prasangka gender dan emansipasi perempuan yang terkandung di dalam novel tersebut.
1.6 Landasan Teori
Dalam landasan teori ini dipaparkan tokoh dan penokohan dalam karya sastra, kritik sastra feminis, dan prasangka gender serta emansipasi perempuan
dalam karya sastra.
1.6.1 Tokoh dan Penokohan
Tokoh adalah pelaku cerita. Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berkelakuan di dalam berbagai peristiwa dalam cerita.
Penokohan adalah hal-hal yang berkaitan dengan tokoh, meliputi siapa tokoh cerita, pelukisan tokoh, dan karakterisasi Nurgiyantoro, 2007: 164
—165. Berdasarkan peran, tokoh dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. Protagonis
Tokoh protagonis adalah tokoh yang berprakarsa dan berperan sebagai penggerak alur. Biasanya hanya ada satu atau dua tokoh protagonis
yang dibantu oleh tokoh-tokoh lainnya yang ikut terlibat dalam lakuan. Tokoh protagonis adalah tokoh yang pertama yang
menghadapi masalah dan terbelit kesulitan. Tokoh protagonis sangat berkaitan erat dengan tokoh cerita. Tidak ada “ia” maka tidak ada
cerita. Pengarang “menaruh hati” dan pembaca “bersimpati” kepadanya.
b. Antagonis
Tokoh antagonis berfungsi sebagai penghalang dan masalah bagi tokoh protagonis. Tokoh antagonis beroposisi dengan tokoh
protagonis baik fisik maupun batin. Biasanya seorang tokoh antagonis dan beberapa orang tokoh ikut berperan sebagai penghalangmasalah
bagi tokoh protagonis. Penyebab terjadinya konflik dalam cerita adalah tokoh antagonis, kekuatan antagonis, tidak harus orangtokoh,
bisa juga suasana, bencana yang direspons oleh tokoh protagonis atau keduanya.
c. Tritagonis
Tokoh tritagonis adalah tokoh yang berpihak pada protagonis atau antagonis atau berfungsi menjadi penengah antara kedua tokoh
tersebut Nurgiyantoro 2007:178 —181.
Berdasarkan fungsinya, tokoh dibedakan menjadi tiga, yaitu: a.
Tokoh sentral Tokoh sentral adalah tokoh yang paling berperan menentukan seluruh
alur cerita. Biasanya tokoh protagonis dan antagonis adalah tokoh setral.
b. Tokoh utama
Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan dalam cerita. Tokoh ini paling banyak muncul dan paling banyak dibicarakan. Biasanya tokoh
ini merupakan tokoh protagonis. c.
Tokoh pembantutambahan
Tokoh pembantu adalah tokoh yang memegang peran pelengkap atau tambahan dalam seluruh jalinan cerita. Kehadiran mereka
dimunculkan menurut kebutuhan cerita Nurgiyantoro, 2007: 176 —
178. Ada dua jenis teknik pelukisan tokoh, yaitu:
a. Teknik ekspositori
Teknik ekspositori adalah teknik pelukisan tokoh cerita yang dilakukan dengan memberikan deskripsi, uraian, atau penjelasan
secara langsung. Tokoh cerita hadir dan dihadirkan oleh pengarang ke hadapan pembaca secara tidak berbelit-belit, melainkan begitu saja
dan langsung disertai deskripsi kediriannya yang mungkin berupa sikap, sifat, watak, tingkah laku, atau bahkan juga ciri fisiknya.
Pengarang tidak hanya memperkenalkan latar suasana dalam rangka “menyituasikan” pembaca, melainkan juga data-data dalam kedirian
tokoh cerita Nurgiyantoro, 2007: 195. b.
Teknik dramatik Penampilan tokoh cerita dalam teknik dramatik, artinya mirip dengan
yang ditampilkan pada drama, dilakukan secara tidak langsung. Artinya, pengarang tidak mendeskripsikan secara eksplisit sifat dan
sikap serta tingkah laku tokoh. Pengarang membiarkan baca: menyiasati para tokoh cerita untuk menunjukkan kediriannya sendiri
melalui berbagai aktivitas yang dilakukan, baik secara verbal lewat
kata maupun nonverbal lewat tindakan atau tingkah laku, dan juga melalui peristiwa yang terjadi Nurgiyantoro, 2007: 198.
1.6.2 Kritik Sastra Feminis