3. Stadia Pertumbuhan Kedelai
Pengetahuan mengenai stadia pertumbuhan tanaman kedelai merupakan hal yang sangat penting untuk dipelajari, karena hal ini berkaitan dengan
pengambilan keputusan untuk optimalisasi produktivitas kedelai, misalnya waktu pemupukan, penyiangan, pengendalian hama dan penyakit, serta
penentuan waktu panen. Berikut stadi pertumbuhan tanaman kedelai menurut Adisarwanto 2007 :
a. Stadia Pertumbuhan Vegetatif
Stadia pertumbuhan vegetatif dihitung sejak tanaman mulai muncul ke permukaan tanah sampai mulai berbunga. Stadi perkecambahan
dicirikan dengan adanya kotiledon, sedangkan penandaan stadia pertumbuhan vegetatif dihitung dari jumlah buku yang terbentuk pada
batang utama. Stadia vegetatif umumnya dimulai pada buku ketiga.
b. Stadia Pertumbuhan Reproduktif
Stadia pertumbuhan reproduktif generatif dihitung sejak tanaman kedelai mulai berbunga sampai pembentukan polong, perkembangan biji,
dan pemasakan biji.
Gambar 2.13 Stadia pertumbuhan tanaman kedelai
Sumber : University of Illionis, 1992 Keterangan :
VE : Stadia kecambah awal R1 : Stadia reproduktif awal
VC : Stadia kecambah akhir R3 : Stadia reproduktif
V1 : Stadia vegetatif 1 R5 : Stadia pembentukan
polong V2 : Stadia vegetatif 2
R8 : Senesens V3 : Stadia vegetatif 3
4. Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman Kedelai
Faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman kedelai adalah sebagai berikut :
a. Tanah
Tanaman kedelai dapat tumbuh di semua jenis tanah, tetapi untuk mencapai tingkat pertumbuhan dan produktivitas yang optimal, kedelai
harus ditanam pada jenis tanah berstruktur lempung berpasir atau liat berpasir. Pada kondisi lahan yang kurang subur dan asam, kedelai tetap
dapat tumbuh dengan baik asal tidak tergenang air karena genangan air mengakibatkan akar menjadi busuk. Toleransi pH pada tanaman kedelai
antara 5,8-7 Rukmana, 2012. Faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan penanaman kedelai adalah kedalaman tanah sebagai media
pertumbuhan, semakin dalam tanah maka akan tersedia ruang untuk
pertumbuhan akar sehingga akar tunggang yang terbentuk semakin kokoh dan dalam.
b. Iklim
Tanaman kedelai merupakan tanaman yang peka terhadap perubahan faktor lingkungan tumbuh, khususnya tanah dan iklim. Kebutuhan air
sangat tergantung pada pola curah hujan yang turun selama masa pertumbuhan, pengelolaan tanaman, serta umur varietas yang ditanam
Wawan, 2006. Faktor-faktor iklim yang berpengaruh yaitu : 1
Suhu Tanaman kedelai dapat tumbuh pada kondisi suhu yang beragam.
Suhu tanah yang optimal dalam proses perkecambahan yaitu 30ºC. Menurut Pracaya dan Kahono 2010 temperatur optimum dalam
pertumbuhan kedelai adalah 28ºC. Apabila suhu rendah 15ºC proses perkecambahan melambat, dapat mencapai 2 minggu. Hal ini
dikarenakan biji tertekan oleh kelembaban tanah yang tinggi. Sedangkan suhu yang tinggi 30ºC, biji kedelai akan mati karena
respirasi air di dalam biji yang terlalu cepat. Selain suhu tanah, suhu lingkungan juga berpengaruh pada
perkembangan kedelai. Suhu lingkungan sekitar 40ºC saat berbunga mengakibatkan kerontokan bunga yang akan berpengaruh pada jumlah
polong dan biji kedelai yang terbentuk. Suhu yang rendah 10ºC seperti pada lingkungan subtropik, dapat menghambat proses
pembungaan dan pembentukan polong kedelai. Suhu lingkungan yang
optimal untuk pembungaan bunga yaitu 24-25ºC Pracaya dan Kahono, 2010.
2 Panjang hari photoperiode
Kedelai merupakan “tanaman hari pendek” yaitu tanaman yang pembungaannya lebih dipengaruhi oleh panjang hari atau lama
penyinaran sinar matahari. Batas kritis tanaman kedelai terhadap lama penyinaran matahari adalah 15 jam, apabila 15 jam tanaman kedelai
tidak akan berbunga Sastra, 2015. Oleh karena itu, bila varietas yang bereproduksi tinggi di daerah subtropik dengan panjang hari 14-16
jam ditanam di daerah tropis yang rata-rata panjang harinya jam maka varietas tersebut akan mengalami penurunan produksi. Hal ini
disebabkan oleh masa bunga yang lebih pendek, yaitu dari umur 50-60 hari menjadi 35-40 hari setelah tanam, batang tanaman menjadi lebih
pendek dengan ukuran buku subur yang lebih pendek Wawan, 2006. 3
Curah hujan Curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan kebusukan polong
akibat kelembaban udara yang tinggi. Air menjadi faktor yang penting selama perkecambahan karena akan berpengaruh pada proses
pertumbuhan tanaman kedelai. Kebutuhan air pada tanaman kedelai akan meningkat seiring dengan pertumbuhan tanaman, terutama pada
saat tanaman kedelai memasuki masa berbunga dan pengisian polong Sastra, 2015.
5. Faktor Internal yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman Kedelai
Pertumbuhan tanaman
biji diawali
dengan perkecambahan.
Ketersediaan air yang cukup dalam media pertumbuhan akan diserap dan digunakan
untuk memacu
aktivitas enzim-enzim
metabolisme perkecambahan Agustina, 2008. Penyerapan air oleh biji disebut sebagai
proses imbibisi yang menyebabkan pecahnya kulit pembungkus biji sehingga memicu pertumbuhan metabolik pada embrio. Perubahan
metabolik meliputi proses hidrolisis cadangan makanan yang disimpan dalam kotiledon yang merupakan aktivitas dari enzim
α-amilase dan β- amilase, aktivitas metabolik dikendalikan oleh gen
– gen yang terdapat dalam tanaman.
Hormon merupakan salah satu komponen yang penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Berikut merupakan hormon
yang berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman, yaitu : 1
Auksin, berperan dalam memacu proses pemanjangan sel 2
Gliberelin, berperan
dalam merangsang
perkembangan dan
perkecambahan embrio 3
Etilen, berperan dalam proses pematangan buah dan kerontokan daun 4
Asam abisat, berperan dalam proses penuaan dan gugurnya daun 5
Traumalin, berperan dalam regenerasi sel apabila tumbuhan mengalami kerusakan jaringan
6 Kalin, berperan dalam proses regenerasi sel apabila tumbuhan mengalami
kerusakan jaringan
7 Sitokinin, berperan dalam pembelahan sel
Pemupukan merupakan faktor yang menentukan perolehan hara yang didapat tanaman dalam memenuhi kebutuhannya. Apabila pasokan unsur
hara nitrogen dan nutrisi yang lain terpenuhi dengan baik akan memberikan pengaruh yang baik terhadap pertumbuhan tanaman kedelai. Penggunaan
pupuk nitrogen yang terlalu banyak akan menekan jumlah dan ukuran bintil
akar sehingga mengurangi kemampuan pengikatan nitrogen dari atmosfer.
6. Kedelai Varietas Unggul Genjah Gamasugen 2
Kedelai varietas unggul Gamasugen 2 merupakan tanaman kedelai hasil pemuliaan tanaman Badan Tenaga Nuklir Nasional BATAN yang
diperkenalkan secara resmi oleh Kementrian RI pada tanggal 17 Juni 2013 yang berasal dari galur Q-298. Tanaman kedelai ini dikategorikan sebagai
tanaman kedelai genjah karena umur panennya yang pendek, yaitu sektitar 66-68 hari dengan rata
– rata bobot panen 1,5 ton per hektar Kementrian Pertanian, 2014. Keterangan lebih lanjut mengenai kedelai Varietas
Gamasugen 2 adalah sebagai berikut Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, 2014 :
Nomor Galur : 4-Psj
Asal : Radiasi Varietas Tidar dosis 200 gray
Tipe tumbuh : Determinit
Umur berbunga : 30 hari
Umur masak : 68 hari
Warna daun : Hijau
Warna bunga : Ungu
Warna bulu : Putih kecoklatan
Warna kulit polong : Coklat
Warna kulit biji : Kuning Cerah
Warna biji : Kuning
Ketahanan hama : Tahan terhadap penyakit karat daun phakospora,
tahan terhadap penyakit bercak daun coklat
C. Pupuk