantum dalam UU tersebut memberi penekanan pada akses setiap RT terhadap pangan yang cukup, bermutu, dan harganya terjangkau. Implikasi kebijakan dari konsep ini adalah bahwa pemerintah disatu pihak berkewajiban menjamin kecukupan pangan. Dalam arti jumlah dengan mutu yang baik serta stabilitas harga dan di pihak lain peningkatan pendapatan masyarakat khususnya dari golongan berpenghasilan rendah (Tambunan, 2003).

Secara umum dikatakan bahwa masalah pangan merupakan sebagian dari masalah kesejahteraan pribadi, keluarga dan masyarakat akibat adanya ketimpangan antara kebutuhan persediaan, permintaan pangan dan kesehatan. Permintaan pangan mempunyai kaitan erat dengan pendapatan, harga pangan dan non pangan, pendidikan rumah tangga, serta adat dan kebiasaan. Jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi oleh masyarakat tidak saja dipengaruhi oleh produksi,


(22)

ketersediaan pangan nasional atau ketersediaan pasar, tetapi juga dipengaruhi oleh daya jangkau ekonomi (daya beli), kesukaan, pendidikan dan nilai sosial budaya yang berlaku di masyarakat (Yulianti, 2011).

Beras merupakan bahan pangan pokok sumber karbohidrat yang masih menjadi prioritas utama di berbagai wilayah Indonesia, sehingga beras merupakan komoditas pertanian yang memiliki nilai strategis, baik dari segi ekonomi, lingkungan hidup, sosial maupun politik (Dermoredjo, 2003).

Campur tangan pemerintah dalam ekonomi perberasan antara lain dilakukan melalui lembaga pangan yang bertugas melaksanakan kebijaksanaan pemerintah di bidang perberasan baik yang menyangkut aspek praproduksi, proses produksi, serta pasca produksi. Salah satu lembaga pangan yang diberi tugas pemerintah untuk menangani masalah pasca produksi, khususnya dalam bidang harga, pemasaran dan distribusi adalah Badan Urusan Logsitik (Bulog). Bulog adalah lembaga pemerintah yang dibentuk pada tahun 1967 yang ditugaskan pemerintah untuk mengendalikan stabilitas harga dan penyediaan bahan pokok, terutama pada tingkat konsumen dan produsen (Suryana, 2001).

Program Raskin dianggap sebagai salah satu usaha pemerintah untuk mentransfer pendapatan kepada kelompok sasaran (keluarga miskin). Salah satu bentuk transfer pendapatan adalah melalui komoditas beras yang dijual dengan harga bersubsidi kepada rumah tangga miskin, sehingga kebijaksanaan ini dapat memperkuat ketahanan pangan rumah tangga kelompok miskin dan dapat meningkatkan daya beli mereka (Amang, 1999).

Dewasa ini program beras untuk keluarga miskin (Raskin) adalah suatu programnasional yang bertujuan membantu rumah tangga miskin dalam


(23)

memenuhikecukupan kebutuhan pangan dan mengurangi beban finansial melalui penyediaanberas bersubsidi.Selain itu tujuan Raskin jugamemberikan bantuan pangan/beras kepada keluarga miskin dalam rangka mengatasimasalah kekurangan gizi makro masyarakat guna memenuhi kebutuhan pangan pokoknya.

Sasaran Raskin untuk tahun 2012 yaitu berkurangnya beban pengeluaran RTS berdasarkan data PPLS-11 BPS dalam mencukupi kebutuhan pangan beras melalui pendistribusian bersubsidi sebanyak 180 kg/RTS/tahun atau setara dengan 15 kg/RTS/bulan dengan harga tebus Rp.1600,00/kg netto di titik distribusi. Rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTS-PM) Raskin adalah rumah tangga miskin di desa/kelurahan yang berhak menerima Raskin dan terdaftar dalam daftar penerimaan manfaat (DPM-1) yang ditetapkan oleh kepala desa/lurah sebagai hasil musyawarah desa/kelurahan dan disahkan oleh camat sesuai hasil pendapatan PPLS-11 BPS tahun 2011 (BULOG, 2012).

Indikator keberhasilan pelaksanaan program Raskin menurut pedoman umum Raskin adalah tepat sasaran penerima manfaat, tepat jumlah, tepat harga, tepat waktu, tepat administarasi dan tepat kualitas. Tepat sasaran artinya Raskin diberikan hanya pada rumah tangga sasaran penerima manfaat yang merupakan hasil musyawarah desa/kelurahan yang terdaftar dalam daftar penerima manfaat (DPM-1), tepat jumlah artinya jumlah beras Raskin yang merupakan hak rumah tangga sasaran penerima manfaat adalah sebanyak 15 kg/RTS/bulan. Tepat harga artinya harga beras Raskin adalah Rp. 1600,00 /kg netto di titik distribusi. Tepat waktu artinya pelaksanaan distribusi beras Rumah Tangga Sasaran penerima manfaat sesuai dengan rencana distribusi. Tepat administasi artinya terpenuhinya persyaratan administrasi secara benar dan tepat waktu. Tepat kualitas artinya


(24)

terpenuhinya persyaratan kualitas beras sesuai dengan kualitas beras BULOG (Hastuti, 2012).

Prinsip perencanaan dan pelaksanaan program Raskin pada dasarnyamengacu kepada transparasi, akuntabilitas, dan partisipatif (TAP). Transparasi, yangmaknanya membuka akses informasi kepada lintas pelaku Raskin terutama masyarakat penerima Raskin, yang harus tahu memahami dan mengerti adanyakegiatan Raskin serta memiliki kebebasan dalam melakukan pengendalian secaramandiri. Partisipasi, yang maknanya mendorong masyarakat berperan secara aktifdalam setiap tahapan Raskin, mulai dari tahap sosialisasi, perencanaan pelaksanaandan pengendalian. Akuntabilitas, yang maknanya mengingatkan bahwa setiappengelolahan kegiatan Raskin harus dapat dipertanggung jawabkan kepadamasyarakat setempat maupun kepada semua pihak yang berkompeten sesuai denganperaturan dan ketentuan yang berlaku atau yang telah disepakati (BULOG. 2012).

Program Raskin memiliki ciri spesifik yaitu :

1. Tidak disalurkan melalui pasar umum, tetapi penjualan langsung kepadapenerima manfaat (bersubsidi).

2. Jumlah beras yang disediakan tidak tergantung pada permintaan pasar, tetapiberdasarkan kepada penerimaan jumlah keluarga penerima manfaat.

3. Tidak ditujukan dalam upaya stabilisasi harga pasar, tetapi untuk membantupemenuhan kebutuhan beras keluarga yang menjadi sasaran penerimanmanfaat Raskin.

4. Pelaksanaan Raskin melibatkan berbagai instansi sehingga untuk mempelancar operasinya perlu adanya petunjuk pelaksanaan.


(25)

Program Raskin ditujukan kepada keluarga miskin dan rawan denganmempertimbangkan kemampuan uang pemerintah. Penerima manfaat yaitu keluargamiskin di Desa/Kelurahan yang berhak menerima beras Raskin, yang menjadipenerima manfaat dari program ini adalah :

a. Keluarga Pra Sejahtera (KPS) alasan ekonomi yaitu keluarga yang belum dapatmemenuhi indikator KPS yang telah ditetapkan oleh BKKBN, dengan bobotpengkategorian lebih ditekankan pada alasan ekonomi indikator keluargaprasejatera alasan ekonomi yaitu :

1. Pada umumnya anggota keluarga belum mampu makan dua kali sehari

2. Anggota keluarga belum memiliki pakaian yang berbeda untukdirumah, bekerja, sekolah dan berpergian.

3. Bagian lantai yang terluas dari tanah.

b. Keluarga Sejahtera I (KS I) alasan ekonomi yaitu keluarga yang belum memenuhi indikator KS I yang ditetapkan oleh BKKBN, dengan bobotpengkategorian lebih ditekankan pada alasan ekonomi, indikatornya adalah

1. Paling kurang seminggu sekali keluarga makan daging/telur/ikan.

2. Setahun terakhir anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stelpakaian baru.

3. Luas lantai rumah paling kurang 8 m untuk tiap penghuni/jiwa.

Penentuan pagu dan alokasi Raskin dimulai dari kuantum pagu Raskin Nasional ditetapkan berdasarkan besarnya subsidipangan (Raskin) yang disediakan Pemerintahan dalam APBN.Gubernur selaku penanggung jawab tim koordinasi program Raskinprovinsi, mengalokasikan kuantum pagu Raskin


(26)

kepada masing-masingKabupaten/Kota dengan mengacu pada data kemiskinan BPS yangditetapkan dalam keputusan Gubernur.Berdasarkan pagu Raskin Kabupaten/Kota, tim koordinasi program Raskinkepada masing-masing Kecamatan dan Desa/Kelurahan dengan mengacupada RTM dan BPS dengan mempertimbangkan kondisi objektif daerahyang ditetapkan dalam keputusan Bupati/Walikota.Tim Raskin Provinsi dapat mengusulkan kepada Gubernur untukmerelokasi pagu Raskin ke Kabupaten/Kota yang dinilai tidak dapatmendistribusikan program Raskin sesuai dengan ketentuan yang telahditetapkan.

Data dasar penentuan RTM sasaran adalah hasil pendataan sosial ekonomi BPS. Prioritas penerima manfaat Raskin adalah untuk seluruh RTM dengankategori sangat miskin, miskin dan untuk sebagai RTM dengan kategorihampir miskin. Penurunan RTM sasaran kategori hampir miskin ditentukansesuai dengan objektif di lapangan dan ditetapkan berdasarkanmusyawarah Desa/Kelurahan setempat. Identitas RTM penerima manfaat program Raskin, harus sesuai dengandaftar nama dan alamat RTM yang telah ditetapkan BPS Kabupaten/Kota.

Musyawarah Desa/Kelurahan adalah forum komunikasi di tingkatDesa/Kelurahan yang dipimpin kepada Desa/Lurah, dihadiri oleh perangkatDesa/Kelurahan, LSM, RT, RW, tokoh masyarakat dan tokoh agama untukmendapatkan kesempatan tentang :

• Daftar nama RTM penerima manfaat. • Jadwal, waktu dan tempat distribusi.


(27)

Musyawarah Desa/Kelurahan dilaksanakan secara periodik minimal 1 (satu)tahun sekali dan di selenggarakan sebelum beras program Raskin didistribusikan.Hasil musyawarah Desa/Kelurahan dituangkan dalam berita acaramusyawarah Desa/Kelurahan yang ditanda tangani kepala Desa/Lurah, BadanPermusyawaratan Desa (BPD) dan diketahui oleh Camat setempat, dengan melampirkan daftar nama-nama rumah tangga penerima manfaat (DPM-1) dan daftar hadir peserta musyawarah.

Daftar nama-nama RTM hasil musyawarah Desa/Kelurahan ditempel dalampapan pengumuman Desa/Kelurahan dan dilaporkan secara berjenjang ketingkat Kecamatan, Kabupaten/Kota dan Provinsi.Daftar rumah tangga miskin/sasaran penerima manfaat (DPM-1) dijadikandasar sebagai penerbitan Surat Permintaan Alokasi (SPA) olehBupati/Walikota kepada perum BULOG melalui Sub Divre setempat.

Mekanisme distribusi Raskin dimulai dengan Bupati/Walikota mengajukan Surat Permohonan Alokasi (SPA) kepada SubDivisi Regional Perum BULOG berdasarkan alokasi pagu Raskin dan rumah tangga sasaran penerima manfaat di masing-masing kecamatan/desa/kelurahan.SPA yang tidak dapat dilayani sebagian atau seluruhnya dalam jangka waktu(tiga) bulan, maka pagu dapat direlokasikan ke daerah lain denganmenerbitkan SPA baru yang menunjuk pada SPA yang tidak dapat dilayani.Berdasarkan SPA, Sub Divre menerbitkan SPPB/DO beras untuk masing – masing kecamatan/kelurahan/desa kepada pelaksana Raskin. Apabila terdapat tunggakan Harga Penjualan Beras (HPB) pada periode sebelumnya maka penerbitan SPPB/DO periode berikutnya ditangguhkan sampai adapelunasan.Berdasarkan SPPB/DO pelaksanaan Raskin mengambil


(28)

beras di gudang penyimpanan perum BULOG, mengangkut dan menyerahkan beras Raskin kepada pelaksana distribusi di titik distribusi. Kualitas beras yang diserahkan sesuai dengan standar kualitas BULOG. Beras yang tidak memenuhi standartkualitas maka beras dikembalikan kepada pelaksana Raskin untuk ditukar/diganti.

Serah terima beras Raskin dari pelaksana Raskin kepada pelaksana distribusi dititik distribusi dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima (BAST) yangmerupakan pengalihan tanggung jawab.Pelaksanaan distribusi menyerahkan Raskin kepada Rumah Tangga Miskin(RTM). Mekanisme distribusi secara terperinci diatur dalam pedoman teknis Raskin kabupaten/kota disesuaikan dengan kondisi objektif masing-masing daerah.

Penyerahan beras di titik distribusi dituangkan dalam Berita Acara SerahTerima (BAST) yang ditandatangani oleh Satkel Sub Divre sebagai pihakyang menerima beras. BAST tersebut diketahui dan ditandatangani olehKepala Desa/Lurah/Camat atau pejabat yang mewakili/ditunjuk.


(29)

Pagu/Provinsi

Gubernur Pagu/Kab-Kota

Bupati/Walikota SPA

Perum Bulog Divre/Subdivre/Kansilog

SPPB/DO

Gudang Satgas Raskin

Titik Distribusi Pelaksana Distribusi Beras

KETUA TIM RASKIN NASIONAL Kemenko Bid Kesra

Pokja Warung desa Pokmas

Mekanisme distribusi Raskin dapat dilihat dalam gambar berikut ini:


(30)

Biaya operasional Raskin disediakan untuk memenuhi kebutuhan biaya yangberkaitan dengam pelaksanaan Raskin sampai dengan titik distribusi menjadiperum BULOG.Pengeluaran biaya operasional Raskin dilakukan secara efisien.Biaya Raskin terdiri dari biaya umum dan biaya operasional, termasuk pajak.Biaya umum antara lain digunakan untuk pembuatan brosur, poster dan lainnya.

Biaya operasional terdiri dari biaya distribusi dan biaya pendukung. Biayadistribusi meliputi biaya angkutan, pengemasan bila diperlukan, susut,cadangan resiko (uang palsu). Biaya pendukung antara lain meliputiadministrasi yakni yang berhubungan dengan penyelenggaraan administrasiseperti ATK, materai, biaya transfer dan lain-lain. Biaya pendukungselanjutnya pembuatan laporan, honor, biaya koordinasi dan biaya rapat, biayasosialisasi, monitoring dan evaluasi (yang tidak dibiayai dari APBN).

Ongkos dari titik distribusi sampai ke penerima manfaat dialokasikan dariAPBD setempat atau swadaya masyarakat.Pengeluaran biaya operasional Raskin harus dipertanggung jawabkan dengan dilengkapi bukti-bukti pengeluaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku danrealisasi biaya operasional Raskin dilaporkan ke Divre Perum BULOG.

Pembayaran Harga Penjualan Beras (HPB) Raskin dari rumah tangga sasaranpenerima manfaat kepada pelaksana distribusi dilakukan secara tunai Rp1.600,00/kg netto.Uang HPB tersebut langsung diserahkan kepala satker Raskin Sub Divre dandibuat tanda terima pembayaran (kuitansi atau TT HPB Raskin) rangkap 3(tiga). Selanjutnya oleh Satker Raskin ditransfer ke rekeningmilik Sub Divre di bank pemerintahan yang telah ditentukan.


(31)

Apabila uang HPB disetorkan langsung oleh pelaksana distribusi ke rekeningHPB Raskin milik perum BULOG Sub Divre, maka bukti setor asli harusdiserahkan oleh pelaksana distribusi kepada Satker Raskin Sub Divre untukkemudian diganti dengan tanda terima pembayaran(kuitansi atau model TTHPB Raskin) rangkap 3 (tiga) oleh pelaksana Raskin. Pelaksana Raskin berkewajiban melakukan konfirmasi bukti setoran tersebut kepada bank yang bersangkutan. Tanda terima pembayaran tersebut dinyatakan sah oleh Bankyang bersangkutan.

Bupati/Walikota selaku penanggungjawab program Raskin berkewajiban menyediakan dana talangan untuk RTM yang tidak memiliki kemampuanuntuk membayar tunai atau pelaksana distribusi yang belum menyetor HPBpada bulan bersangkutan.Pembiayaan distribusi Raskin berasal dari gudang perum Bulog sampai dititik distribusi menjadi beban perum BULOG sedangkan dari titik distribusisampai RTM sasaran penerima menjadi beban Bupati/Walikota.

Sosialisai program Raskin bertujuan untuk menyebarluaskan informasimengenai program Raskin kepada RTM sasaran penerima manfaat, masyarakat danpelaksana program di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan danDesa/Kelurahan. Sosialisasi program Raskin dilakukan oleh Tim Program Raskin tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, Desa/Kelurahan secara berjenjang dan dapatmengikutsertakan pihak lain bilamana diperlukan. Materi program Raskin yang disosialisasikan meliputi kebijakan program dan pelaksanaan teknis tentang penetapan RTM sasaran penerima manfaat,mekanisme distribusi, tugas dan fungsi serta tanggung jawab masing-masingpelaksana program dan juga kewajiban RTM sasaran penerima manfaat, mekanismedan


(32)

administrasi pembayaran, penyampaian keluhan/pengaduan dari masyarakat serta penanganan tindak lanjutnya. Sosialisasi program Raskin dapat juga dilakukan melalui media massa (cetakdan elektronik), penyebaran pamflet, brosur, dan berbagai forum pertemuan sosial kemasyarakatan lainnya. Sosialisasi program Raskin merupakan salah satu kunci keberhasilan pelaksanaan program Raskin yang dapat dilakukan melalui berbagai cara mana yang paling efektif dan memungkinkan agar masyarakat umum dan khususnyamasyarakat miskin dapat mengetahui secara persis latar belakang, kebijakan,mekanisme, hak-hak dan kewajibannya (BULOG, 2012).

2.2 Landasan Teori Respon

Responberasal dari kata response, yang berarti jawaban, balasan, atau tanggapan(reaction). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga dijelaskan definisi responadalah berupa tanggapan, reaksi, dan jawaban.

Respon bermula dari adanya suatu tindakanpengamatan yang menghasilkan suatu kesan sehinggakonsep responmanusia lebih banyak dikemukakan oleh bidang-bidang ilmu sosial yang melihat respon pada tindakan dan perilaku individu, kelompok, atau masyarakat.

Secara keseluruhan respon individu atau kelompok terhadap suatu situasi fisik dan non fisik dapat dilihat dari tiga tingkatan, yaitu persepsi, sikap, dan tindakan. Simon dalam Wijaya (2007), membagi respon seseorang atau kelompok terhadap program pembangunan mencakup tiga hal, yaitu: 1. Persepsi berupa tindakan penilaian (dalam benak seseorang) terhadap baik buruknya objek berdasarkan faktor keuntungan dan kerugian yang akan diterima dari adanya


(33)

objek tersebut. 2. Sikap berupa ucapan secara lisan atau pendapat untuk menerima atau menolak objek yang dipersiapkan. 3. Tindakan, melakukan kegiatan nyata untuk peran serta atau tindakan terhadap suatu kegiatan yang terkait dengan objek tersebut. Munculnya ketiga respon di atas sangat dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu kondisi status sosial ekonomi seseorang, tingkat pengetahuan tentang manfaat dan resiko yang diterima sebagai akibat tenjadi kesadaranyang dapat dikembangkan pada masa sekarang atau pun menjadi antisipasi pada masa yang akan datang. Jadi jelaslah bahwa pengamatan merupakan modal dasar dari respon, sedangkan modal dari pengamatan adalah alatindera yang meliputi penglihatan dan penginderaan (Anonimous1, 2012).

Skiner seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).B.F.Skinner dalam buku Djamarah (2002) melahirkan banyak sub-aliran, yaitu:

1. Pendekatan Kognitif

Pendekatan kognitif menekankan bahwa tingkah laku adalah proses mental, dimana individu (organisme) aktif dalam menangkap, menilai, membandingkan, dan menanggapi stimulus sebelum melakukan reaksi. Individu menerima stimulus lalu melakukan proses mental sebelum memberikan reaksi atas stimulus yang datang. 2. Pendekatan Psikoanalisa

Pendekatan psikoanalisa dikembangkan oleh Sigmund Freud yang meyakini bahwa kehidupan individu sebagian besar dikuasai oleh alam bawah sadar. Sehingga tingkah laku banyak didasari oleh hal-hal yang tidak disadari, seperti keinginan, impuls, atau dorongan. Keinginan atau dorongan yang ditekan akan tetap hidup dalam alam bawah sadar dan sewaktu-waktu akan menuntut untuk dikeluarkan.


(34)

Pada pengamatan berlangsung perangsangan-perangsangan. Stimulus berarti rangsangan dan respon berarti tanggapan. Rangsangan diciptakan untuk memunculkan tanggapan. Respon lambat-laun tertanam atau diperkuat melalui percobaan yang berulang-ulang.

Persepsi

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris. Namun proses itu tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya adalah proses persepsi. Menurut Davidoff (1981) menyatakan bahwa dalam persepsi dapat dikemukakan karena perasaan, kemampuan berpikir, pengalaman – pengalaman individu tidak sama, maka dalam mempersepsikan sesuatu stimulus, hasil persepsi mungkin akan berbeda antara individu satu dengan individu lain. Persepsi akan bersifat individual (Walgito, 2005).

Persepsi berupa tindakan penilaian (dalam benak seseorang) terhadap baik buruknya objek berdasarkan faktor keuntungan dan kerugian yang akan diterima dari adanya objek tersebut (Anonimous1, 2012).

Menurut Desiderato, 1976 dalam buku Psikologi komunikasi oleh Jalaluddin rahmat (1986) menyatakan bahwa Persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan – hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.

Hubungan fenomena lain yang terpenting dengan persepsi adalah atensi. Atensi adalah suatu proses penyeleksian input yang diproses dalam kaitan dengan pengalaman. Oleh karena itu atensi ini menjadi bagian yang terpenting dalam


(35)

proses persepsi. Sedangkan atensi itu banyak mendasarkan diri pada proses yang disebut filtering atau proses untuk menyaring informasi yang ada pada lingkungan (Adi, 2000).

Hal-hal yang mempengaruhi atensi seseorang dapat dilihat dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi atensi adalah: 1. Motif dan kebutuhan.

2. Preparator set, yaitu kesiapan seseorang untuk berespon terhadap suatu input sensori tertentu tetapi tidak pada input yang lain.

3. Minat (Interest).

Faktor eksternal yang mempengaruhi atensi adalah:

1. Intensitas dan ukuran. Misalnya makin keras suatu bunyi maka akan semakin menarik perhatian seseorang.

2. Kontras dengan hal-hal baru. 3. Pengulangan.

4. Pergerakan (Adi, 2000)

Sikap

Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relatif yang disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar kepada orang tersebut untuk membuat respon atau berperilaku dalam cara yang tertentu yang dipilihnya (Walgito, 2005).

Selain itu, dalam kajian sikap telah diketahui bahwa sikap tersebut dapat bersifat negatif dan dapat pula bersifat positif. Sikap negatif memunculkan kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, ataupun tidak menyukai keberadaannya suatu objek. Sedang sikap positif memunculkan kecenderungan


(36)

untuk menyenangi, mendekati, menerima atau bahkan mengharapkan kehadiran objek tertentu (Mueller, 1996).

Sikap berupa ucapan secara lisan atau pendapat untuk menerima atau menolak objek yang dipersiapkan(Anonimous1, 2012).

Ciri-ciri sikap adalah sebagai berikut:

a. Dalam sikap selalu terdapat hubungan subjek-objek. Tidak ada sikap yang tanpa objek. Objek ini bisa berupa benda, orang, ideologi, nilai-nilai sosial, lembaga masyarakat dan sebagainya.

b. Sikap tidak dibawa sejak lahir tetapi dipelajari dan dibentuk berdasarkan pengalaman dan latihan.

c. Karena sikap dapat dipelajari, maka sikap dapat berubah-ubah, meskipun relatif sulit berubah.

d. Sikap tidak menghilang walau kebutuhan sudah dipenuhi.

e. Sikap tidak hanya satu macam saja, melainkan sangat beragam sesuai dengan objek yang menjadi pusat perhatiannya.

f. Dalam sikap tersangkut juga faktor motivasi dan perasaan (Adi, 2000).

Partisipasi

Secara umum pengertian partisipasi adalah adanya keterlibatan langsung suatu masyrakat dalam melakukan suatu kegiatan.

Menurut Bedjo (1996), yang dimaksudkan dengan partisipasi adalah: “Perilaku yang memberikan pemikiran terhadap sesuatu atau seseorang. Perilaku merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan pemilihan rangsangan yang dari luar lingkungannya. Pengertian lain tentang partisipasi juga dikemukakan oleh Slameto (1995) yang mengatakan bahwa


(37)

partisipasi adalah: “Pemusatan energi psikis yang tertuju pada suatu obyek, dan juga meliputi banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang sedang dilakukan” (Anonimous2, 2012).

Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat secara aktif dan terorganisasikan dalam seluruh tahapan pembangunan, sejak tahap sosialisai, persiapan, perencanaan, pelaksanaan, pemahaman, pengendalian, evaluasi sehingga pengembangan atau perluasannya. Pendekatan partisipasi bertumpu pada kekuatan masyarakat untuk secara aktif berperan serta dalam proses pembangunan secara menyeluruh. Partisipasi atau keikutsertaan para pelaku dalam masyarakat untuk terlibat dalam proses pembangunan ini akan membawa manfaat dan menciptakan pertumbuhan ekonomi didaerah (Suprapto, 2007).

2.3 Kerangka Pemikiran

Program Raskin (beras miskin) bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran rumah tangga sasaran melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan pokok dalam bentuk beras. Program Raskin masih tetap terlaksana sebagai salah satu kebijakan ekonomi perberasan nasional dalam program jaminan ketersediaan pangan bagi kelompok miskin. Penyaluran Raskin berawal dari surat permohonan alokasi (SPA) dari pemerintah kota kepada perum BULOG dalam hal ini kepada kasubdivre Medan perum bulog berdasarkan pagu Raskin (tonase dan jumlah rumah tangga sasaran – RTS) dan rincian di Kecamatan Medan Johor dan Kelurahan Kwala bekala.

Program beras miskin (Raskin) yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan yang telah disalurkan bagi masyarakat miskin membutuhkan suatu penilaian dari masyarakat penerima Raskin untuk mengevaluasi program tersebut sehingga


(38)

sesuai dengan indikator ketepatan dan prinsip perencanaan dan pelaksanaan program Raskin yang mengacu kepada transparasi, akuntabilitas, dan partisipatif (TAP). Respon masyarakat terhadap program beras bagi keluarga miskin (Raskin) penting bagi pengelola Raskin dalam merancang implementasi Raskin yang berorientasi sesuai harapan dan kepuasan rumah tangga sasaran. Kepuasan RTS dinilai dengan perbandingan kinerja Raskin selama ini dengan harapan terhadap Raskin. Dalam landasan teori sebelumnya dapat diketahui bahwa respon masyarakat mencakup persepsi, sikap dan partisipasinya.

Berdasarkan penelitian terdahulu maka dalam penelitian terdapat beberapa indikator dari persepsi, sikap dan partisipasi masyarakat terhadap suatu program diantaranya (1). Persepsi rumah tangga sasaran penerima manfaat tentang Raskin mencakup pengertian masyarakat tentang program, pengetahuan masyarakat tentang tujuan dan manfaat program serta atensi masyarakat dalam program tersebut. (2). Sikap mencakup bagaimana penilaian masyarakat tentang program Raskin, apakah masyarakat menerima atau menolak program ini, dan apakah masyarakat mengharapkan atau menolak program Raskin. (3). Partisipasi mencakup keikutsertaan masyarakat menikmati manfaat bantuan Raskin, melaksanakan program Raskin dengan penuh persiapan, membayar Raskin sesuai dengan harga yang telah ditetapkan, menilai hasil dari program Raskin, datang ke tempat penyaluran Raskin sesuai dengan jadwal, melaksanakan program Raskin dengan penuh persiapan, perencanaan, pemahaman dan evaluasi.

Respon masyarakat terhadap program beras bagi keluarga miskin (Raskin) adalah tingkah laku balas/tindakan merupakan wujud dari persepsi, sikap dan partisipasi terhadap pelaksanaan program Raskin itu sendiri. Respon


(39)

masyarakat dapat memahami dan menilai positif atau negatif, menerima/menolak dan juga mengharapkan/menghindari serta ikut serta atau tidak dalam suatu program yang telah dilaksanakan sehingga dapat diketahui respon masyarakat penerima Raskin terhadap program tersebut apakah positif, netral dan negatif.

Individu menolak dan menentang program raskin, apabila program tersebut tidak sesuai dengan keinginan yang ada dalam diri individu tersebut. Individu menerima yang ada dikarenakan sesuai dan sejalan dengan apa yang diinginkan oleh individu tersebut. Sedangkan Individu bersikap netral dalam hal ini individu tidak menerima juga tidak menolak program tersebut.

Berdasarkan penelitian terdahulu, ada beberapa faktor yang mempengaruhi respon masyarakat terhadap suatu program, Faktor tersebut adalah Umur, Pendidikan, Jumlah tanggungan, Jumlah anak, Pekerjaan, Pendapatan/bulan, Pengalaman (Lamanya responden mengikuti program tersebut). Sehingga dari faktor tersebut dapat dilihat hubungannya terhadap respon masyarakat yang harapannya respon masyarakat adalah positif.


(40)

Secara skematis kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 2 berikut :

Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran

2.4 Hipotesis penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah dan kerangka pemikiran maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah :

1. Pelaksanaan program Raskin di daerah penelitian sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh pemerintah.

2. Respon masyarakat penerima raskin terhadapprogram beras bagi keluarga miskin (Raskin) di daerah penelitian adalah Positif.

3. Adanya hubungan antara Umur, Pendidikan, Jumlah tanggungan, Jumlah anak, Pekerjaan, Pendapatan/bulan, dan Pengalaman dengan Respon masyarakat

Program Raskin

Respon Pemerintah

Rumah Tangga Sasaran Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi : -Umur

-Pendidikan

-Jumlah tanggungan -Jumlah anak -Pekerjaan

-Pendapatan/Bulan -Pengalaman(lamanya

memperoleh raskin)

Netaral


(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian ditentukan secara secara purposive. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor karena kelurahan tersebut merupakan salah satu kelurahan yang melaksanakan program Raskin dan aktif pelaksanaannya sampai saat ini. Penelitian tentang respon masyarakat terhadap program Raskin di Kelurahan Kwala Bekala masih terbatas, oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti secara langsung bagaimana respon masyarakat terhadap Raskin di daerah tersebut. Jumlah pagu Raskin untuk rumah tangga miskin di Kecamatan Medan Johor adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Daftar Pagu Raskin Kecamatan Medan Johor Periode Juli – Desember 2013

No Kelurahan Raskin Jumlah (Kg)

RTS Beras/Kg

1 KwalaBekala 1.501 15 22.515

2 Pangkalan Mansyur 1.132 15 16.980

3 Gedung Johor 607 15 9.105

4 Kedai Durian 265 15 3.975

5 Titi Kuning 730 15 10.950

6 Suka Maju 380 15 5.700

Sumber :Badan Urusan Logistik, 2013

Pada Tabel 2 dijelaskan bahwa jumlah rumah tangga sasaran (penerima Raskin) di Kelurahan Kwala Bekala sebesar 1.501 rumah tangga dengan jumlah pagu Raskin setiap rumah tangga sebesar 15 kg/RT/bulan sehingga keseluruhan jumlah pagu raskin di Kelurahan Kwala Bekala sebesar 22.515 kg.


(42)

3.2 Metode Penentuan Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah rumah tangga sasaran/penerima pagu Raskin di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor. Penarikan sampel penduduk berdasarkan jumlah rumah tangga yang dilakukan secara acak sederhana (simple random sampling). Ukuran sampel ditentukan dari populasi dalam penelitian dengan menggunakan metode Slovin, dengan rumus sebagai berikut :

Dimana :

n : Ukuran sampel N: Ukuran populasi

e : Persen kelonggaran ketelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir ialah 10 %.

Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah rumah tangga penerima pagu Raskin di Kelurahan Kwala Bekala yaitu sebesar 1501 RTS. dengan menggunakan metode Slovin maka dapat dihitung jumlah sampel sebagai berikut :

2 %) 10 ( 1501 1

1501 +

= n

= 93.75 ≈ 94

Besar sampel penelitian adalah 94 rumah tangga. 2

1 Ne N n

+ =


(43)

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan rumah tangga sasaran penerima manfaat Raskin melalui kuisioner yang dibuat oleh peneliti. Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi atau dinas terkait dengan penelitian seperti Badan Urusan Logistik (BULOG) subdivre Medan, kantor camat Medan Johor, kantor Kelurahan Kwala Bekala, dari buku dan literatur pendukung lainnya.


(44)

Metode pengumpulan data dapat digambarkan secara ringkas melalui Tabel berikut ini:

Tabel 3. Metode Pengumpulan Data

No Tujuan Penelitian Data Yang Dibutuhkan Metode

Pengumpulan Data

Sumber Data

1 Gambaran umum

pelaksanaan

program Raskin di Kelurahan Kwala Bekala

1. Tahun pelaksanaan

2. Penentuan RTS

penerima Raskin

3. Sistem penyaluran

Raskin 4. Jumlah pagu 5. Harga 1. Observasi 2. Dokumentasi 1. Bulog 2. Kantor Kecamatan 3. Kantor Kelurahan 4. RTS penerima Raskin

2 Respon

a. Persepsi b. Sikap c. Partisipasi 1.Pengertian Masyarakat Tentang Program 2.Pengetahuan Masyarakat Tentang Tujuan dan Manfaat Program.

Penilaian Masyarakat terhadap program : Penerimaan dan harapan

Keikutsertaan

masyarakat : Menikmati, Melaksanakan,

Memelihara, Menilai dengan tingkat

kehadiran serta Kualitas dari partisipasi masyarakat tersebut. Kuisioner dengan wawancara RTS penerima Raskin

3 Faktor – faktor

yang mempengaruhi respon masyarakat - Umur - Pendidikan - Jumlah tanggungan - Jumlah anak

- Pekerjaan

- Tahun pertama

menerima raskin - Pendapatan Kuisioner dengan wawancara RTS penerima Raskin


(45)

3.4 Metode Analisis Data

Analisis data pada masalah 1 dianalisis dengan pendekatan deskriptif yaitu membuat gambaran secara menyeluruh yaitu bagaimana pelaksanaan program Raskin di daerah penelitian. Analisis ini mencakup tahun pelaksanaan program Raskin di Kelurahan Kwala Bekala, penentuan RTS penerima Raskin di Kelurahan Kwala Bekala, sistem penyaluran, jumlah pagu Raskin yang didistribusikan, serta harga Raskin yang ditetapkan di Kelurahan tersebut.

Masalah yang kedua yaitu respon masyarakat terhadap program Raskin menggunakan pendekatan deskriptif, kualitatif sehingga nantinya penulis dapat mendeskripsikan informasi dan data yang diperoleh dalam penelitian, dimana pengelolaan data dilakukan dengan manual, data dikumpulkan dari hasil kuisioner dengan wawancara. Setelah dianalisis secara kualitatif tentang respon masyarakat terhadap program beras untuk keluarga miskin, pada bagian ini variabel yang sama akan dianalisis secara kuantitatif melalui pemberian skor dengan menggunakan skala Likert. Pemberian skor data dilakukan mulai respon yang negatif menuju respon yang positif, yakni:

a. Skor tidak setuju (negatif) adalah -1 b. Skor kurang setuju (netral) adalah 0 c. Skor setuju (positif) adalah 1

Hasil respon masyarakat terhadap program beras untuk keluarga miskin diperoleh melalui pemberian skor berdasarkan tiga variabel, yaitu pengetahuan, sikap dan partisipasi. Jawaban responden yang telah dianalisis kemudian dapat diklasifikasikan apakah persepsi, sikap, dan partisipasinya positif atau negatif dengan menentukan interval kelas seperti terlihat pada uraian di bawah ini:


(46)

i K

L H − =

= 3

) 1 ( 1− −

= 2/3 = 0,66

Ket : i = Interval kelas H = Nilai tertinggi L = Nilai terendah K = Banyak kelas

untuk mengetahui hasil respon program beras untuk keluarga miskin, maka dapat dilihat dari ketentuan interval berikut :

Negatif Netral Positif

-1 -0,66 -0,33 0 0.33 0,66 1

Maka dapat ditentukan kategori pengetahuan, sikap, dan partisipasi adalah positif atau negatif dengan adanya batasan nilai yang telah diperoleh sebagai berikut: -1 sampai dengan -0,33 = Negatif

-0,33 sampai dengan 0,33 = Netral 0,33 sampai dengan 1 = Positif

Analisis data pada masalah ketiga yaitu faktor – faktor yang mempengaruhi respon masyarakat terhadap program raskin adalah teknik pengukuran yang digunakan untuk mengetahui adanya hubungan antara variabel yaitu dengan menggunakan analisis Chi-square. Dalam hal ini variabel dikatakan berhubungan apabila variabel bebas mempengaruhi variabel terikat.


(47)

Analisis ini dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan tabel silang atau secara analitik menggunakan Chi-square Test, sehingga dirumuskan suatu hipotesis sebagai berikut:

Ho :Tidak ada hubungan antara umur, pendidikan, jumlah tanggungan, jumlah anak, Pekerjaan, tahun pertama menerima raskin, pendapatan dengan respon masyarakat terhadap program beras bagi masyarakat miskin (Raskin)

H1 : Adanya hubungan antara umur, pendidikan, jumlah tanggungan, jumlah anak, Pekerjaan, tahun pertama menerima raskin, pendapatan dengan respon masyarakat terhadap program beras bagi masyarakat miskin (Raskin)

Dasar pengambilan keputusan ( berdasarkan tingkat kemaknaan) :

1. Jika X2 hitung < X2 tabel maka Ho diterima H1 ditolak artinya tidak ada hubungan antara umur, pendidikan, jumlah tanggungan, jumlah anak, Pekerjaan, tahun pertama menerima raskin, pendapatan dengan respon masyarakat terhadap program beras bagi masyarakat miskin (Raskin).

2. Jika X2 hitung > X2 tabel maka Ho ditolak H1 diterima artinya ada hubungan antara umur, pendidikan, jumlah tanggungan, jumlah anak, Pekerjaan, tahun pertama menerima raskin, pendapatan dengan respon masyarakat terhadap program beras bagi masyarakat miskin (Raskin).


(48)

3.5 Definisi dan Batasan Operasional

Definisi

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam men ganalisis penelitian ini, maka dibuat beberapa defenisi dan batasan operasional sebagai berikut :

1. Beras miskin (Raskin) merupakan program yang diluncurkan pemerintah yang merupakan wujud nyata komitmen pemerintah dalam pemenuhan pangan bagi masyarakat miskin yang bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran rumah tangga miskin.

2. Rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTS-PM) Raskin adalah rumah tangga miskin di desa/kelurahan yang berhak dan telah menerima Raskin dan terdaftar dalam daftar penerimaan manfaat (DPM-1) yang ditetapkan oleh kepala desa/lurah sebagai hasil musyawarah desa/kelurahan dan disahkan oleh camat sesuai hasil pendapatan PPLS-11 BPS tahun 2011

3. Respon masyarakat terhadap program beras bagi keluarga miskin (Raskin) adalah tingkah laku balas/tindakan merupakan wujud dari persepsi, sikap dan partisipasi terhadap pelaksanaan program Raskin itu sendiri.

4. Persepsi rumah tangga sasaran penerima manfaat tentang Raskin adalah pengertian masyarakat tentang program, pengetahuan masyarakat tentang tujuan dan manfaat program serta atensi masyarakat dalam program tersebut. 5. Sikap adalah penilaian masyarakat tentang program Raskin, apakah

masyarakat menerima atau menolak program ini, dan apakah masyarakat mengharapkan atau menolak program Raskin.

6. Partisipasi adalah keikutsertaan masyarakat menikmati manfaat bantuan Raskin, melaksanakan program Raskin dengan penuh persiapan, membayar


(49)

Raskin sesuai dengan harga yang telah ditetapkan, menilai hasil dari program Raskin, datang ke tempat penyaluran Raskin sesuai dengan jadwal, melaksanakan program Raskin dengan penuh persiapan, perencanaan, pemahaman dan evaluasi.

Batasan Operasional

Adapun batasan operasional dari penelitian ini adalah :

1. Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor Kota Medan

2. Sampel adalah rumah tangga miskin di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor Kota Medan yang berhak menerima Raskin dan terdaftar dalam daftar penerimaan manfaat 2012.


(50)

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum, Dasar Pembentukan dan Pengertian Nama Kelurahan Kwala Bekala

Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor adalah salah satu kelurahan dari 6 (enam) kelurahan yang ada di Kecamatan Medan Johor. Kelurahan Kwala Bekala dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 22 tahun 1793 tanggal 9 Mei tentang perluasan Kotamadya Dati II Medan.

Di daerah Kwala Bekala terdapat 2 (dua) aliran sungai yang memiliki debit air yang cukup besar. Kedua sungai tersebut adalah sungai Bekala dan Sungai Babura. Aliran kedua sungai dimaksud bertemu pada satu titik yang tepatnya berada di wilayah kelurahan Kwala Bekala saat ini. Daerah pertemuan kedua sungai tersebut dinamakan “Kwala”. Inilah latar belakang penggunaan Kwala dalam nama Kelurahan Kwala Bekala. Merujuk pada deskripsi di atas, “Kwala Bekala” dapat diartikan “Pertemuan dua sungai, yaitu sungai Bekala dan sungai Babura”

4.2 Geografi, Luas, dan Batas Wilayah Kelurahan Kwala Bekala

Kelurahan Kwala Bekala memiliki kontur tanah yang relatif datar yang sebagian besar tanah pertanian dan sawah tadah hujan, dan sekarang sebagian telah berubah menjadi lahan pemukiman dengan luas wilayah ± 550 Ha yang terbagi dalam 20 lingkungan.

Kelurahan Kwala Bekala berbatasan dengan Kecamatan Medan Selayang dan Kecamatan Medan Tuntungan yang dapat digambarkan sebagai berikut:


(51)

1. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Beringin Kecamatan Medan Selayang

2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Mangga dan Kel. Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan

3. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Pangkalan Masyur Kecamatan Medan Johor yang dibatasi oleh Sungai Babura.

4. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Sempaka Kecamatan Medan Selayang


(52)

4.3Keadaan Penduduk

4.3.1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Penduduk Kelurahan Kwala Bekala berjumlah 34.820 jiwa dengan 7.262 Rumah Tangga (RT) yang tersebar di setiap lingkungan di Kelurahan Kwala Bekala. Mengetahui lebih jelas mengenai jumlah/komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin pada setiap lingkungan di Kwala Bekala adalah pada Tabel berikut ini.

Tabel 4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No Lingkungan Jlh KK Jumlah Penduduk

LK PR LK+PR

1 I 401 1.051 959 2.101

2 II 680 1.278 1.251 2.529

3 III 528 1.322 1.295 2.617

4 IV 239 546 548 1.104

5 V 321 671 672 1.343

6 VI 674 1.063 1.210 2.273

7 VII 539 1.129 1.135 2.264

8 VIII 349 970 969 1.937

9 IX 155 274 265 539

10 X 495 1.373 1.359 2.732

11 XI 342 804 814 1.618

12 XII 142 320 386 706

13 XIII 300 913 914 1.827

14 XIV 326 714 705 1.419

15 XV 307 692 791 1.483

16 XVI 414 930 913 1.843

17 XVII 314 757 724 1.481

18 XVIII 381 1.130 1.149 2.279

19 XIX 333 702 692 1.394

20 XX 461 716 719 1.425

Jumlah 7.262 17.363 17.457 34.820

Sumber : Profil Kelurahan KwalaBekala Juni 2012

Tabel 4 menunjukkan bahwa penduduk di Kelurahan Kwala Bekala memiliki perbandingan antara penduduk laki laki dan perempuan yang relatif


(53)

sama. Dapat juga diketahui diketahui bahwa adanya persebaran penduduk yang relatif merata di setiap lingkungan.

4.3.2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia

Penduduk di Kelurahan Kwala Bekala terdiri dari beberapa kelompok usia, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 5. Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia

No. Usia Jumlah (Orang )

2010 2011

1 0-5 Tahun 4.238 4.250

2 6- 10 Tahun 3.002 3.112

3 11-20 Tahun 4.635 4.753

4 21-35 Tahun 8.273 8.370

5 36-55 Tahun 9.301 9.321

6 56 Tahun ke atas 4.905 4.921

Total 34.354 34.820

Sumber : Profil Kelurahan KwalaBekala Juni 2012

Tabel 5 menunjukkan bahwa Kelurahan Kwala Bekala memiliki usia yang produktif (9.321 orang).

4.3.3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan

Tingkat pendidikan di Kecamatan Medan Johor, Kelurahan Kwala Bekala relatif tinggi, hal ini dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 6. Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentasi (%)

1 Tidak tamat SD 350 1,06

2 SD 5.742 17,52

3 SLTP 9.896 30.03

4 SLTA 14.578 44,24

5 Diploma (D-3) 1.141 3,46

6 Sarjana (S-1) 848 2,57

7 Magister(S-2) 412 1,19

8 Doktor (S-3) 5 0,01

Jumlah 32.972 100.00


(54)

Tabel 6 menunjukkan bahwa mayoritas tingkat pendidikan di Kelurahan Kwala Bekala adalah SLTA (Sekolah Lanjut Tingkat Atas) yaitu sekitar 44,24 %.

4.3.4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama

Komposisi Penduduk di Kelurahan Kwala Bekala berdasarkan agama yang dianut dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 7. Komposisi Penduduk berdasarkan agama

No Agama Jumlah Persentase (%)

1 Islam 10.708 30,90

2 Kristen Protestan 17.300 49,40

3 Katholik 6.793 19,65

4 Budha 7 0,02

5 Hindu 12 0,03

Jumlah 34.820 100,00

Sumber : Profil Kelurahan KwalaBekala Juni 2012

Tabel 7 menunjukkan bahwa mayoritas penduduk kelurahan Kwala Bekala beragama kristen dan katholik (69,5 %)

4.3.5 Komposisi Penduduk Berdasarkan Etnis

Penduduk di Kelurahan Kwala Bekala terdiri dari berbagai suku/etnis namun secara keseluruhan penduduk tidak lagi fanatik terhadap adat, etnis dan kebudayaan yang dimiliki karena kelurahan Kwala Bekala termasuk dalam wilayah perkotaan dengan informasi yang lebih luas dan tingkat pendidikan yang relatif tinggi. Berikut ini adalah komposisi penduduk berdasarkan etnis.


(55)

Tabel 8. Komposisi Penduduk Berdasarkan Etnis

No Etnis Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Karo 8.276 23,90

2 Pakpak 5.612 16,20

3. Toba 7.576 21,34

4 Simalungun 3.567 10,31

5. Jawa 5.682 15,13

6. Nias 807 2,31

7. Minang 317 0,92

8. Aceh 117 0,34

9. Melayu 2.258 6,53

10. Mandailing 979 2,80

11. Lain- lain 79 0,22

Jumlah 34.820 100,00

Sumber : Profil Kelurahan KwalaBekala Juni 2012

Tabel 8 menunjukkan bahwa komposisi penduduk Kelurahan Kwala Bekala berdasarkan etnis lebih didominasi etnis karo, toba, pakpak, dan jawa (76,57 %).

4.3.6 Komposisi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

Penduduk di Kelurahan Kwala Bekala juga memiliki beberapa jenis mata pencaharian diantaranya PNS, dosen/guru, TNI/polri, buruh/swasta, pengusaha, pedagang, dokter, sopir, peternak, pengerajin, tukang batu, tukang kayu, pengemudi becak, montir dan petani. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 9 berikut ini.


(56)

Tabel 9. Komposisi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

No Mata Pencaharian Jumlah Persentasi (%)

1 Pegawai Negeri Sipil 879 4,17

2 Dosen/Guru 418 1,98

3 TNI/Polri 496 2,36

4 Buruh/Swasta 6.543 31,08

5 Pengusaha 137 0,65

6 Pedagang 4.668 22,17

7 Dokter 64 0,30

8 Sopir 496 2,36

9 Peternak 527 2,50

10 Pengrajin 186 0,88

11 Nelayan - -

12 Tukang Batu 2.548 12,10

13 Tukang Kayu 2.105 10

14 Pengemudi Becak/Bajay 589 2,80

15 Montir 98 0,47

16 Petani 1.298 6,17

Jumlah 21.052 100,00

Sumber : Profil Kelurahan KwalaBekala Juni 2012

Tabel 9 menunjukkan bahwa mayoritas usia angkatan kerja penduduk kelurahan Kwala Bekala berprofesi sebagai buruh/swasta, petani, pedagang, tukang Kayu, dan tukang batu (81,52%)

4.3 Sarana dan Prasarana Kelurahan KwalaBekala

Dalam melakukan berbagai kegiatan telah di bangun berbagai sarana dan prasarana di Kelurahan Kelurahan Kwala Bekala yaitu sarana Ibadah, sarana Olah raga, prasarana Pendidikan dan prasarana Kesehatan. Berikut ini data sarana dan prasarana di Kelurahan Kwala Bekala.

Tabel 10. Sarana Ibadah

No. Jenis Sarana Jumlah (Unit)

1 Mesjid 8

2 Mushola 2

3 Gereja 18

Jumlah 28


(57)

Tabel 10 menunjukkan bahwa sarana ibadah yang lebih banyak di kelurahan Kwala Bekala adalah gereja yaitu sebanyak 18 unit, karena mayoritas penduduk beragama Kristen.

Tabel 11. Sarana Olah raga

No. Jenis Sarana Jumlah (Unit)

1 Lapangan Bola Kaki 5

2 Lapangan Bola Voli 2

3 Lapangan Badminton 4

Jumlah 11

Sumber : Profil Kelurahan KwalaBekala Juni 2012

Tabel 11 menunjukkan bahwa di Kelurahan Kwala Bekala dibangun beberapa sarana untuk kegiatan olah raga, yaitu lapangan bola kaki, lapangan bola voli dan lapangan badminton.

Tabel 12. Prasarana Pendidikan No Jenis Pendidikan

Negeri/Swasta

Jumlah Keterangan

1 TK/PAUD 9 Swasta dan Binaan PKK

2 SD 11 Swasta dan Negeri

3 SLTP 6 Swasta

4 SLTA 4 Swasta

5 Akademi/Perguruan 4 Swasta

6 Kursus- kursus 24 Menjahit, Komputer, dll Sumber : Profil Kelurahan KwalaBekala Juni 2012

Tabel 12 menunjukkan bahwa kebutuhan fasilitas pendidikan mulai tingkat rendah sampai tingkat tinggi di Kelurahan Kwala Bekala sudah mencukupi.


(58)

Tabel 13. Prasarana Kesehatan

NO Jenis Jumlah

1 Rumah sakit 1

2 Klinik bersalin 1

3 Puskesmas Pembantu 1

4 Poliklinik/balai Pengobatan 3

5 Praktek Dokter/Bidan 27

6 Posyandu 13

7 Apotik 6

8 Toko Obat 5

Jumlah 57

Sumber : Profil Kelurahan KwalaBekala Juni 2012

Dari Tabel 13 dapat diketahui bahwa prasarana kesehatan yang dapat mendukung tingkat kesehatan masyarakat di Kelurahan Kwala Bekala cukup memadai. Jenis sarana kesehatan yang lebih banyak adalah praktek dokter/bidan.

4.5 Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah peserta penerima program beras bagi keluarga miskin di Kelurahan Kwala Bekala. Data karakteristik responden diperoleh dari hasil wawancara dan kuisioner yang diajukan di lapangan kepada penerima. Karakteristik responden yang dimaksud mencakup usia, jenis kelamin, agama, pendidikan, suku, jumlah tanggungan, jumlah anak, pekerjaan dan pendapatan perbulan.

4.5.1 Data Usia Responden

Tabel 14. Usia Responden

No Usia Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 20-25 2 2

2 26-35 26 28

3 36-45 34 36

4 46-55 18 19

5 56-65 7 7

6 ≥66 8 8


(59)

Tabel 14 menunjukkan bahwa usia responden yang paling banyak berada pada usia sekitar 36-45 yaitu sebanyak 34 orang (36%), Kemudian usia 26-35 tahun sebanyak 26 orang (28%), dan usia 46-55 tahun sebanyak 18 orang (19%). Sedangkan responden yang lebih sedikit pada usia 20-25 tahun 2 orang (2%) selebihnya pada usia 56-65 tahun serbanyak 7 orang (7%) dan usia diatas 66 tahun sebanyak 8 orang (8 %).

4.5.2 Data Jenis Kelamin

Tabel 15. Jenis Kelamin Responden

No Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Laki laki 61 65

2 Perempuan 33 35

Total 94 100

Sumber : Kuisioner 2013

Tabel 15 menunjukkan bahwa berdasarkan jenis kelamin, responden yang lebih banyak adalah laki-laki yaitu sebanyak 61 orang (65%) sedangkan perempuan sebanyak 33 orang (35%).

4.5.3 Data Agama

Tabel 16 : Agama Responden

No Agama Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Kristen 71 76

2 Islam 19 20

3 Katolik 4 4

Total 94 100

Sumber : Kuisioner 2013

Tabel 16 menunjukkan bahwa data responden berdasarkan agama yang dianut mayoritas beragama kristen yaitu sebesar 71 orang (76 %). Sedangkan yang lebih kecil adalah responden beragama katolik yaitu 4 orang (4%).


(60)

4.5.4 Data Pendidikan

Tabel 17. Latar Belakang Pendidikan Responden

No Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Tidak Sekolah 3 3

2 SD 26 28

3 SMP 32 34

4 SMA 20 21

5 SMK 7 8

6 STM 5 5

7 D1 1 1

Total 94 100

Sumber : Kuisioner 2013

Tabel 17 menunjukkan bahwa jenjang pendidikan responden yang paling rendah adalah SD, sedangkan yang paling tinggi pada jenjang D1. Tabel 17 juga menerangkan bahwa latar belakang pendidikan responden yang lebih banyak ada pada tingkat SMP yaitu sebanyak 32 orang (34%), kemudian pada tingkat SD sebanyak 26 orang (28%), SMA sebanyak 20 arang (21%), sedangkan yang lebih sedikit ada pada tingkat pendidikan D1 yaitu 1 orang (1 %).

4.5.5 Data Etnis

Tabel 18.Etnis Responden

No Etnis Jumlah(Orang) Persentase (%)

1 Karo 14 15

2 Pakpak 5 5

3. Toba 60 64

5. Jawa 7 8

6. Nias 4 4

8. Aceh 1 1

9. Melayu 3 3

10. Mandailing 1 1

Jumlah 94 100


(61)

Tabel 18 menerangkan bahwa Etnis responden mayoritas suku batak toba yaitu sebanyak 60 orang (64%), sedangkan suku yang lainnya seperti Karo 14 orang (15%), Jawa 7 orang (8 %), Pakpak 5 orang (5 %), Nias 4 orang (4%) dan Melayu 3 orang (3%), sedangkan etnis yang paling sedikit adalah Aceh dan Mandailing sebanyak 1 orang (1%). Tabel di atas juga menunjukkan bahwa responden terdiri dari berbagai suku.

4.6 Jumlah Tanggungan

Tabel 19. Jumlah Tanggungan

No Jumlah Tanggungan Jumlah(Orang) Persentase (%)

1 Tidak ada 2 2

2 Satu 2 2

3 Dua 11 12

4 Tiga 18 19

5 Empat 26 28

6 Lima 16 17

7 Enam 10 11

8 Tujuh 2 2

9 Delapan 3 3

10 Sembilan 3 3

11 Sepuluh 1 1

Jumlah 94 100

Sumber : Kuisioner 2013

Tabel 19 menunjukkan bahwa jumlah responden yang tidak mempunyai tanggungan sebanyak 2 orang (2%), yang mempunyai 1 orang tanggungan sebanyak 2 orang (2%), 2 orang tanggungan sebanyak 11 orang (12%), 3 orang tanggungan sebanyak 18 orang (19%), 4 orang tanggungan sebanyak 26 orang (28%), 5 orang tanggungan sebanyak 16 orang (17%), 6 orang tanggungan sebanyak 10 orang (11%), 7 orang tanggungan sebanyak 2 orang (2%), 8 orang tanggungan sebanyak 3 orang (3%), 9 orang tanggungan sebanyak 3 orang (3%),


(62)

10 orang tanggungan sebanyak 1 orang (1%). Sehingga dapat diperoleh jumlah responden yang paling banyak memiliki 4 orang tanggungan sebesar 28 %.

4.7 Jumlah Anak

Tabel 20. Jumlah Anak Responden

No Jumlah Anak Jumlah(Orang) Persentase (%)

1 Belum ada 1 1

2 1-2 37 39

3 3-4 37 39

4 5-6 13 14

5 7-8 6 7

Jumlah 94 100

Sumber : Kuisioner 2013

Tabel 20 menunjukkan bahwa jumlah anak responden mayoritas berjumlah 1-2 dan 3-4 anak dengan jumlah sebanyak 37orang (39%). Sedangkan responden yang memiliki anak sebanyak 5- 6 orang yaitu sebanyak 13 orang (14%).

4.8 Pekerjaan

Tabel 21. Pekerjaan Responden

No Jumlah Anak Jumlah(Orang) Persentase (%)

1 Buruh/Swasta 56 60

2 Sopir 10 11

3 Tukang Batu 9 10

4 Pengemudi Becak 8 8

5 Pedagang 6 6

6 Petani 4 4

7 IRT 1 1

Jumlah 94 100

Sumber : Kuisioner 2013

Tabel 21 menunjukkan bahwa mayoritas mata pencaharian responden adalah buruh/swasta yaitu sebanyak 56 orang (60%), pekerjaan buruh/swasta ini mencakup pemulung, pembantu rumah tangga, tukang cuci, cleaning service, dll.


(1)

Lampiran 7. Hasil SPSS Uji Chi-Square antara Respon Masyarakat dan Pendidikan Reponden

Respon Masyarakat * Pendidikan Responden Crosstabulation

Pendidikan Responden

Total

D1 SD SMA SMK SMP STM Tidak se

Respon Masyarakat Netral Count 0 17 14 4 25 3 3 66

Expected Count .7 16.1 15.4 4.9 23.2 3.5 2.1 66.0

% within Respon Masyarakat .0% 25.8% 21.2% 6.1% 37.9% 4.5% 4.5% 100.0%

Positif Count 1 6 8 3 8 2 0 28

Expected Count .3 6.9 6.6 2.1 9.8 1.5 .9 28.0

% within Respon Masyarakat 3.6% 21.4% 28.6% 10.7% 28.6% 7.1% .0% 100.0%

Total Count 1 23 22 7 33 5 3 94

Expected Count 1.0 23.0 22.0 7.0 33.0 5.0 3.0 94.0

% within Respon Masyarakat 1.1% 24.5% 23.4% 7.4% 35.1% 5.3% 3.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 5.542a 6 .476

Likelihood Ratio 6.413 6 .379

N of Valid Cases 94

a. 8 cells (57.1%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .30.

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .236 .476


(2)

Lampiran 8. Hasil SPSS Uji Chi-Square antara Respon Masyarakat dan Jumlah Tanggungan Reponden

Repon Masyarakat * Jumlah Tanggungan Responden Crosstabulation

Jumlah Tanggungan Responden

Total

1 10 2 3 4 5 6 7 8 9 Tidak ada

Repon Masyarakat

Netral Count 2 0 7 13 20 10 9 1 0 2 2 66

Expected Count 1.4 .7 7.0 14.0 18.3 11.2 6.3 1.4 2.1 2.1 1.4 66.0

% within Repon Masyarakat 3.0% .0% 10.6% 19.7% 30.3% 15.2% 13.6% 1.5% .0% 3.0% 3.0% 100.0%

Positif Count 0 1 3 7 6 6 0 1 3 1 0 28

Expected Count .6 .3 3.0 6.0 7.7 4.8 2.7 .6 .9 .9 .6 28.0

% within Repon Masyarakat .0% 3.6% 10.7% 25.0% 21.4% 21.4% .0% 3.6% 10.7% 3.6% .0% 100.0%

Total Count 2 1 10 20 26 16 9 2 3 3 2 94

Expected Count 2.0 1.0 10.0 20.0 26.0 16.0 9.0 2.0 3.0 3.0 2.0 94.0

% within Repon Masyarakat 2.1% 1.1% 10.6% 21.3% 27.7% 17.0% 9.6% 2.1% 3.2% 3.2% 2.1% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 16.627a 10 .083

Likelihood Ratio 20.534 10 .025

N of Valid Cases 94

a. 15 cells (68.2%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .30.

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .388 .083


(3)

Lampiran 9. Hasil SPSS Uji Chi-Square antara Respon Masyarakat dan Jumlah Anak Reponden

Respon Masyarakat * Jumlah Anak Responden Crosstabulation

Jumlah Anak Responden

Total 1-2 anak 3-4 anak 5-6 anak 7-8 anak

Respon Masyarakat Netral Count 22 30 11 3 66

% within Respon Masyarakat 33.3% 45.5% 16.7% 4.5% 100.0%

Positif Count 12 11 2 3 28

% within Respon Masyarakat 42.9% 39.3% 7.1% 10.7% 100.0%

Total Count 34 41 13 6 94

% within Respon Masyarakat 36.2% 43.6% 13.8% 6.4% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 3.126a 3 .373

Likelihood Ratio 3.185 3 .364

N of Valid Cases 94

a. 3 cells (37.5%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.79.

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .179 .373


(4)

Lampiran 10. Hasil SPSS Uji Chi-Square antara Respon Masyarakat dan Pekerjaan Reponden

Respon Masyarakat * Pekerjaan Responden Crosstabulation

Pekerjaan Responden

Total Buruh/Swasta

Ibu Rumah

Tangga Pedagang

Pengemudi

Becak Petani Sopir Tukang Batu

Respon Masyarakat

Netral Count 39 3 4 7 3 6 4 66

% within Respon Masyarakat 59.1% 4.5% 6.1% 10.6% 4.5% 9.1% 6.1% 100.0%

Positif Count 16 0 2 0 0 4 6 28

% within Respon Masyarakat 57.1% .0% 7.1% .0% .0% 14.3% 21.4% 100.0%

Total Count 55 3 6 7 3 10 10 94

% within Respon Masyarakat 58.5% 3.2% 6.4% 7.4% 3.2% 10.6% 10.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 10.427a 6 .108

Likelihood Ratio 13.617 6 .034

N of Valid Cases 94

a. 10 cells (71.4%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .89.

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .316 .108


(5)

Lampiran 11. Hasil SPSS Uji Chi-Square antara Respon Masyarakat dan Pertama Sekali Menerima Raskin

Respon Masyarakat * Tahun Pertama Sebagai Penerima Raskin Crosstabulation

Tahun Pertama Sebagai Penerima Raskin Total

2003 2013 2002 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Respon Masyarakat

Netral Count 3 20 1 11 3 1 4 2 10 4 7 66

% within Respon Masyarakat 4.5% 30.3% 1.5% 16.7% 4.5% 1.5% 6.1% 3.0% 15.2% 6.1% 10.6% 100.0%

Positif Count 0 11 0 4 2 1 4 0 0 2 4 28

% within Respon Masyarakat .0% 39.3% .0% 14.3% 7.1% 3.6% 14.3% .0% .0% 7.1% 14.3% 100.0%

Total Count 3 31 1 15 5 2 8 2 10 6 11 94

% within Respon Masyarakat 3.2% 33.0% 1.1% 16.0% 5.3% 2.1% 8.5% 2.1% 10.6% 6.4% 11.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 9.805a 10 .458

Likelihood Ratio 14.128 10 .167

N of Valid Cases 94

a. 16 cells (72.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .30.

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .307 .458


(6)

Lampiran 12. Hasil SPSS Uji Chi-Square antara Respon Masyarakat dan Pendapatan Responden

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 20.558a 19 .362

Likelihood Ratio 24.828 19 .166

N of Valid Cases 94

a. 35 cells (87.5%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .30.

Respon Masyarakat * Pendapatan Masyarakat Crosstabulation

Pendapatan Masyarakat

Total 1500000 1700000 400000 700000 3000000 2500000 3200000 1400000 1680000 1800000 1000000 1050000 300000 500000 1200000 2000000 600000 800000 900000 1650000 Respon

Masyarakat

Positif Count 5 0 0 2 0 0 0 2 0 0 2 1 0 3 3 2 3 4 1 0 28

% within Respon Masyarakat

17.9% .0% .0% 7.1% .0% .0% .0% 7.1% .0% .0% 7.1% 3.6% .0% 10.7% 10.7% 7.1% 10.7% 14.3% 3.6% .0% 100.0%

Netral Count 9 2 1 0 1 3 1 1 1 1 15 0 2 4 7 3 3 6 4 2 66

% within Respon Masyarakat

13.6% 3.0% 1.5% .0% 1.5% 4.5% 1.5% 1.5% 1.5% 1.5% 22.7% .0% 3.0% 6.1% 10.6% 4.5% 4.5% 9.1% 6.1% 3.0% 100.0%

Total Count 14 2 1 2 1 3 1 3 1 1 17 1 2 7 10 5 6 10 5 2 94

% within Respon Masyarakat


Dokumen yang terkait

Efektivitas Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni Oleh Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kabupaten Nias Barat

5 117 182

Evaluasi Pelaksanaan Program Beras Untuk Keluarga Miskin di Kelurahan Kisaran Baru Kecamatan Kisaran Barat Kabupaten Asahan

3 116 161

Respon Masyarakat Terhadap Program Beras Untuk Keluarga Miskin di Kelurahan Belawan I Kecamatan Medan Belawan

1 49 128

Respon Masyarakat Terhadap Program Beras bagi Keluarga Miskin Di Kelurahan Dataran Tinggi Binjai Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai. (Terdiri dari 6 Bab, 106 halaman, 48 Tabel, 29 Kepustakaan).

2 78 122

Respon Masyarakat Terhadap Program Beras Untuk Keluarga Miskin Di Desa Sei Semayang Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang

3 37 118

Implementasi Program Beras Untuk Masyarakat Miskin (Raskin) Dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Kelurahan Kota Bangun, Kecamatan Medan Deli

41 306 114

IMPLEMENTASI PROGRAM PENYALURAN BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN (RASKIN) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT MISKIN

2 29 18

II. Karakteristik Jawaban Responden I. Gambaran Umum Pelaksanaan Program Raskin di Kelurahan Kwala - Respon Masyarakat terhadap Program Beras Bagi Keluarga Miskin (RASKIN)

0 0 26

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN - Respon Masyarakat terhadap Program Beras Bagi Keluarga Miskin (RASKIN)

2 9 20

Respon Masyarakat terhadap Program Beras Bagi Keluarga Miskin (RASKIN)

0 0 13