Kesejahteraan psikologis LANDASAN TEORI
sampai dengan usia lanjut. Penerimaan diri dan relasi positive pada orang lain tidak memberikan pengaruh apapun dalam tahapan usia.
b. Jenis kelamin
Ryff 1996 mengatakan terdapat perbedaan antara pria dan wanita dalam dimensi penerimaan diri dan relasi positive dengan orang lain.
Wanita dari segala usia memiliki dimesi pertumbuhan diri dan relasi positive dengan orang lain lebih baik daripada pria. Kemudian tidak ada
perbedaaan untuk dimensi kesejahteraan psikologis yang lain seperti penerimaan diri, tujuan hidup, penguasaan lingkungan, dan otonomi.
c. Status pendidikan, social ekonomi, dan pernikahan.
Ryff 1995 mengatakan bahwa pendidikan sangatlah terkait dengan kesejahteraan psikologis. Jika seseorang memiliki pendidikan yang tinggi
akan berpengaruh pada tujuan hidup dan pertumbuhan diri. Selain itu Ryff 1989
menyebutkan bahwa
pernikahan berpengaruh
terhadap kesejahteraan psikologis seseorang. Individu yang sudah menikah akan
berpengaruh pada penerimaan diri dan tujuan hidupnya. Social ekonomi menurut Ryff 1996 memberikan pengaruh pada tingkat kesejahteraan
seseorang dalam perjalanan hidupnya. Hal ini tersebut terkait dengan pendapatan yang diterima, kemudian hal itu berpengaruh terhadap
penguasaan lingkungan dan penerimaan diri. d.
Budaya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menurut Ryff 1996 budaya tidak dapat di lepaskan dari konsep diri seseorang dalam berrelasi dengan orang lain. Selain itu Ryff juga
mengungkapakan Banyak diskusi melibatkan kontras antara individualistik budaya independen dengan mereka yang lebih kolektif saling
tergantung . Ide-ide ini menunjukkan bahwa aspek diri yang lebih berorientasi kesejahteraan , seperti penerimaan diri atau otonomi ,
mungkin memiliki arti-penting yang lebih besar dalam konteks budaya Barat , sementara yang lain berorientasi dimensi kesejahteraan , seperti
hubungan positif dengan orang lain , mungkin lebih besar signifikansi di Timur , budaya saling tergantung .
e. Peristiwa dan sejarah hidup
Menurut Ryff 1996 peristiwa hidup berkaitan erat pada individu menemukan kesejahteraan dalam dirinya. Maksudnya melalui pengalaman
hidup seseorang dapat merasakan dan menemukan kesejahteraan dalam dirinya. Selain itu, menurut Ryff 1996 peristiwa kehidupan tertentu atau
pengalaman dan bagaimana mereka mempengaruhi kesejahteraan psikologis seseorang. Peristiwa dan sejarah kehidupan individu,
merupakan gabungan dari banyak peristiwa dan pengalaman. 5. Kerangka berpikir
Permasalahan sering kali kita temukan dalam dunia pendidikan terkhususnya pada guru yang menyandang status pegawai honorer. Sagala
2006 menyatakan bahwa Permasalahan guru honor saat ini berkisar pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
permasalahan masa depan bangsa dilhat dari pendidikan, kemampuan atau kompetensi keguruan, nilai-nilai professional, kesejahteraan guru sebagai
tenaga professional, organisasi atau lembaga profesi yang melindungi profesi guru, dan kemampuan mengikuti pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya mengelola pembelajaran. Profesi guru yang saat ini sedang dalam
perkembangan mendapatkan tantangan dan masalah yang terus di hadapi. Kurangnya perhatian dan tekanan yang datang dari masyarakat,
pemerintah, dan lembaga pendidikan cenderung mempengaruhi kesejahteraan psikologis seorang guru.
Kesejahteraan psikologis
adalah kombinasi
dari dimensi
kesejahteraan yang luas mencakup evaluasi diri sendiri dan masa lalu, perasaan untuk terus bertumbuh dan berkembang sebagai diri, keyakinan
bahwa hidup itu memiliki tujuan dan bermakna, memiliki kualitas relasi dengan orang lain, kemampuan untuk mengatur secara efektif kehidupan
diri dan dunia sekitarnya, dan perasaan akan penentuan nasib sendiri. Ryff,1995
Tuntutan masyarakat pada guru untuk memantapkan nilai-nilai yang ada di masyarakat yang dimana antar siswa didik bermacam
latarbelakang maupun karakter, selain itu tekanan akan peningkatkan pelayanan pengajaran yang bermutu. Tekanan ini terjadi karena pandangan
masyrakat tentang profesi guru sebagai sosok pendidik dan pengajar segala hal. Tekanan dan tuntutan itu membuat guru tidak memiliki pilihan lain
untuk melakukannya dan terbatasnya ruang gerak untuk guru berpendapat dan bertindak. Hal ini pun berpengaruh kesejahteraan psikologis guru
honorer pada dimensi otonomi dan pengusaan lingkungan. Status kepegawaian guru honorer yang berbeda, menyebabkan
perbedaan pula dalam hal perkembangan diri guru honorer. Perbedaan tersebut terlihat dari sikap antara guru berstatus honorer terhadap guru
yang berstatus tetap. Timbul rasa perbedaan dalam status ketenagakerjaan inilah yang berimbas pada relasi dan interaksi di antara mereka. Hal
tersebut berpengaruh kesejahteraan psikologis guru honorer terkait dengan relasi positive dengan orang lain.
Reward yang berupa honorarium ataupun pengakuan dari masyarakat terasa tidak sesuai dengan kerja keras dan usaha yang di
lakukan, membuat guru honorer pun merasa sulit untuk berkembang dan bertumbuh. Hal ini terjadi karena factor pemenuhan kebutuhan akutalisasi
diri dalam bentuk material maupun dukungan kurang terpenuhi, sehingga guru honorer merasa terbebani secara pikiran dan perasaan. Hal tersebut
pun berpengaruh terhadap tujuan dan niat dirinya dalam mengajar siswa didik semakin luntur. Hal ini pun mungkin berpengaruh pada
kesejahteraan psikologis dalam tujuan hidup dan penerimaan diri guru honorer tersebut.
Kurangnya fungsi
dari sekolah
lembaga pennyelengara
pendidikan sebagai jembatan komunikasi antara guru dengan pihak luar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI