untuk imunisasi bayinya. Hasil penelitian secara umum menunjukkan petugas kesehatan dalam konteks sebagai motivator mayoritas adalah sering melakukan
upaya-upaya mengajak ibu untuk datang ke posyandu untuk membawakan bayinya guna memperoleh imunisasi.
Pemberian motivasi oleh petugas kesehatan penting dilakukan guna menumbuhkan kesadaran bagi ibu-ibu yang mempunyai bayi agar mau untuk
diimunisasi. Natoatmodjo 2010 menjelaskan bahwa motivasi merupakan sebagai kekuatan dari dalam individu yang mempengaruhi kekuatan atau petunjuk perilaku,
motivasi itu mempunyai arti mendorongmenggerakkan seseorang untuk berperilaku, beraktivitas dalam mencapai tujuan
5.5. Pengaruh Peran Petugas sebagai Fasilitator terhadap Partisipasi Ibu
terhadap Pemberian Imunisasi Bayi pada Desa Daerah Pegunungan di Kabupaten Pidie Jaya
Peran petugas sebagai fasilitator adalah bentuk aplikasi dari peran petugas dalam memfasilitasi ibu agar dapat memperoleh imunisasi. Usaha-usaha yang
dilakukan oleh petugas kesehatan bervariasi antara lain datang ke rumah ibu-ibu yang mempunyai bayi, datang setiap awal bulan untuk kontrol atau evaluasi keadaan bayi,
pemberian obat penurun panas setelah bayi di imunisasi. Hasil penelitian menunjukkan 61,6 ibu menilai petugas kesehatan kurang
berperan sebagai fasilitator. Hal ini terindikasi dari hanya kadang-kadang saja petugas kesehatan datang ke rumah ibu-ibu yang mempunyai bayi melakukan pengecekan dan
sosialisasi tentang imunisasi serta pemberian imunisasi secara langsung ke rumah-
Universitas Sumatera Utara
rumah, selain itu juga jarang petugas kesehatan datang pada awal bulan untuk melakukan kontrol pemberian imunisasi.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan peran petugas sebagai fasilitator terhadap pemberian imunisasi pada bayi p=0,009 tabel
4.10. demikian juga pengujian melalui uji chi square juga merupakan variabel yang mempunyai hubungan secara signifikan dengan pemberian imunisasi pada bayi.
Secara proporsi menunjukkan ibu dengan penilaian peran petugas sebagai fasilitator kategori baik 55,4 mempunyai partisipasi yang baik, sedangkan ibu dengan
penilaian peran petugas sebagai fasilitator kategori kurang 63,3 mempunyai partisipasi yang kurang. Hal ini mengindikasikan bahwa stimulus yang diberikan oleh
petugas kesehatan dalam konteks perannya sebagai fasilitator ternyata dapat memberikan kontribusi terhadap kemauan untuk membawakan bayinya untuk di
imunisasi, minimal bersedia meluangkan waktunya untuk membawakan bayinya ke posyandu.
Peran sebagai fasilitator merupakan variabel paling dominan memengaruhi partisipasi ibu dalam pemberian imunisasi bayi, dan secara parsial dari tiga variabel
yang menjadi model regresi logistik berganda yang memengaruhi partisipasi ibu terhadap pemberian imunisasi mempunyai pengaruh sebesar 29,9. Artinya jika
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan dalam konteks sebagai fasilitator seperti mengunjungi rumah-rumah ibu yang mempunyai bayi untuk
mengingatkan dan memberikan imunisasi langsung, merupakan upaya yang sangat efektif untuk menumbuhkan partisipasi ibu dalam pemberian imunisasi pada bayinya.
Universitas Sumatera Utara
Selain itu kegiatan lain yang dinilai efektif adalah memberikan obat penurun panas sekaligus kepada bayi yang telah diimunisasi, dan diajarkan kepada ibu cara
pemberian obat penurun panas, dan jadwal pemberian obatnya.
5.6. Pengaruh Peran Petugas sebagai Konselor terhadap Partisipasi Ibu