Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget

12

BAB II LANDASAN TEORI

Bab II ini berisi kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian. Kajian pustaka berisi teori-teori yang mendukung dalam penelitian.

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget

Iskandar 2001: 27-29 mengatakan bahwa Piaget memandang perkembangan intelektual berdasarkan perkembangan struktur kognitif. Semua anak melewati setiap tahap tersebut secara hirarki, artinya anak tidak dapat melompati suatu tahap tanpa melaluinya. Piaget dan kawan- kawan mengidentifikasikan empat tahap perkembangan kognitif anak-anak seperti berikut ini: 2.1.1.1 Sensorimotor 0-2 tahun Anak: 1. Anak mengadaptasi dunia luar melalui perbuatan. 2. Pada awalnya belum mengenal bahasa atau cara lain untuk memberi label pada obyek atau perbuatan. 3. Tak mempunyai cara-cara untuk memberi arti terhadap sesuatu dan tidak berpikir tentang dunia luar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13 4. Diakhir tahap ini telah sampai pada pembentukan struktur kognitif sementara untuk mengkoordinasikan perbuatan dalam hubungannya terhadap benda, waktu, ruang dan kausalitas. 5. Mulai mempunyaimengenal bahasa untuk memberi label terhadap benda atau perbuatan. 2.1.1.2 Pra Oprasional 2-7 tahun Anak: 1. Mulai meningkatkan kosa kata. 2. Membuat penilaian berdasarkan persepsi bukan pertimbangan konseptual. 3. Mengelompokkan benda-benda berdasarkan sifat-sifat. 4. Mulai memiliki pengetahuan unik mengenai sifat-sifat benda dan mulai memahami tingkah laku dan organisme di dalam lingkungannya. 5. Tidak berpikir tentang bagian-bagian dan keseluruhan secara serentak. 2.1.1.3 Operasi Konkret 6-11 atau 6-12 tahun Anak: 1. Mulai memandang dunia secara obyektif bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur kesatuan secara serempak. 14 2. Mulai berpikir secara operasional, misalnya kelompok elemen menjadi satu kesatuan yang utuh dan dapat melihat hubungan elemen dengan kesatuankeseluruhan secara bolak-balik. 3. Mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda menggunakan media konkret. 4. Membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan- aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat. 5. Memahami konsep substansi, volume zat cair, panjang, lebar, luas dan berat. 2.1.1.4 Operasi Formal 11-14 tahun dan seterusnya Anak: 1. Mempergunakan pemikiran tingkat yang lebih tinggi yang terbentuk pada tahap sebelumnya. 2. Membentuk hipotesis, melakukan penyelidikanpenelitian terkontrol, dapat menghubungkan bukti dan teori. 3. Dapat bekerja dengan ratio, proporsi dan probalitas. 4. Membangun dan memahami penjelasan yang rumit mencakup rangkaian deduktif dan logika. Tahap perkembangan siswa dalam penelitian ini berada pada tahap operasional konkret. Suparno 2001: 70 menyatakan bahwa tahap operasional konkret tetap ditandai dengan adanya sistem operasi berdasarkan apa-apa yang kelihatan nyata konkret. Anak masih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15 menerapkan logika berpikir pada barang-barang yang konkret, belum bersifat abstrak apalagi hipotesis. Piaget dalam Dimyati dan Mudjiono, 2011:14 menyatakan bahwa pada tahap operasional konkret anak masih cenderung sulit untuk berpikir abstrak, serta masih memerlukan gambaran konkret atau media pembelajaran yang nyata agar dapat memecahkan suatu persoalan-persoalan. Piaget 2001:69 mengatakan bahwa tahap operasi konkret dicirikan dengan perkembangan sistem pemikiran yang didasarkan pada aturan-aturan tertentu yang logis. Tahap operasi konkret ini berada di umur 6-11 tahun. Usia ini adalah usia anak sekolah dasar. Anak sudah memperkembangkan operasi-operasi logis. Operasi itu bersifat reversibel, artinya dapat dimengerti dalam dua arah, yaitu suatu pemikiran yang dapat dikembalikan kepada awalnya lagi. Pada tahap ini yang paling menonjol adalah kemampuan anak untuk mengurutkan seriasi dan mengklasifikasikan obyek. Pada tahap ini anak masih membutuhkan media yang konkret dan jelas.

2.1.2 Media pembelajaran

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MEDIA ELECTRIC BLOOD PADA PEMBELAJARAN SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA UNTUK Pengembangan Media Electric Blood pada Pembelajaran Sistem Peredaran Darah Manusia untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar.

0 5 11

PENGEMBANGAN MEDIA ELECTRIC BLOOD PADA PEMBELAJARAN SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIAUNTUK Pengembangan Media Electric Blood pada Pembelajaran Sistem Peredaran Darah Manusia untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar.

0 3 17

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAVI DAN MEDIA GAMBAR DI KELAS V

0 0 14

Pengembangan media kartu domino modifikasi pada mata pelajaran IPA materi Pencernaan Manusia untuk siswa kelas V SD Kanisius Kenteng.

1 4 255

Pengembangan media kartu domino modifikasi mata pelajaran IPA materi organ pernapasan pada manusia untuk siswa kelas V SD Kanisius Ganjuran.

0 1 319

Pengembangan media kartu domino modifikasi mata pelajaran IPA materi alat peredaran darah pada manusia kelas V SD Negeri Condongcatur.

0 0 2

Pengembangan media pembelajaran berbasis Microsoft Powerpoint mata pelajaran IPA materi Peredaran Darah Manusia untuk siswa kelas V SD Kanisisus Jetisdepok

0 12 264

Pengembangan media kartu domino modifikasi pada mata pelajaran IPA materi Pencernaan Manusia untuk siswa kelas V SD Kanisius Kenteng

0 3 253

Pengembangan media pembelajaran berbasis Microsoft Powerpoint mata pelajaran IPA materi Rangka Manusia untuk siswa kelas IV SD Kanisius Gamping

0 1 221

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA MENGGUNAKAN MEDIA BOTOL BLOOD STREAM MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS V MI DARUN NAJAH SIDOARJO.

1 5 110