gejala berupa ansietas yang hebat, jantung berdebar-debar, nafas cepat, pupil melebar dan berkeringat. Episode ini dapat berulang,
setiap episode lamanya berkisar 1 – 10 menit, dan biasanya terjadi pada sepertiga awal tidur malam.
23
2.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi tidur
Kualitas tidur dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain: a. Kesakitan
22
Orang yang sakit membutuhkan tidur dan istirahat yang lebih dari orang yang normal.Keadaan nyeri dapat mempengaruhi kuantitas
dan kualitas tidur. b. Usia
Pada orang usia lanjut mengalami penurunan fungsi organ tubuh sehingga mudah terjadi gejala depresi yang menyebabkan
gangguan tidur.
2.2.5 Aspek-aspek Gangguan Tidur
Terdapat beberapa aspek dalam gangguan tidur yaitu: 1. Aspek Psikologis dan Biologis
20
Kedua aspek ini terkadang menyatu menjadi bentuk psikosomatik, sehingga berdampak terhadap aspek biologis dan psikologis,
Universita Sumatera Utara
misalnya seseorang mengalami jantung berdebar dan demam akan cenderung mengalami gangguan tidur.
2. Aspek Fisik Beberapa penyakit fisik seperti asma, maag, rheumatik, ginjal dan
tiroid dapat menyebabkan gangguan tidur. 3. Aspek Psikologis
Masalah seseorang terhadap sesuatu akan mempengaruhi system saraf pusat, jika ambang psikologisnya rendah akan terjadi
gangguan tidur.
2.2.6 Tata Laksana
Secara umum, langkah awal untuk mengatasi gangguan tidur akibat kondisi medik atau psikiatrik adalah dengan mengoptimalkan terapi terhadap
penyakit yang mendasarinya.Cara farmakologik dan nonfarmakologik diperlukan untuk terapi gangguan tidur, namun penatalaksanaan utama
umumnya mencakup aspek nonfarmakologik.Pada beberapa gangguan tidur tertentu, dibutuhkan penanganan-penanganan khusus.
Tatalaksana nonfarmakologik gangguan tidur antara lain adalah melalui mengaturan higiene tidur, terapi pengontrolan stimulus, sleep
restriction therapy, terapi relaksasi dan biofeedback.Higiene tidur bertujuan untuk memberikan lingkungan dan kondisi yang kondusif untuk tidur, dan
merupakan aspek yang mutlak dimanipulasi pada tatalaksana gangguan
20,22,23
Universita Sumatera Utara
tidur, Terapi pengontrolan stimulus bertujuan untuk memutus siklus masalah yang sering dikaitkan dengan memulai atau jatuh tidur. Sleep restriction
therapy merupakan pembatasan waktu di tempat tidur yang dapat membantu mengkonsolidasikan tidur, Terapi ini bermanfaat untuk pasien yang berbaring
di tempat tidur tanpa bisa tertidur. Terapi relaksasi dan biofeedback merupakan terapi hipnosis diri, relaksasi progresif, dan latihan nafas dalam
sehingga terjadi keadaan relaks cukup efektif untuk memperbaiki tidur. Pasien membutuhkan latihan yang cukup dan serius.
Beberapa gangguan tidur memerlukan perhatian khusus dalam penatalaksanaannnya. Pada psychophysiologic insomnia, terapi atau
penanganannya antara lain adalah melakukan edukasi kepada individu tentang prisip higiene tidur, menginstruksikan kepada mereka untuk
menggunakan tempat tidur hanya untuk tidur dan keluar dari tempat tidur jika belum dapat tidur stimulus, dan diajarkan bagaimana teknik relaksasi untuk
mengurangi ansietasnya. Medikasi hipnosis jarang dibutuhkan. Terapi parasomnia meliputi edukasi kepada orangtua dan memberikan dukungan,
menghindari faktor yang dapat mempengaruhi. Farmakoterapi dan atau psikoterapi jarang dibutuhkan.
22
20,22,23
Universita Sumatera Utara
2.3 Sleep Disturbances Scale for Children SDSC
Sleep Disturbances Scale for Children SDSC merupakan salah satu metode diagnosis gangguan tidur yang berupa kuesioner yang ditanyakan ke ibu
dengan anak yang diduga mengalami gangguan tidur. Kuesioner ini dibuat untuk standarisasi penelitian terhadap gangguan tidur anak-anak dan remaja
dengan menggunakan skoring tidur. Metode ini dapat digunakan untuk menentukan gangguan tidur pada
anak usia 8,5 – 18,3 tahun. Kuesioner SDSC terdiri dari 26 pertanyaan, dinilai dalam 5 poin skala intensitas atau frekuensi.Penilaian SDSC ini dilakukan
dengan menggunakan angka mulai dari 1 sampai dengan 5. :
25
- Angka 1 adalah tidak pernah
25
- Angka 2 adalah jarang 1 atau 2 kali per bulan atau kurang - Angka 3 adalah kadang-kadang 1 atau 2 kali seminggu
- Angka 4 adalah sering 3 sampai 5 kali seminggu - Angka 5 adalah selalu setiap hari.
Setelah itu nilai akan dijumlahkan dan dipadatkan penilaian adanya gangguan tidur pada anak. Total angka gangguan tidur didapatkan dengan
menjumlahkan seluruh angka faktor tidur. Gangguan tidur anak dibagi menjadi 2 kategori : 1 tidak ada gangguan tidur 70; 2 ada ganguan tidur
70. Pada SDSC mengemukakan enam kategori gangguan tidur,yaitu 1
gangguan memulai dan mempertahankan tidur; 2 gangguan pernapasan
25
Universita Sumatera Utara