Pengantar Sinopsis TOKOH PROFEMINIS DAN TOKOH KONTRAFEMINIS

19

BAB II TOKOH PROFEMINIS DAN TOKOH KONTRAFEMINIS

2.1 Pengantar

Sebelum novel Sang Maharani dikaji dengan kritik sastra feminis, langkah pertama yang dilakukan adalah mengkaji struktur novel tersebut. Struktur novel sendiri menjadi yang utama karena kajian struktural merupakan dasar dari penelitian yang menjadi pijakan awal sebelum meneliti ke hal yang lebih jauh dan mendalam. Unsur yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah tokoh dan penokohan. Dari analisis tokoh dan penokohan tersebut dapat dilihat tokoh-tokoh yang mendukung dan menentang paham feminisme atau tokoh profeminis dan tokoh kontrafeminis. Untuk mempermudah memahami tokoh dan penokohan, terlebih dahulu akan dipaparkan sinopsis novel Sang Maharani sebagai gambaran cerita novel ini.

2.2 Sinopsis

Maharani Rani merupakan seorang anak jenderal pada zaman penjajahan Belanda. Ibu Rani Ayu seorang Jawa priyayi dan ayahnya Jenderal Van Houtten seorang asli Belanda sehingga ia termasuk dalam kelompok Eurasian Indo-Eropa. Rani merupakan anak tunggal karena ibunya tidak mungkin untuk melahirkan anak lagi. Kemudian ibunya mengangkat seorang anak pribumi bernama Arik untuk menemani Rani bermain agar tak kesepian. Hidup Rani sangat sempurna saat itu, ia termasuk anak yang cantik, ramah, dan pintar. Tidak ada yang tidak adil baginya, semuanya adil. Suatu ketika Ayu, sang ibu meninggal akibat kanker rahim. Hal itu jelas membuat Rani sedih dan tertekan. Sepeninggal ibunya, Rani dan Arik bersekolah di sekolah menengah Belanda di Bandung dan tinggal di asrama kemudian tanpa sepengetahuan Rani, ayahnya ternyata telah menikah lagi dengan seorang janda asli Batavia bernama Sari yang membawa anaknya bernama Moetiara Tiar. Perlakuan ibu tirinya pun sangat tidak baik terhadap Rani. Tak berapa lama kemudian ayah Rani meninggal ketika Rani dan Arik tengah berada di asrama dan tak ada keluarganya yang memberi tahu perihal kematian ayahnya. Dari saat itulah kehidupan Rani berubah 180 derajat. Arik pun telah dikembalikan oleh Sari, ibu tiri Rani kepada ibu kandungnya di Yogyakarata. Ibu tirinya telah membuat Rani merasa kesepian saat itu. Rani kemudian dijadikan pelayan oleh Sari di rumahnya sendiri, bukan itu saja ibu tirinya pun menyerahkan Rani kepada pemerintah Jepang yang kemudian ditahan di sebuah kamp dengan puluhan tahanan lainnya. Di kamp tersebut Rani bertemu dengan Nyonya Sophia dan ia menceritakan bahwa ayah Rani meninggal karena dibunuh oleh istrinya, Sari. Kabar itu membuat Rani shock dan sedih. Selanjutnya, Rani dan beberapa wanita seumurannya dijadikan pelacur untuk memuaskan hasrat para tentara Jepang yang saat itu tengah berkuasa. Mereka semua dipaksa melakukan apa yang telah diperintahkan oleh seorang mucikari bernama Lastri. Jika ada yang menolak, maka akan dibunuh di tempat. Kejadian itu pun meninggalkan trauma yang mendalam bagi Rani terhadap laki- laki. Setelah Indonesia merdeka, Rani terbebas dari tempat pelacuran yang membuatnya trauma. Kemudian ia berusaha untuk hidup sendiri dan bertekad mencari Arik, adiknya, dan membalaskan dendam kematian ayahnya pada Sari, ibu tirinya dan anaknya, Tiar. Arik pun kembali ke Jakarta untuk mencari Rani, ia pun bekerja di sebuah kantor surat kabar. Setelah kehidupannya membaik Rani menemukan ibu tirinya atas bantuan tetangga barunya bernama Hartono. Tak berapa lama Sari ditangkap polisi dan dijebloskan ke dalam penjara selama 10 tahun atas tuduhan pembunuhan. Sejak Sari dipenjara, hidup Rani semakin membaik, bahkan atas usul Hartono, ia membuka sebuah toko roti karena Rani sangat ahli dalam membuat roti. Ketika hendak menempati sebuah rumah baru untuk dijadikan tokonya, Rani bertemu dengan Janoear. Janoear adalah seorang peranakan Cina-pribumi. Rani dan Janoear dulu pernah bertemu di pesta Nyonya Sophia. Dulu sebelum Jepang menguasai Indonesia, Janoear sering bermain ke rumah Rani. Namun Tiar selalu cemburu ketika melihat mereka bersama. Hartono mengajak Rani ke acara pertunangan bosnya di sebuah gedung. Rani pun tak menolaknya. Di gedung itu, Rani sangat kaget karena mengetahui ternyata bos Hartono yang bertunangan adalah Arik, adiknya yang sudah terpisah sejak lama. Di kantornya Arik dikenal dengan nama Ardjuna. Kedekatan Arik dan Rani pun menimbulkan rasa cemburu di dalam hati Janoear dan Hartono. Pertemuan yang sering dilakukan Arik dan Rani membuat mereka saling nyaman satu sama lain. Arik pun semakin tak mempedulikan tunangannya, Nancy. Tanpa disadari mereka pun jatuh cinta, tetapi Rani tak mau hal itu terjadi karena mereka adalah saudara. Nancy pun merasa kedekatan Arik dan Rani sudah bukan seperti adik dan kakak lagi. Nancy akhirnya memperingatkan Rani agar tak terlalu dekat dengan Arik. Melihat Rani diperlakukan tidak baik, Janoear segera membela Rani dengan mengatakan bahwa mereka akan segera bertunangan. Arik yang mengetahui hal ini pun terkejut. Dengan terpaksa, Rani pun menerima putusan Janoear agar tak ada salah paham lagi. Keputusan ini pun diketahui Tiar dan ia berencana untuk balas dendam pada Rani. Di pesta pertunangan Rani, Tiar membeberkan masa lalu Rani ketika menjadi seorang pelacur bagi tentara Jepang. Ternyata Lastri adalah teman dekat Sari dan Tiar ketika berada di desa. Hal ini membuat Rani shock dan pingsan. Janoear tidak terima bahwa Rani telah dijamah banyak pria, maka ia pun memperkosa Rani dalam suatu ruangan yang gelap. Rani tak dapat mengenali orang yang memperkosanya. Rani pun hamil. Arik yang mengetahui hal itu bersedia bertanggung jawab atas perbuatan Janoear. Rani sempat mencoba bunuh diri akibat depresi, namun gagal. Ia hanya mengalami amnesia yang membuatnya lupa akan masa lalunya, tetapi tidak pada Arik. Akhir cerita Rani dan Arik menikah, Arik memutuskan untuk tinggal di Amerika membawa serta Rani dan Adinda, putri kecil mereka. Adinda memiliki mata seperti Janoear.

2.3 Tokoh dan Penokohan