anak dengan dispepsia fungsional dianjurkan untuk mendapatkan obat penetralisir asam lambung seperti antasida dan penghambat pompa proton
atau obat prokinetik seperti cisaprid dan metoklopramid. Pendekatan biopsikososial pada dispepsia fungsional berfokus pada
penanganan gejala dengan menilai faktor psikososial yang memperberat gejala. Penilaian dilakukan tidak hanya pada anak tetapi juga keluarganya.
19
1
Bila anak masih menunjukkan gejala klinis mskipun telah diberikan pengobatan maka penatalaksanaan yang dilakukan meliputi modifikasi
lingkungan, relaksasi, psikoterapi, hipnoterapi atau biofeedback.
15
2.2 Gangguan Tidur
2.2.1 Tidur
Tidur merupakan suatu keadaan di bawah sadar, di mana individu tersebut dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan
rangsang lainnya. Kegunaan tidur belum sepenuhnya diketahui, tetapi tidur merupakan proses penting dalam konsolidasi ingatan serta proses
penyembuhan. Gangguan tidur sangat sering terjadi dan hampir 40 populasi yang mempunyai masalah tidur selama satu tahun dengan
penyebab utamanya adalah masalah psikologis. Gangguan tidur memiliki dampak kehidupan individu yang
bersangkutan, pertama akan mengurangi daya tahan tubuh sehingga
20
Universita Sumatera Utara
peluang terhadap munculnya sejumlah penyakit dan kecemasan, sebab tubuh manusia telah diciptakan sedemikian sempurna yang secara alamiah
telah diatur oleh metabolism fisik yang akan mempengaruhi kesehatan. Fisik dan mental seseorang akan sehat jika terdapat keteraturan antara terjaga
dan tidur.
5,21,22
2.2.2 Fase Dalam Tidur
Penilaian aktivitas tidur dapay dinilai dengan pengukuran elektrofisiologik memakai Electroencephalogram EEG, Elektromyogram EMG, dan
Electrooculogram EOG, serta pemantauan terhadapt denyut jantung, pernafasan dan konduktifitas kulit.
Tidur terdiri atas dua keadaan fisiologis yaitu Nonrapid eye movement NREM dan Rapid eye movement REM.
20
Tipe NREM dibagi dalam 4 stadium yaitu:
23
1. Tidur stadium Satu :
23
Fase ini merupakan antara fase terjaga dan fase awal tidur.Fase ini didapatkankelopak mata tertutup, tonus otot berkurang dan tampak
gerakanbola matakekanan dan kekiri.Fase ini hanya berlangsung 3-5 menit dan mudah sekali dibangunkan.Gambaran EEG biasanya terdiri
dari gelombang campuran alfa,betha dan kadang gelombang theta dengan amplitudo yang rendah.
Universita Sumatera Utara
2. Tidur stadium dua: Pada fase ini didapatkan bola mata berhenti bergerak, tonus otot
masih berkurang, tidur lebih dalam dari pada fase pertama.Gambaran EEG terdiri dari gelombang theta simetris. Terlihat adanya gelombang
sleep spindle, gelombang verteks dan komplek K 3. Tidur stadium tiga:
Fase ini tidur lebih dalam dari fase sebelumnya. Gambaran EEG terdapat lebih banyak gelombang delta simetris antara 25-50 serta
tampak gelombang sleep spindle. 4. Tidur stadium empat:
Merupakan tidur yang dalam serta sukar dibangunkan. Gambaran EEG didominasi oleh gelombang delta sampai 50 tampak
gelombang sleep spindle. Pada tidur REM terjadi gerakan mata yang cepat dan acak, bermimpi
ditandai oleh gambaran yang kacau dan pikiran yang tidak logis dan umumnya tidak disimpan dalam ingatan. Dengan gambaran EEG
menunjukkan aktivitas cepat bertegangan rendah dan acak dengan gelombang seperti gigi gergaji.
23
2.2.3. Gangguan Tidur