PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

E. PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kecenderungan kepribadian neurotik dan impulsive buying. Hasil penelitian menunjukkan bahwa korelasi antara kepribadian compliant dengan impulsive buying memiliki korelasi positif sebesar 0.139 dan signifikan sebesar 0.008. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kepribadian compliant maka semakin tinggi pula impulsive buying. Sebaliknya, semakin rendah kepribadian compliant maka semakin rendah impulsive buying. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa korelasi antara kepribadian aggressive dengan impulsive buying memiliki korelasi positif sebesar 0.156 dan signifikan sebesar 0.003. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kepribadian aggressive maka semakin tinggi juga impulsive buying. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah kepribadian compliant maka semakin rendah pula impulsive buying. Selanjutnya, hasil lain menunjukkan bahwa kepribadian detached dengan impulsive buying tidak memiliki korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa impulsive buying pada remaja berhubungan dengan kecenderungan kepribadian neurotik yaitu kepribadian compliant dan kepribadian aggressive. Kepribadian tersebut memiliki peranan yang cukup penting dalam menentukan tinggi rendahnya impulsive buying. Kepribadian merupakan suatu organisasi yang unik dan dinamis dari karakteristik seseorang, seperti fisik dan psikologis yang mempengaruhi perilaku dan tanggapan terhadap lingkungan sosial Schiffman, 2008. Remaja dengan kecenderungan kepribadian compliant memiliki karakteristik yang penurut dan memiliki ketakutan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dimusuhi oleh orang lain sehingga menurutnya harapan dan opini orang lain dinilai sangat penting bagi dirinya untuk dilakukan Olson Hergenhahn, 2011. Individu yang penurut tersebut akan mudah terpengaruh pada iklan yang ditampilkan dan membuatnya akan melakukan pembelian secara spontan tanpa berpikir terlebih dahulu. Steinberg 2012 mengatakan bahwa remaja lebih mudah terpengaruh oleh iklan. Hal ini didukung oleh pendapat Kumar 2012 bahwa individu dengan kepribadian compliant akan cukup terpengaruh dengan iklan yang memberikan tagline yang menonjol. Selain itu, individu yang memiliki kecenderungan kepribadian compliant cenderung berusaha untuk memenuhi harapan orang lain dan menganggap bahwa opini dari orang lain sangat penting Olson Hergenhahn, 2011. Sama halnya remaja yang berpikir bahwa apabila mereka dapat mengikuti trend, maka ia dapat diterima oleh teman sebayanya Sarwono, 2011. Pentingnya mengikuti trend ini membuat remaja sadar bahwa dukungan sosial dari teman sebaya sangat dipengaruhi oleh penampilan dan berdasarkan benda-benda yang dimiliki Hurlock, 2011. Oleh karena itu, remaja yang memiliki kepribadian compliant cenderung akan lebih mudah melakukan impulsive buying. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kepribadian aggressive memiliki hubungan terhadap impulsive buying pada remaja di Tarakan. Hal ini karena individu yang memiliki kepribadian aggressive menekankan kebutuhan utama dalam hidupnya adalah diakui dan menjadi terkenal tidak peduli berapa pun harga yang harus dibayar agar ia dapat mengungguli orang lain Olson Hergenhahn, 2011. Sama halnya dengan pemikiran remaja yang egosentris. Remaja yakin bahwa orang lain sibuk dengan diri mereka sebagai individu yang unik dan tak terkalahkan Albert Steinberg dalam King, 2016. Menurut Jersild 1998 hal ini disebabkan remaja sedang memasuki masa peka dan kecenderungan neurotiknya lebih tinggi dibandingkan di usia yang lainnya. Individu yang memiliki kepribadian ini takut untuk direndahkan, dipermalukan, diabaikan dan takut aibnya terkuat sehingga akan merugikan namanya Olson Hergenhahn, 2011. Sehingga ia akan melakukan apapun agar dirinya tampil menarik dan mendapatkan dukungan sosial dari teman sebayanya Hurlock, 2011 Hal ini membuat remaja pada umumnya akan mempunyai keinginan membeli yang tinggi Monks, 2014. Sehingga remaja di Tarakan yang memiliki kepribadian aggressive cenderung sulit menahan dorongan dalam dirinya untuk tidak melakukan pembelian pada produk yang dianggapnya menarik dan sedang ramai diperbincangkan oleh teman sebayanya. Berdasarkan hasil uji linier, menunjukkan bahwa hubungan antara kepribadian detached dan impulsive buying memiliki data yang tidak linier. Hal tersebut sejalan dengan teori yang mengungkapkan bahwa individu yang memiliki kepribadian detached yang tinggi cenderung mengihindari orang lain dan tidak ingin terikat pada siapa pun atau apa pun dan tidak ingin bergantung akan apa pun Feist Feist, 2010. Individu ini sangat menghargai kebebasan dan kemandirian serta sulitnya untuk didekati Feist Feist, 2010, sulitnya untuk didekati dan merupakan seorang yang bebas membuat individu yang memiliki kepribadian tersebut tidak mudah untuk terpengaruh oleh iklan dan tidak mudah untuk melakukan pembelian secara tiba-tiba. Remaja yang memiliki kepribadian ini tidak mudah untuk terpengaruh oleh trend dan harus membeli produk tersebut dengan segera. Remaja lain mengikuti trend agar diterima oleh teman sebayanya. Namun berbeda dengan individu yang memiliki kepribadian detached, ia bahkan tidak ingin berhubungan dengan orang lain dan menjauhi orang lain. 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN