budidaya tanaman padi sawah di Subak Dukuh, Desa Kapal, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perilaku
2.1.1. Definisi perilaku
Menurut Skinner seorang ahli psikologi yang dikutip Notoatmodjo 2007 merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap
stimulus rangsang dari luar. Dalam teori ini, terjadinya perilaku didasari oleh adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut
merespons. Oleh sebab itu, teori Skiner ini disebut teori “SOR” atau Stimulus
Organisme Respons. Skinner membedakan respon menjadi dua sebagai berikut. a
Responden respon atau flexive, yakni respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan stimulus tertentu. Stimulus semacam ini disebut
eleciting stimulation karena menimbulkan respon-respon yang relatif tetap. b
Operan respons atau instrumental respons, yakni respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu.
Perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforcer karena memperkuat respon.
Menurut Notoatmodjo 2007, dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua sebagai berikut.
a Perilaku tertutup covert behavior
Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuankesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang
menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
b Perilaku terbuka overt behavior
Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik practice yang mudah diamati atau dilihat orang lain.
Perilaku manusia didorong oleh motif tertentu. Dalam hal ini ada beberapa teori tentang perilaku yang dikemukakan oleh Machfoedz dan Suryani 2007 :
a Teori Naluri Instinc Theory
Menurut Mc Dougall perilaku itu disebabkan oleh naluri. Naluri merupakan perilaku yang innate, perilaku yang bawaan, dan naluri akan mengalami
perubahan karena pengalaman. b
Teori Dorongan Drive Theory Teori ini mengatakan bahwa organisme itu mempunyai dorongan-dorongan
drive tertentu. Dorongan-dorongan ini berkaitan dengan kebutuhan organisme yang kemudian mendorong organisme tersebut berperilaku untuk
memenuhi kebutuhannya. c
Teori Insentif Incentive Theory Teori ini mengatakan bahwa perilaku timbul karena adanya insentif atau
reinforcement. Terdapat dua Insentif yaitu positif dan negatif. Insentif positif adalah yang berkaitan dengan hadiah, sedangkan insentif negatif berkaitan
dengan sanksi atau hukuman. d
Teori Atribusi Teori ini menjelaskan tentang sebab-sebab perilaku yang terdiri dari faktor
internal motif, sikap, dll dan faktor eksternal budaya, geografis, dll.
2.1.2. Ruang lingkup perilaku
Perilaku manusia sangat kompleks dan mempunyai ruang linngkup yang sangat luas. Benyamin Bloom 1908 yang dikutip Notoatmodjo 2007, membagi
perilaku manusia ke dalam tiga domain ranah atau kawasan yaitu kognitif cognitive, afektif affective dan psikomotor psychomotor. Dalam
perkembangannya, teori ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan yakni pengetahuan, sikap dan penerapanpenerapan Notoatmodjo,
2007.
a. Pengetahuan
Notoatmodjo 2007 menyataan bahwa pengetahuan adalah hasil tahu yang terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yaitu melalui indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan dikategorikan
menjadi enam tingkat, sebagai berikut. 1.
Tahu Pengetahuan sebagai pengingat sesuatu yang telah dipelajari sesuatu yang
spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
2. Memahami
Pengetahuan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut
dengan benar.
3. Aplikasi
Pengetahuan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi yang real sebenarnya. Aplikasi ini diartikan sebagai
aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks dan situasi yang lain.
4. Analisis
Pengetahuan sebagai kemampuan untuk menjabarkan materi atau komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi dan
masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan membuat bagan,
membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. 5.
Sintesis Sintesis berkaitan dengan kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi
yang ada misalnya dapat menyusun, merencanakan, meningkatkan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumus-rumus
6. Evaluasi
Evaluasi ini
berkaitan dengan
kemampuan untuk
melakukan justifikasipenilaian terhadap suatu materi atau objek, penilaian-penilaian
itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri menggunakan kriteria yang ada.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau
responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatannya Notoatmodjo, 2007.
b. Sikap
Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap suatu stimulus atau objek, sehingga manifestasinya tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat
ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup tersebut. Sikap secara realitas menunjukkan adanya kesesuaian respon terhadap stimulus tertentu
Sunaryo, 2004 Menurut Allport sebagaimana dikutip dalam Notoatmojo 2007, sikap
mempunyai tiga komponen pokok, sebagai berikut 1. Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap suatu objek.
2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. 3. Kecenderungan untuk bertindak tend to behave
Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri atas berbagai tingkatan Notoatmodjo, 2007 sebagai berikut.
1. Menerima receiving
Menerima diartikan bahwa orang subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan
2. Merespon responding
Memberikan jawaban bila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha
untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas
dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut.
3. Menghargai valuing
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya seorang petani yang mengajak
petani yang lain untuk pergi bersama penyuluh melihat lahan atau mendiskusikan tentang tanaman padi, adalah suatu bukti bahwa petani tersebut
telah mempunyai sikap positif terhadap lahan pertaniannya. 4.
Bertanggungjawab responsible Bertanggungjawab merupakan bentuk sikap yang paling tinggi atas segala
yang telah dipilihnya dengan segala resiko. Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pertanyaan responden terhadap suatu objek atau juga dapat dilakukan dengan cara
memberikan pendapat dengan menggunakan setuju atau tidak setuju terhadap pernyataan-pernyataan objek tertentu Notoatmodjo, 2007.
Pernyataan sikap dapat berisi hal-hal yang positif mengenai objek sikap, yaitu bersifat mendukung atau memihak pada objek sikap. Pernyataan ini
disebut dengan pernyataan yang favourable. Sebaliknya pernyataan sikap juga dapat berisi hal-hal negatif mengenai objek sikap dan bersifat tidak mendukung
atau kontra terhadap objek sikap. Pernyataan seperti ini disebut dengan pernyataan yang unfavourabel. Suatu skala sikap sedapat mungkin diusahakan agar terdiri atas
pernyataan favorable dan tidak favorable dalam jumlah yang seimbang. Dengan