Gambar 3. Bentuk Molekul Carbopol Setelah Dinetralisasi Uncoiled State Noveon, 2002
C. Propilen Glikol
Propilen glikol merupakan humectant yang biasa digunakan pada kosmetik. Humectant adalah bahan kosmetik yang dapat mempertahankan
kandungan air pada lapisan kulit terluar, yang bersifat higroskopis sehingga mampu mempertahankan kelembaban saat diaplikasikan ke permukaan kulit
Zocchi, 2011. Propilen glikol mengandung tidak kurang dari 99,5 C
3
H
8
O
2
, dengan pemerian berupa cairan kental yang jernih, praktis tidak berbau, serta
menyerap air pada udara lembab. Propilen glikol dapat bercampur dengan air, aseton, alkohol dan kloroform, larut dalam eter dan beberapa minyak essensial,
tetapi tidak dapat bercampur dengan minyak lemak Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995. Dari data Potential Chronic Health Effects dalam
Material Safety Data Sheet , propilen glikol tidak menimbulkan efek carcinogenic,
mutagenic, maupun teratogenic.
Gambar 4. Struktur Propilen glikol Rowe, Sheskey, dan Quin, 2009
Dibandingkan gliserol, propilen glikol memiliki viskositas yang lebih rendah dengan bobot molekul lebih kecil, serta kemampuan menguap yang tinggi
Sagarin, 1957. Propilen glikol digunakan sebagai humectant pada konsentrasi 10 sampai 20 Voigt, 1984, sedangkan untuk pengawet sebesar 15 sampai
30 Rowe, Sheskey, dan Quin, 2009. Propilen glikol merupakan bahan
kosmetik yang tidak berbahaya, tidak menyebabkan iritasi lokal bila diaplikasikan ke membran mukosa, subkutan, atau injeksi intramuskular, dan tidak
menyebabkan reaksi hipersensitivitas pada pemakaian 38 propilen glikol secara topikal, serta aman digunakan sampai dengan konsentrasi lebih dari 50 Barel,
Paye, dan Maibach, 2001.
Tabel II. Kegunaan Propilen glikol Rowe, Sheskey, dan Quin, 2009 Kegunaan
Bentuk Sediaan Konsentrasi
Humectant Topikal
≈ 15 Preservative
Solusio, semisolid 15 – 30
Solvent atau cosolvent Solusio aerosol
10 – 30 Solusio oral
10 – 25 Parenteral
10 – 60 Topikal
5 – 80
D. Minyak Daun Cengkeh
Daun cengkeh merupakan hasil dari pohon cengkeh yang belum banyak dimanfaatkan dibandingkan dengan bunga atau tangkai cengkeh yang banyak
digunakan untuk industri rokok dan makanan Jayanudin, 2011. Daun cengkeh mengandung minyak atsiri yang bernilai ekonomis tinggi.
Kandungan kimia minyak cengkeh bervariasi tergantung dari bagian tanaman mana minyak cengkeh tersebut dihasilkan, begitu pula besar
konsentrasinya Lis-Balchin, 2006. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia 2006, minyak daun cengkeh mempunyai kadar eugenol minimal 78 dan β-
caryophyllene minimal 17 . Ada beberapa metode isolasi minyak atsiri dari
daun cengkeh yaitu ekstraksi, penyulingan dengan air, penyulingan dengan uap, dan penyulingan uap dan air yang masing-masing metode memiliki kelebihan dan
kelemahan serta efektivitas produksi yang berbeda Jayanudin, 2011.
Tabel III. Kandungan Kimia Minyak Cengkeh Lis-Balchin, 2006 Kandungan
kimia Kuncup bunga
cengkeh Gagang cengkeh
Daun cengkeh
Eugenol 82 – 88
85 – 90 72 – 90
Eugenol asetat 11 – 27
Kurang dari 5 Kurang dari 10
ß- caryophyllene Kurang dari 11
2,5 – 3,5 15 – 19
α-humulene Kurang dari 2
0,3 – 0,4 1,5 – 2,5
Dari penelitian yang pernah dilakukan oleh Gupta, Garg, Uniyal, dan Kumari 2008, disebutkan bahwa minyak cengkeh memiliki daya antibakteri
pada beberapa mikroba patogen seperti: S. aureus, S. epidermidis, Bacillus subtilis, B. cereus, Bacillus sp., Kleibsiella sp., Listeria monocytogenes, dan
Micrococcus aerogenosa.
E. Staphylococcus epidermidis