propil paraben pada formula bertujuan untuk mencegah timbulnya jamur dan mikroorganisme pada sediaan emulgel. Jika pada fase air terkontaminasi bakteri
maka akan menyebabkan ikatannya dengan bagian polar pada span 80 rusak sehingga ikatan yang semula terbentuk antara tween 80 dan span 80 tidak kuat.
Hal tersebut akan memberikan dampak ketidakstabilan pada rantai hidrokarbon dan mengakibatkan adanya coalesense pada sediaan emulgel.
D. Uji pH
Untuk memastikan sediaan emulgel minyak daun cengkeh ini tidak mengiritasi kulit maka salah satunya perlu dilakukan pemeriksaan pH sediaan. pH
sediaan yang diharapkan adalah berada pada rentang pH kulit yaitu 4,5 – 6,5 Anief, 2000.
Berikut merupakan hasil pengukuran pH sediaan emulgel minyak daun cengkeh:
Tabel VIII. Hasil Pengukuran pH Formula
Rata-rata pH ± SD
Formula 1 5,5 ± 0
Formula a 5,5 ± 0
Formula b 5,5 ± 0,25
Formula ab 5,5 ± 0
Dari hasil pengukuran pH tersebut, dapat diketahui bahwa pH keempat formula sediaan emulgel minyak daun cengkeh berada dalam rentang pH kulit,
sehingga dapat meminimalkan resiko iritatif pada kulit.
E. Uji Iritasi Primer
Pengujian iritasi dilakukan dengan metode Draize dengan menggunakan
hewan uji kelinci. Pada bagian kanan punggung kelinci yang telah dicukur dan dibuat area seluas 2,54 x 2,54 cm, diolesi sediaan emulgel minyak daun cengkeh
sebanyak 0,5 gram. Pada bagian kiri punggung kelinci diberi basis sebagai kontrol negatif dan ada satu bagian yang dibiarkan tanpa perlakuan sebagai pembanding
keadaan awal kulit kelinci sebelum diberi perlakuan. Pengamatan dilakukan pada 24 dan 72 jam untuk melihat apakah sediaan emulgel menyebabkan iritasi atau
tidak. Parameter penilaian untuk menentukan apakah terjadi iritasi atau tidak adalah dengan melakukan scoring pada eritema dan edema yang muncul.
Gambar 9. Hasil Uji Iritasi Primer Menggunakan Kelinci
Keterangan: 1 = area tanpa perlakuan 2 = area yang diolesi basis
3 = area yang diolesi sediaan emulgel 2
1 3
Hasil pengujian selama 24 dan 72 jam menunjukkan bahwa tidak terjadi eritema dan edema, baik pada bagian kulit yang diolesi sediaan emulgel maupun
pada bagian kulit yang diolesi basis. Hal ini berarti emulgel minyak daun cengkeh tidak menimbulkan iritasi primer pada pengujian dengan hewan uji kelinci.
F. Uji Sifat Fisik Emulgel Minyak Daun Cengkeh
Agar dapat diterima oleh masyarakat, emulgel harus memenuhi kriteria sifat fisik emulgel yang baik. Parameter sifat fisik emulgel dilihat dari daya sebar
dan viskositas emulgel yang diuji 48 jam setelah pembuatan. Uji daya sebar dilakukan untuk menjamin pemerataan emulgel saat
diaplikasikan pada kulit. Daya sebar merupakan karakteristik penting dalam formulasi yang mempengaruhi penerimaan konsumen karena bertanggung jawab
terhadap kemudahan saat diaplikasikan pada kulit. Dalam sediaan emulgel ini, kemudahan pengaplikasian ditunjukkan ketika sediaan dioleskan tanpa tekanan
yang terlalu kuat, emulgel sudah cukup menyebar dengan baik. Daya sebar yang diinginkan berada pada range 3 – 5 cm.
Profil daya sebar dapat menggambarkan viskositas masing-masing formula. Dalam sediaan semisolid, daya sebar cenderung berkorelasi negatif
dengan viskositas. Dengan meningkatkan viskositas biasanya akan menurunkan daya sebar suatu sediaan semi solid Grag et al., 2002.
Viskositas merupakan salah satu faktor yang penting untuk dievaluasi dalam sediaan emulgel karena mempengaruhi kemudahan emulgel untuk mengalir
saat proses filling maupun saat emulgel dituang dari kemasannya untuk digunakan. Pengukuran viskositas dilakukan menggunakan alat viscometer RION
seri VT-04. Tujuan pengukuran viskositas adalah untuk melihat profil kekentalan emulgel yang dilakukan 48 jam setelah pembuatan. Viskositas sediaan yang
diinginkan adalah 200 – 300 dPa.s.
Tabel IX. Hasil Uji Sifat Fisik Emulgel Minyak Daun Cengkeh Formula
Daya Sebar cm Viskositas dPa.s
Formula 1 3,64 ± 0,08
183,33 ± 7,64
Formula a 3,50 ± 0,23
230,00 ± 10,00
Formula b 3,95 ± 0,11
160,00 ± 10,00
Formula ab 3,56 ± 0,09
216,67 ± 20,82 Keterangan:
Formula 1 : level rendah Carbopol
®
940, level rendah propilen glikol Formula a
: level tinggi Carbopol
®
940, level rendah propilen glikol Formula b
: level rendah Carbopol
®
940, level tinggi propilen glikol Formula ab : level tinggi Carbopol
®
940, level tinggi propilen glikol
Dari tabel tersebut didapatkan informasi untuk respon daya sebar bahwa peningkatan penggunaan Carbopol
®
940 baik pada level rendah maupun level tinggi propilen glikol cenderung menurunkan respon daya sebar emulgel. Berbeda
dengan peningkatan penggunaan propilen glikol, baik pada level rendah maupun level tinggi Carbopol® 940 cenderung meningkatkan respon daya sebar emulgel.
Untuk respon viskositas, dari tabel tersebut diperoleh informasi bahwa seiring dengan peningkatan penggunaan Carbopol
®
940, baik pada level rendah maupun level tinggi propilen glikol cenderung meningkatkan respon viskositas
emulgel. Sementara itu, peningkatan penggunaan propilen glikol, baik pada level
rendah maupun level tinggi Carbopol
®
940 cenderung menurunkan respon viskositas emulgel.
Viskositas tertinggi diperoleh pada formula a sedangkan viskositas terendah pada formula b. Seiring dengan hasil uji viskositas, untuk respon daya
sebar dari keempat formula dapat diketahui bahwa daya sebar terbesar pada formula b sedangkan yang paling kecil adalah formula a. Disimpulkan juga bahwa
ada 2 formula, yaitu formula a dan formula ab yang menghasilkan respon yang berada dalam range yang diinginkan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa perlu
dilanjutkan ke studi optimasi untuk mendapatkan area optimum berdasarkan superimposed contour plot.
G. Pengaruh Carbopol® 940 dan Propilen Glikol terhadap Sifat Fisik