15 menerapkan logika berpikir pada barang-barang yang konkret, belum
bersifat abstrak apalagi hipotesis. Piaget dalam Dimyati dan Mudjiono, 2011:14 menyatakan bahwa pada tahap operasional konkret anak masih
cenderung sulit untuk berpikir abstrak, serta masih memerlukan gambaran konkret atau media pembelajaran yang nyata agar dapat memecahkan
suatu persoalan-persoalan. Piaget 2001:69 mengatakan bahwa tahap operasi konkret dicirikan dengan perkembangan sistem pemikiran yang
didasarkan pada aturan-aturan tertentu yang logis. Tahap operasi konkret ini berada di umur 6-11 tahun. Usia ini adalah usia anak sekolah dasar.
Anak sudah memperkembangkan operasi-operasi logis. Operasi itu bersifat reversibel, artinya dapat dimengerti dalam dua arah, yaitu suatu pemikiran
yang dapat dikembalikan kepada awalnya lagi. Pada tahap ini yang paling menonjol adalah kemampuan anak untuk mengurutkan seriasi dan
mengklasifikasikan obyek. Pada tahap ini anak masih membutuhkan media yang konkret dan jelas.
2.1.2 Media pembelajaran
Triwidaryati 2014: 17 menyatakan bahwa kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium yang berasal dari bahasa Latin. Medium
dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar Sanjaya, 2010: 204. Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai
pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan Criticos dikutip Santyasa, 2007: 3. Sementara itu, Asosiasi Teknologi dan Komunikasi
Pendidikan Association
of Education
and Communication
16 TechnologyAECT mendefinisikan media sebagai segala bentuk dan
saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi. Sukiman 2012: 29 menyatakan bahwa media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
minat serta kemampuan siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa, media pembelajaran merupakan alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima
pesan yang berupa informasi, sehingga dapat menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran menjadi aktif dan efektif. Salah satu media
pembelajaran yang
dapat menarik
perhatian siswa
yaitu media
pembelajaran berbasis Microsoft Powerpoint. 2.1.3
Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Akbar 2013: 119 menyatakan bahwa secara umum fungsi media adalah alat bantu penyampai pesan pembelajaran. Live dan Lepts dalam
Sumanto, 2012: 58 mengemukakan fungsi media visual, diantaranya yaitu:
1 fungsi
atensi, yakni
menarik perhatian
siswa untuk
berkonsentrasi pada isi pelajaran; 2 fungsi afeksi, yakni menciptakan perasaan senang siswa; dan 3 fungsi kognisi, yaitu alat bantu memahami
dan mengingat informasi. Arsyad dalam Sumanto, 2012: 29 mengidentifikasi manfaat
media, yaitu 1 memperjelas penyajian pesan dan informasi; 2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17 meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga menimbulkan
motivasi belajar dan interaksi secara langsung; 3 mengatasi keterbatasan indra, ruang, dan waktu; dan 4 memberikan kesamaan pengalaman
belajar peserta didik. Usman 2006: 72 juga menjelaskan manfaat lain dari media yaitu:
a dapat menarik minat siswa dalam belajar dan; b mendorong siswa untuk bertanya dan berdiskusi.
Berdasarkan uraian dari para ahli dapat disimpulkan bahwa fungsi dan manfaat media adalah sebagai alat bantu dalam menyampaikan
informasi dengan tujuan untuk menarik perhatian siswa dalam belajar dan
memunculkan antusias siswa dalam belajar. 2.1.4
Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran Berbasis Microsoft Powerpoint
Pembuatan media
presentasi powerpoint interaktif biasanya
dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa hal. Media powerpoint interaktif dikatakan baik apabila telah memenuhi prinsip atau kualitas
media pembelajaran. Beberapa prinsip dalam memilih media pembelajaran berikut ini
diadaptasi dari Setyosari 2010: 136 dan Akbar 2013: 211:
1. Kesesuaian media dengan tujuan pembelajaran.
Media pada dasarnya adalah alat bantu penyampai pesan pembelajaran yang mengarah pada tujuan pembelajaran. Ketika
18 seorang pendidik memilih media, tujuan pembelajaran hendaknya
menjadi pertimbangan utama. 2.
Kesesuaian dengan karakteristik siswa. Setiap
tahap perkembangan
manusia memiliki
ciri khas.
Ketertarikan anak usia dini terhadap media seperti benda, orang, peristiwa, suasana, dan lainnya berbeda dengan anak-anak usia SD,
SMP, SMA, dan mahasiswa. Ketika media tersebut dimanfaatkan, pertimbangan kesesuaian media dengan karakteristik perkembangan
anak menjadi sangat penting. 3.
Dapat menjadi sumber belajar. Sumber belajar di sini mengacu pada substansi media benda,
orang, peristiwa, suasana, dan lain-lain sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai alat bantu. Ada kala suatu benda dapat dijadikan alat bantu
penyampai pesan, tetapi substansi bendanya tak terkait dengan materi pelajaran. Idealnya kedua hal itu bersatu.
4. Efisiensi dan efektivitas pemanfaatan media.
Efisiensi terkait dengan waktu, tenaga, dan biaya sedangkan evektivitas terkait dengan kemampuan media sebagai alat bantu
pencapaian tujuan pembelajaran. Kelayakan pemilihan media dengan tenaga, waktu, biaya, juga dipertimbangkan dengan baik. Media yang
baik mampu mencapai tujuan pembelajaran yang sangat efisien. Media yang dapat mencapai tujuan pembelajaran yang baik berarti
media tersebut efektif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19 5.
Keamanan bagi peserta didik. Kemampuan mengamankan diri di antara siswa berbeda-beda
sesuai tingkat perkembangan fisik dan psikologisnya. Perbedaan ini penting
demi menimbang
pemanfaatan media.
Ketika guru
memanfaatkan benda tajam atau keras dan berat bagi anak kecil sebagai media pembelajaran tentu ini akan membahayakan diri
mereka. 6.
Kemampuan media dalam mengembangkan keaktifan dan kreativitas siswa.
Siswa adalah ciptaan yang aktif menentukan diri mereka sendiri. Pemanfaatan media pembelajaran hendaknya memberi kesempatan
kepada siswa
untuk melakukan
aksi, komunikasi,
interaksi, kolaborasi, dengan media yang sesuai. Pemilihan media hendaknya
menempatkan siswa sebagai ciptaan yang kreatif yang memungkinkan siswa dapat mengembangkan kreativitas.
7. Kemampuan media dalam mengembangkan suasana pembelajaran
yang menyenangkan. Belajar efektif terjadi dalam suasana menyenangkan. Pemilihan
media hendaknya yang menarik bagi siswa sehingga mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
8. Kualitas media
Media berkualitas rendah disamping akan cepat rusak, mengancam kesehatan, keamanan, juga bisa menyesatkan siswa. Jika pendidik
20 menggunakan dengan bahan berbahaya untuk kesehatan siswa, berarti
media ini dapat mengancam kesehatan siswa. Jika pendidik mau mengajarkan konsep warna dasar, sedangkan media warnanya tidak
standar bisa jadi menyesatkan siswa dalam penguasaan konsep warna. Itu sebabnya pemilihan dan pemanfaatan media yang berkualitas
tinggi sangat penting. Berdasarkan prinsip yang sesuai dengan pemilihan media di
atas, peneliti mencoba untuk membuat media pembelajaran berbasis Microsoft Powerpoint mata pelajaran IPA materi Peredaran Darah
Manusia dengan mengacu pada prinsip pemilihan media pembelajaran yang ada. Di dalam media powerpoint ini sudah dilengkapi dengan tujuan
pembelajaran dan karakteristik siswa. Penggunaan alokasi waktu sudah ditentukan dengan baik, dan memiliki kualitas media yang dapat
digunakan siswa dalam belajar. Media ini dilengkapi pula dengan teks, gambar, lagu, suara, video, dan latihan soal sebagai evaluasi siswa untuk
memunculkan keaktifan dan kreatifitas siswa, juga mengembangkan suasana pembelajaran yang menyenangkan.
2.1.5 Media Pembelajaran Berbasis Microsoft Powerpoint