Proses Terjadinya Kecemasan KECEMASAN

sering muncul, seperti kecenderungan merespon terlalu cepat dengan berbicara tanpa berpikir panjang. d. Afektif seperti individu akan mudah tersinggung serta mengalami kesulitan tidur, terkadang suasana hati tersebut dibawa dalam perasaan yang dalam sehingga individu menjadi panik dan menimbulkan rasa ingin lari dari situasi tersebut. Hampir sama dengan pendapat tersebut, Harber dkk 1984 juga mengemukakan beberapa indikator dari kecemasan, seperti: a. Kognitif berhubungan dengan pikiran seseorang meliputi kesulitan untuk konsentrasi dan kesulitan dalam membuat keputusan. b. Motorik berhubungan dengan perilaku seseorang meliputi gemetar, menggerak-gerakkan anggota tubuh secara tidak beraturan, berjalan tergesa-gesa, menggeliat-geliat, tics, menggigit bibir, menggigit jari, memukul-mukulkan jari dan gugup. c. Somatik berhubungan dengan reaksi fisik atau biologis meliputi sesak nafas, mulut kering, tangan dan kaki dingin, sering buang air kecil, berkeringat berlebihan, ketegangan otot terutama di kepala, leher, bahu, dan dada dan gangguan pencernaan. d. Afektif berhubungan dengan emosi seseorang, meliputi perasaan tidak tenang atau gelisah dan khawatir terus menerus terhadap sesuatu bahaya yang akan menimpanya. Selain itu Rathus dan Nevid 1991 juga mengemukakan 4 bentuk dari kecemasan yaitu : a. Fisik yaitu tangan gemetar, telapak tangan berkeringat, mulut terasa kering, sulit bernapas, banyak berkeringat, jantung berdebar-debar dan suara bergetar. b. Afeksi yaitu perasaan takut, gelisah, khawatir, cemas, perasaan sangat tegang dan mudah marah. c. Kognitif yaitu sulit berkonsentrasi, mudah bingung, tidak teraturnya gagasan yang ingin disampaikan dan bahasa yang digunakan menjadi tidak teratur. d. Perilaku reaksi menghindar dan menutup diri dari situasi sosial, tidak percaya diri, tergantung pada orang lain, gugup dan sulit berbicara dengan lancar. Supratiknya 1995 juga mengutarakan beberapa indikator kecemasan, yaitu : a. Senantiasa diliputi ketegangan, rasa was-was, dan keresahan yang bersifat tidak menentu diffuse uneasiness. b. Terlalu peka mudah tersinggung dalam pergaulan, dan sering merasa tidak mampu, minder, depresi serba sedih. c. Sulit berkonsentasi dan mengambil keputusan, serba takut salah. d. Rasa tegang menjadikan yang bersangkutan selalu bersikap tegang- lamban, bereaksi secara berlebihan terhadap rangsangan yang datang