Bab 8: Kesehatan Kelenjar Endokrin
163
Zona glomerulosa berperan menghasilkan hormon aldosteron yang berfungsi memfasilitasi reabsorpsi ion natrium Na
+1
oleh tubulus ginjal. Sodium merupakan ion utama yang menyusun elektrolit tubuh
dan secara terus menerus dikeluarkan lewat urin dan perkeringatan. Mekanisme regulasi kadar ion sodium dalam darah adalah sbb.: Sel
khusus yang terdapat pada dinding pembuluh darah ginjal juxtaglomerular cells berperan sebagai osmoreseptor untuk
memantau kadar ion sodium dalam darah. Jika kadar sodium dalam darah turun osmolaritas menurun, maka sel tersebut mengeluarkan
ensim renin yang berperan mengubah angiotensinogen menjadi angiotensin I. Angiotensin I kemudian diubah menjadi angiotensin II
oleh converting enzyme. Angiotensin II merupakan hormon yang berperan merangsang sel korteks adrenal untuk mensintesis dan
mensekresikan hormon aldosteron. Aldosteron berperan merangsang sel-sel tubulus distalis ginjal untuk meningkatkan
reabsorpi ion sodium dalam urin sehingga kadar sodium dalam darah kembali seimbang normal. Kelebihan aldosteron akan
menyebabkan meningkatnya retensi penimbunan ion natrium dan air, dan kehilangan ion kalium K
+1
. Zona fasciculata dan reticularis menghasilkan kortikosteroid
kortikoid, atau kortisol, atau hidrokortison. Kortisol berperan untuk: 1. Meningkatkan pemanfaatan protein menjadi sumber energi dan
panas 2. Antialergi
3. Antiinflamasi antiradang
4. Retensi ion Na. 5. Kelebihan kortisol menyebabkan metabolisme protein meningkat
sehingga metabolisme karbohidrat menurun. Kelebihan ACTH menyebabkan Cushings disease, dengan gejala
retensi air dan ion Na
+1
meningkat sehingga terjadi edema pembengkakan jaringan yang berisi air, tekanan darah meningkat.
Hipofungsi kelenjar adrenal menyebabkan Addisons disease dengan gejala antara lain; tekanan darah menurun, berat badan hilang, otot
lemah, dan muntah-muntah. Penyalah gunaan kortikosteroid sebagai doping.
8.6. Ovarium
Ovarium berperan mensintesis dan mensekresikan hormon estrogen E
2
dan progesteron P. Estrogen disintesis dan disekresikan oleh
Di unduh dari : Bukupaket.com
Bab 8: Kesehatan Kelenjar Endokrin
164
folikel ovarium. Estrogen bersifat sebagai endokrin, parakrin, atau autokrin. Estrogen berasal dari kolesterol. Estrogen ada 3 macam
yaitu: 17ß-estradiol, estrone, dan estriol, yang paling banyak dijumpai adalah 17ß-estradiol. Estrogen berperan sebagai feedback
positip yaitu memacu proliferasi sel granulosa, meningkatkan jumlah reseptor FSH pada sel granulosa, dan berperan sebagai feedback
negatif yaitu menurunkan sekresi FSH-RH dari hipotalamus dan FSH dari pituitaria, serta memelihara sifat kelamin sekunder.
Progesteron disintesis dan disekresikan oleh korpus luteum dirangsang oleh LH pada siklus menstruasi normal, sedangkan
pada saat ada kehamilan sintesis dan sekresi progesteron oleh korpus luteum juga dirangsang oleh chorionic gonadotropin CG
yang dihasilkan plasenta. Fungsi utama hormon progesteron adalah mengatur panjang pendeknya siklus estrus, menyiapkan uterus
untuk implantasi, pertumbuhan kelenjar susu, dan sifat keibuan. Disamping itu, korpus luteum juga menghasilkan hormon relaksin
yang berperan melebarkan relaksasi simpisis pubis tulang panggul dan servik uteri.
Aplikasi pemanfaatan hormon E
2
dan P dalam kehidupan sehari-hari antara lain untuk: kontrasepsi oral pil estrogen, atau kombinasi
estrogen dan progestin, injeksi estrogen, implan progesteron. 8.7. Pankreas
Pulau Langerhans pankreas merupakan bagian pankreas yang bersifat sebagai kelenjar endokrin, sedangkan bagian asinar bersifat
sebagai kelenjar eksokrin. Sel β beta pulau Langerhans pankreas
berperan menghasilkan hormon insulin. Insulin merupakan faktor hipoglikemik artinya sebagai faktor yang menyebabkan penurunan
kadar glukosa darah. Pada kondisi glukosa darah meningkat misalnya saat setelah makan yang lebih banyak mengandung unsur
karbohidrat, maka akan merangsang sekresi insulin dan mencegah sekresi glukagon. Insulin bekerja meningkatkan afinitas molekul
karier didalam membran sel dengan glukosa sehingga mempermudah dan mempercepat masuknya glukosa ke dalam sel.
Setelah glukosa berada di dalam sitoplasma, selanjutnya jika tidak dimanfaatkan sebagai sumber energi, oleh insulin akan disintesis
menjadi glikogen cadangan glukosa di dalam beebagai sel hati, otot, atau jaringan lain. Sel α alfa pulau Langerhans pankreas
menghasilkan hormon glukagon. Glukagon bekerja sebagai faktor
Di unduh dari : Bukupaket.com
Bab 8: Kesehatan Kelenjar Endokrin
165
hiperglikemik artinya sebagai faktor yang menyebabkan meningkatnya kadar glukosa darah, karena glukagon berperan
merangsang proses glikogenolisis dan glukoneogenesis. Glukagon bersifat lebih poten daripada epinefrin adrenalin. Penurunan kadar
glukosa darah dikenali oleh sel
α pankreas berperan menghasilkan hormon glukagon. Hormon glukagon berperan merangsang
pembebasan glukosa dari glikogen terutama di sel hati sehingga kadar gula darah kembali normal.
Disamping memacu pembebas-an insulin oleh pankreas, kadar glukosa darah juga mempengaruhi perilaku makan. Mekanisme
pengaturan kontrol perilaku makan adalah sebagai berikut: kadar glukosa darah mempengaruhi glukostat yaitu pusat kenyang satiety
center. yang terdapat pada basal hipotalamus. Pusat ini menghambat hipotalamus lateral yang merupakan pusat makan
feeding center. Pada kondisi kadar glukosa darah rendah, pusat kenyang tidak lagi menghambat pusat makan sehingga memacu
pusat tersebut dan timbul keinginan untuk makan nafsu makan. Akibat dari pengambilan makanan, maka kadar glukosa darah
meningkat dan kembali normal. Kelainan gangguan sintesis dan sekresi insulin menyebabkan
penyakit diabetes mellitus DM atau kencing manis. Pada penderita DM ditandai dengan gejala meningkatnya kadar glukosa darah.
Gejala lain yang mengikuti antara lain terdapat glukosa dalam urin glukosuria, rasa haus dan banyak minum polidipsia, lapar dan
banyak makan polifagia, volume air kencing meningkat poliuria, luka sukar sembuh, dan impotensi.
8.8. Saluran Pencernaan