Faktor-faktor kesejahteraan psikologis LANDASAN TEORI

untuk melakukannya dan terbatasnya ruang gerak untuk guru berpendapat dan bertindak. Hal ini pun berpengaruh kesejahteraan psikologis guru honorer pada dimensi otonomi dan pengusaan lingkungan. Status kepegawaian guru honorer yang berbeda, menyebabkan perbedaan pula dalam hal perkembangan diri guru honorer. Perbedaan tersebut terlihat dari sikap antara guru berstatus honorer terhadap guru yang berstatus tetap. Timbul rasa perbedaan dalam status ketenagakerjaan inilah yang berimbas pada relasi dan interaksi di antara mereka. Hal tersebut berpengaruh kesejahteraan psikologis guru honorer terkait dengan relasi positive dengan orang lain. Reward yang berupa honorarium ataupun pengakuan dari masyarakat terasa tidak sesuai dengan kerja keras dan usaha yang di lakukan, membuat guru honorer pun merasa sulit untuk berkembang dan bertumbuh. Hal ini terjadi karena factor pemenuhan kebutuhan akutalisasi diri dalam bentuk material maupun dukungan kurang terpenuhi, sehingga guru honorer merasa terbebani secara pikiran dan perasaan. Hal tersebut pun berpengaruh terhadap tujuan dan niat dirinya dalam mengajar siswa didik semakin luntur. Hal ini pun mungkin berpengaruh pada kesejahteraan psikologis dalam tujuan hidup dan penerimaan diri guru honorer tersebut. Kurangnya fungsi dari sekolah lembaga pennyelengara pendidikan sebagai jembatan komunikasi antara guru dengan pihak luar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sebagai jembatan komunikasi inilah seharusnya sekolah memberikan fasilitas kepada guru untuk dapat menyuarakan pendapatnya dalam sebuah rapat ataupun sebagai penyelangara sebuah kegiatan pelatihan untuk mengembangkan profesi guru tersebut. Kenyataannya beberapa sekolah jarang memberikan hal tersebut. Hal ini lah yang memberikan pengaruh pada keberfungsian dari dimensi pertumbuhan diri dalam kesejahteraan psikolgis. Berdasarkan penjelasan pemikiran peneliti di atas maka, dapat dibuat suatu dinamika kerangka berpikir yang di gambarkan pada skema berikut: Kesejahteraan Psikologis otonomi Penerimaan diri Pertumbuhan diri Relasi positif orang lain Penguasaa n lingkungan Tujuan hidup Guru Honorer Beban kerja 1. Gaji atau upah dibawah UMR 2. Status kepegawaian belum jelas 3. Beban kerja antara guru honor dan tetap sama 22

BAB III Metodelogi Penelitian

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Mengacu pada Siregar 2013, penelitian deskriptif kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variable mandiri, baik satu variable atau lebih tanpa membuat perbandingan, atau penghubungan dengan variable yang lain. Ditambahkan pula metode deksriptif prosedur pemecahan masalah pada metode ini adalah dengan cara mengambarkan penelitian pada saat keadaan sekarang berdasarkan fakta-fakta sebagaimana adanya, kemudian di analisis dan diinterpretasikan, bentuknya berupa survey dan studi perkembangan. Sedangkan menurut Sumadhi 2002, penelitian deskriptif digunakan untuk membuat penggambaran secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta maupun sifat subjek tertentu.

B. Identifikasi Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Identifikasi Variabel Penelitian Pada penelitian ini, variable yang di teliti adalah kesejahteraan psikologis berdasarkan teori yang dikembangkan oleh Carol D ryff. 2. Definisi Operasional Penelitian Kesejahteraan Psikologis. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Menurut Carol D ryff 1996 Kesejahteraan psikologis merupakan kemampuan seseorang untuk mengelola semua sumber kesehatan mental dalam dirinya dengan sikap yang positif. Individu tersebut diamggap memiliki kesejahteraan piskologis ketika dirinya memiliki penerimaan diri,relasi positivie dengan orang lain, tujuan hidup, otonomi, pertumbuhan diri, dan mampu penguasaan lingkungan. Semua hal tersebut adalah 6 dimensi dari kesejahteraan psikologis. Kesejahteraan piskologis subyek penelitian akan di ukur oleh skala empiris dan kemudian di gambarkan dengan keberfungsiannya keenam dimensi tersebut menurut teori kesejahteraan psikologis dari Ryff. Dimensi – dimensi dalam Kesejahteraan Psikologis antara lain : a Dimensi Penerimaan Diri Dimensi penerimaan diri menekankan pada individu dalam memahami dan menyadari sikap positif maupun negatif yang ada dalam diri sendiri dan merupakan hal penting dari suatu kesejahteraan psikologis. b Dimensi Relasi Positive dengan orang lain. Dimensi relasi positive dengan orang lain dijalankan dalam tinggi rendahnya kemampuan seseorang dalam membina kehangggatan, keramahan, dan kepercayaan dengan orang lain. c Dimensi Tujuan hidup Dimensi Tujuan hidup di tekankan pada adanya sikap dan kemampuan seseorang dalam memaknai perjalanan kehidupaannya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dari masa lalu hingga saat ini. Individu yang memiliki tujuan hidup memiliki kecenderungan untuk merencanakan masa depannya dan memakanai hidupnya. d Dimensi otonomi Dimensi otonomi menekankan pada seseorang dalam menentukan sikap maupun perilaku dirinya sendiri. Hal tersebut terkait dengan tinggi dan rendahnya kemandirian, daya tahan akan tekanan, dan pengaruh lingkungan dalam dirinya. Seseorang yang memiliki aktualisasi diri yang baik dapat memfungsikan sifat keotonomiannya dengan baik. e Dimensi Pertumbuhan diri Dimensi pertumbuhan diri adalah sikap dimana seorang individu dapat terus-menerus mengembangkan dirinya dan sadar akan potensi dirinya dapat terus bertumbuh. Individu yang memiliki tingkat pertumbuhan diri tinggi cenderung untuk terus mengembangkan potensi dirinya dengan melakukan banyak kegiatan dan terus belajar untuk bertumbuh. f Dimensi Penguasaan lingkungan Dimensi penguasaan lingkungan ini menekankan pada hal dimana seseorang dapat mengkondisikan dan menciptakan keadaan lingkungan yang sesuai dengan dirinya. Individu yang memiliki penguasaan lingkungan yang baik cenderung akan dapat mengatasi permasalahan di lingkungannya dan mengelola kegiatan yang ada di luar dirinya.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah Guru-guru honorer yang mengajar di kota wates kabupaten Kulonprogo. Kriteria: a. Guru honor yang mengajar di sekolah swasta dan negeri di daerah sekitar pemerintahan kota Wates, Kulon Progo, DIY. b. Guru honorer yang mengajar sekurang-kurangnya selama 1 tahun. Dengan perttimbangan subjek dapat memberikan penilaian terkait pengalaman mengajar. c. Guru honor yang menerima Gaji atau Upah dari Sekolah.

D. Alat pengambilan data

Metode pengambilan data ini menggunakan metode skala. Skala merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya Sugiyono 2007. Kesejahteraan piskologis subjek penelitian akan di ukur oleh skala likert dan kemudian di gambarkan dengan keberfungsiannya keenam dimensi tersebut menurut teori kesejahteraan psikologis dari Ryff. Skala ini disusun untuk mengukur kesejahteraan psikologis melalui keenam dimensi yaitu otonomi, tujuan hidup, penerimaan diri, relasi positif dengan orang lain, penguasaan lingkungan, dan pertumbuhan diri. Penyusunan skala mengacu pada high score dan low score yang telah di kemukakan dalam teori kesejahteraan psikologis Ryff 1996. Tabel 1 skor kesejahteraan psikologis tiap dimensi No Dimensi Skor tinggi Skor rendah 1 Otonomi  memiliki sikap me- nentukan diri sendiri dan mandiri.  memiliki sikap sanggup menolak tekanan sosial yang ada dengan berpikir dan bertindak dalam cara tertentu  memiliki kemampuan untuk mengatur perilaku dari dalam diri,  melakukan evaluasi diri sesuai dengan standar diri  peduli pada harapan dan evaluasi dari orang lain  mengandalkan penilaian dari orang lain dalam membuat keputusan penting  Mengikuti tekanan social dalam berpikir dan bertindak sesuai dengan cara tertentu 2 Tujuan Hidup  memilliki tujuan hidup dan perasaan terarah  merasakan ada makna pada kehidupan sekarang dan masa lalu  memegang keyakinan penuh dan memberikan nya pada tujuan hidup.  memiliki sasaran dan tujuan-tujuan untuk hidup  memiliki sedikit target dalam tujuan hidup dan tidak memiliki perasaan terarahkan  tidak melihat tujuan dari hidup yang terlewati  tidak memiliki pandangan atau keyakinan yang memberi makna hidup  tidak memiliki makna dalam hidup 3 Penerimaan diri  memiliki sikap positif terhadap diri sendiri  Mengakui dan menerima beberapa aspek diri termasuk kualitas baik dan buruk  merasa menemukan sikap positive pada kehidupan masa lalu  merasa tidak puas dengan diri sendiri  kecewa dengan apa yang telah terjadi dalam kehidupan masa lalu  bermasalah tentang kualitas pribadi tertentu  Berharap menjadi diri yang berbeda 4 Relasi positif dengan orang lain  memiliki hubungan yang memuaskan dengan orang lain dalam hal ramah dan kepercayaan pada orang lain.  Peduli terhadap kesejahteraan orang lain.  mampu berempati, kasih sayang, dan kedekatan yang kuat.  Memiliki pemahaman arti memberi dan menerima dalam relasi dengan orang lain.  memiliki sedikit hubungan yang penuh rasa percaya dengan orang lain.  menemukan kesulitan untuk ramah, terbuka, dan peduli dengan orang lain.  merasa terasingkan dan tertekan dalam hubungan interpersonal dengan orang lain.  tidak bersedia berkompromi untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain.